Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta sekolah tidak terlalu membebani siswa, terutama dalam aspek biaya dalam penyelenggaraan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).  

"Sebenarnya, sudah disampaikan Kepala Dinas Pendidikan untuk melarang (kewajiban) pembelian seragam baru, kemudian termasuk ospek, dan sebagainya," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Rabu.

Istilah ospek (orientasi studi dan pengenalan kampus) biasanya untuk perguruan tinggi, sedangkan untuk sekolah dulu disebut masa orientasi siswa (MOS) sebelum diganti istilahnya menjadi MPLS.

Menurut dia, ospek atau MPLS sebagaimana biasanya akan meminta siswa untuk membuat atau membawa barang-barang tertentu yang akhirnya membuat siswa harus membeli apa yang disyaratkan.

"Akhirnya, ospek buntut-buntutnya ke biaya juga. Kan suruh buat apalah. Saya minta jangan sampai terjadi lagi," tegas perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang tersebut.

Ia mengatakan bahwa sekarang ini sudah memasuki masa endemi COVID-19 sehingga kegiatan pembelajaran sudah bisa berlangsung secara penuh di sekolah, dan tidak seperti saat pandemi.
   
"Ini kan sudah endemi ya sehingga sudah mulai pembelajaran penuh di sekolah. Kami harapkan mereka bisa 'concern' belajar. Guru-guru dan kepala sekolah bener-bener 'concern'," katanya.

Selain itu, Ita juga meminta sekolah mengawali masa tahun ajaran baru dengan kegiatan-kegiatan, seperti menanam hingga edukasi mengenai berbagai hal, mulai anemia hingga stunting.

"Kalau perlu jangan pakai ospek gitu. Suruh aja mereka menanam, kan lebih punya manfaat ya. Tidak harus ospek yang macem-macem, dikasih (aksesoris) apa, dikasih apa begitu," katanya.

Tahun ajaran baru 2023/2024 sudah dimulai, dan para siswa sekolah, mulai jenjang SD hingga SMA sederajat di Kota Semarang sudah mulai masuk pada 17 Juli 2023 untuk memulai pembelajaran.

Sebelum memasuki kegiatan pembelajaran, sekolah melaksanakan MPLS untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah.

 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024