Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz memberikan motivasi kepada warga untuk pantang menyerah dalam mengembangkan wirausaha.

"1.500 wirausaha per tahun itu sebetulnya belum memenuhi jika disebut kota yang maju. Kota maju itu harus 10 persen jumlah penduduknya adalah pengusaha. Kita masih jauh, maka kita kejar, setidaknya 5-10 setiap RT harus jadi pengusaha," katanya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Rabu.

Pemkot Magelang menargetkan tercipta 1.500 wirausaha baru setiap tahun.

"Kalau betul itu terjadi Kota Magelang luar biasa. Pasti bisa. Karena Kota Magelang kota yang sejarah, mencetak orang-orang hebat. Jangan takut, jadi pengusaha itu memang salah satu hambatannya takut gagal. Tidak ada yang berhasil tanpa kegagalan terlebih dahulu," katanya.

Ia mengatakan hal itu saat acara wisuda 500 wirausaha baru di GOR Samapta, Kompleks Gelora Sanden Kota Magelang, Selasa (18/7). Mereka terdiri atas wirausaha yang dilatih di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Dinasker) Kota Magelang 225 orang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan 107 orang, Dinas Pertanian 31 orang, Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata 23 orang, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 14 orang, dan masyarakat umum 100 orang.

Ia menyilakan para wisudawan dan wisudawati meminjam modal ke lembaga perbankan milik pemerintah daerah, yakni Bank Magelang dan Bank Jateng, dengan bunga rendah untuk mengembangkan bisnis masing-masing.

Kepala Disnaker Kota Magelang Wawan Setiadi menjelaskan wisuda kali ini angkatan ke-2 (Batch #2). Pada Desember 2022 Disnaker Kota Magelang mewisuda 500 wirausaha baru. Kegiatan juga dihadiri perwakilan Disnaker Provinsi Jateng Candra Yuliawan.

Ia mengatakan pelatihan kerja hingga wisuda tersebut upaya Pemkot Magelang dalam rangka menekan angka pengangguran terbuka di daerah setempat. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka di Kota Magelang mencapai 8,73 persen atau sekitar 4.600 orang pada 2021. Pada 2022, tingkat pengangguran terbuka turun sekitar dua persen menjadi 6,71 persen daripada Tahun 2021.

"Hal ini menjadi kebanggaan kita bersama, capaian tersebut menjadikan Kota Magelang sebagai salah satu dari dua kota terbaik dengan kinerja penurunan pengangguran di Jawa Tengah," ungkap dia.

Dia mengatakan pencapaian tersebut berkat kerja sama seluruh komponen di Kota Magelang serta kebijakan-kebijakan Wali Kota Magelang, Wakil Wali Kota Magelang, dan semua OPD yang gotong royong mengatasi pengangguran terbuka.

"Pelatihan-pelatihan kerja, baik yang diadakan di BLK Disnaker maupun OPD lainnya, ini merupakan kolaborasi dan sinergi antar-OPD, serta hasil 'Rodanya Mas Bagia'. Pelatihan kerja ada karena usulan masyarakat di setiap RT," ujarnya.

Jenis pelatihan, antara lain menjahit, tata boga, perbengkelan, tata rias, barista, desain grafis, pemasaran daring, pertukangan, servis ponsel, dan potong rambut.

Seorang wisudawati yang juga warga Ngentak Kota Magelang Naomi mengaku haru karena bisa wisuda setelah mengikuti pelatihan membatik khusus untuk penyandang disabilitas. 

Selama pelatihan, ia mengaku sempat merasa gagal karena tidak seperti peserta lainnya.

"Saya terharu, senang, nggak nyangka karena waktu saya ikut pelatihan saya merasa gagal, karena saya nggak sepintar mereka (peserta lainnya, red.). Pesannya Pak Wali orang berhasil nggak pernah gagal, kalau mau tekun, disiplin, pasti bisa," katanya.

Sebelum menekuni kerajinan batik, ia membuka jasa pijat/terapi tradisional, sedangkan selanjutnya tetap menekui pekerjaan itu sembari menjalankan kegiatan membatik. 

"Kami sebagai penyandang disabilitas merasa tersanjung dan bangun, bahwa kami bisa berkarya, membangun diri, berbuat untuk diri sendiri jadi tidak terlalu menjadi benalu/menggantungkan orang lain," ungkapnya.

 

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024