Semarang (ANTARA) - Eka Mulyo Yunus, mahasiswa semester 6 Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Walisongo Semarang, menjadi salah seorang yang paper-nya lulus untuk dipresentasikan pada Annual International Conference Islamic Studies (AICIS) 2023.
Hal tersebut merupakan prestasi besar bagi mahasiswa mengingat kertas kerja yang bisa tampil di AICIS harus melalui seleksi ketat.
AICIS merupakan forum intelektual besar dan berskala internasional, dengan menampung 400 paper dari perguruan tinggi, namun yang lolos 180 paper atau kertas kerja termasuk karya Eka.
Eka Mulyo Yunus lahir di Medan, Sumatera
Utara, 11 Juni 2002, itu merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo.
Sebagai mahasiswa Ilmu Al Quran dan Tafsir, Eka dari sejak SMA sering mengikuti kegiatan
kepenulisan ilmiah dalam lomba karya tulis ilmiah sampai pada pencapaian tertingginya menjuarai Madrasah Student Leadership Award 2019 yang diselenggarakan Direktur KSKK Kementerian Agama RI.
Di bangku perkuliahan Eka juga sering mengikuti konferensi internasional dan event kepenulisan nasional sampai dengan internasional.
Eka juga seorang Duta Lingkungan UIN Walisongo Semarang, Duta Kampus UIN
Walisongo Semarang (Walisongo Campus Ambassador). Saat ini Eka sendiri merupakan salah satu mahasiswa berprestasi dari UIN Walisongo Semarang, terbukti dengan beasiswa yang diterima dari Direktur KSKK Kementerian Agama RI dan Permata Bintang Fellowship dari Bank Permata.
Sebagai mahasiswa yang masih aktif, ia tetap mengikuti dan mendalami pembelajaran agama dan kegiatan kepenulisan nasional dan internasional serta setidaknya telah memenangi lebih dari 30 dari tingkat provinsi, nasional, sampai Internasional.
Eka Mulyo Yunus merasa terhormat dapat mengikuti konferensi agama terbesar di Indonesia.
“Saya merasa sangat terhormat dalam kegiatan AICIS 2023 karena dapat melihat dan mendapatkan review paper dari disscusants yang sangat luar biasa. AICIS 2023 banyak berisikan praktisi akademisi yang hadir dari segala bidang, mulai dari profesor, doktor, sampai kepada guru besar di perguruan tinggi masing-masing universitas atau PTKiN di Indonesia," ujar Eka.
Itulah jejak Eka hingga paper-nya bisa lulus untuk dipresentasikan do AICIS 2023.
AICIS 2023 mengangkat tema Recontextualizing Fiqh for Equal Humanity and Sustainable Peace, yang memiliki sinambung dengan pemberdayaan fikih dalam kehidupan manusia dan menjaga perdamaian.
Sebagai mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang, Eka mengangkat judul paper Fiqh Moderation and Constellation in the Javanese Tradition Through Tafsir Al-Iklil Fi Ma'ani Al-Tanzil
(Moderasi dan Konstelasi Fiqh dalam Tradisi Jawa Melalui Tafsir Al-Iklil Fi Ma’ani Al-Tanzil) dengan tema Fiqh, Contemporary Issues and Religius Moderation untuk sesi panel.
Paper ini berisi tentang bagaimana tradisi Jawa di Indonesia menurut pandangan hukum fikih dengan menggunakan sudut pandang dan penafsiran K.H. Misbah Mustofa dalam Tafsir Al-Iklil di Ma’ani al-Tanzil. ***
Hal tersebut merupakan prestasi besar bagi mahasiswa mengingat kertas kerja yang bisa tampil di AICIS harus melalui seleksi ketat.
AICIS merupakan forum intelektual besar dan berskala internasional, dengan menampung 400 paper dari perguruan tinggi, namun yang lolos 180 paper atau kertas kerja termasuk karya Eka.
Eka Mulyo Yunus lahir di Medan, Sumatera
Utara, 11 Juni 2002, itu merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo.
Sebagai mahasiswa Ilmu Al Quran dan Tafsir, Eka dari sejak SMA sering mengikuti kegiatan
kepenulisan ilmiah dalam lomba karya tulis ilmiah sampai pada pencapaian tertingginya menjuarai Madrasah Student Leadership Award 2019 yang diselenggarakan Direktur KSKK Kementerian Agama RI.
Di bangku perkuliahan Eka juga sering mengikuti konferensi internasional dan event kepenulisan nasional sampai dengan internasional.
Eka juga seorang Duta Lingkungan UIN Walisongo Semarang, Duta Kampus UIN
Walisongo Semarang (Walisongo Campus Ambassador). Saat ini Eka sendiri merupakan salah satu mahasiswa berprestasi dari UIN Walisongo Semarang, terbukti dengan beasiswa yang diterima dari Direktur KSKK Kementerian Agama RI dan Permata Bintang Fellowship dari Bank Permata.
Sebagai mahasiswa yang masih aktif, ia tetap mengikuti dan mendalami pembelajaran agama dan kegiatan kepenulisan nasional dan internasional serta setidaknya telah memenangi lebih dari 30 dari tingkat provinsi, nasional, sampai Internasional.
Eka Mulyo Yunus merasa terhormat dapat mengikuti konferensi agama terbesar di Indonesia.
“Saya merasa sangat terhormat dalam kegiatan AICIS 2023 karena dapat melihat dan mendapatkan review paper dari disscusants yang sangat luar biasa. AICIS 2023 banyak berisikan praktisi akademisi yang hadir dari segala bidang, mulai dari profesor, doktor, sampai kepada guru besar di perguruan tinggi masing-masing universitas atau PTKiN di Indonesia," ujar Eka.
Itulah jejak Eka hingga paper-nya bisa lulus untuk dipresentasikan do AICIS 2023.
AICIS 2023 mengangkat tema Recontextualizing Fiqh for Equal Humanity and Sustainable Peace, yang memiliki sinambung dengan pemberdayaan fikih dalam kehidupan manusia dan menjaga perdamaian.
Sebagai mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang, Eka mengangkat judul paper Fiqh Moderation and Constellation in the Javanese Tradition Through Tafsir Al-Iklil Fi Ma'ani Al-Tanzil
(Moderasi dan Konstelasi Fiqh dalam Tradisi Jawa Melalui Tafsir Al-Iklil Fi Ma’ani Al-Tanzil) dengan tema Fiqh, Contemporary Issues and Religius Moderation untuk sesi panel.
Paper ini berisi tentang bagaimana tradisi Jawa di Indonesia menurut pandangan hukum fikih dengan menggunakan sudut pandang dan penafsiran K.H. Misbah Mustofa dalam Tafsir Al-Iklil di Ma’ani al-Tanzil. ***