Semarang (ANTARA) - Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Sugeng Suparwoto menyebut lebih ideal bila ada tiga atau empat pasangan capres-cawapres pada putaran pertama Pemilu Presiden 2024.
"Dengan demikian setidaknya pada putaran pertama tersebut tidak akan langsung vis a vis, berhadap-hadapan," katanya kepada media di Semarang, Selasa malam.
Dari sisi biaya penyelenggaraan, menurut Ketua Komisi VII DPR RI itu memang lebih besar, namun bisa mengurangi potensi gesekan akibat saling berhadap-hadapan pada awal Pemilu Serentak 2024 tersebut.
Dengan berlangsung dua putaran maka pasangan capres-capres pada putaran kedua bisa berkampanye lebih intens mengingat masa kampanye hanya 75 hari.
Menurut dia, Indonesia seluas ini tidak cukup bila hanya tersedia 75 hari untuk kampanye.
"Seharuanya setiap rumah kan didatangi capres dan cawapres, agar mereka tahu apa yang akan dilakukan calon bila kelak terpilih," katanya.
Potensi munculnya hingga empat pasangan capres-cawapres tersebut bisa saja terjadi karena koalisi yang terbentuk saat ini masih embrional, kecuali NasDem, PKS, dan Demokrat yang sudah resmi mengusung capres Anies Baswedan.
Sugeng mengakui sebelumnya mencuat embrio koalisi besar yang terdiri atas Golkar, PAN, PPP, Gerindra, dan PKB. Namun, embrio ini masih bisa kembali ke koalisi sebelumnya yang masing-masing terdiri atas Golkar, PAN, dan PPP serta Gerindra dan PKB.
Mengingat PDIP bisa mengusung duet capres-cawapres sendiri tanpa koalisi, besar kemungkinan akan mencalonkan jagoannya sendiri.
Dengan demikian maka potensi munculnya empat pasangan pada putaran pertama Pilpres 2024 terbuka lebar.
Cawapres Anies
Sugeng yang terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil VIII Jawa Tengah (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) itu menyampaikan saat ini setidaknya ada lima tokoh yang masuk radar sebagai bakal cawapres untuk mendampingi capres Anies Baswedan.
Sebelumnya ia keberatan menyebutkan nama lima sosok tersebut. Namun ketika wartawan menyebut Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD, Sugeng mengakui keduanya memang masuk radar tokoh-tokoh yang diincar.
NasDem bersama PKS dan Demokrat, antara lain, melalui Tim Kecil, akan menemui berbagai kalangan termasuk mahasiswa, untuk berdiskusi serta mencari masukan mengenai program Indonesia ke depan, termasuk sosok bakal cawapres.
"Setidaknya kami memilih cawapres yang bisa memberi tambahan 10-18 persen suara dari yang diperoleh Anies," kata mantan wartawan tersebut.
"Dengan demikian setidaknya pada putaran pertama tersebut tidak akan langsung vis a vis, berhadap-hadapan," katanya kepada media di Semarang, Selasa malam.
Dari sisi biaya penyelenggaraan, menurut Ketua Komisi VII DPR RI itu memang lebih besar, namun bisa mengurangi potensi gesekan akibat saling berhadap-hadapan pada awal Pemilu Serentak 2024 tersebut.
Dengan berlangsung dua putaran maka pasangan capres-capres pada putaran kedua bisa berkampanye lebih intens mengingat masa kampanye hanya 75 hari.
Menurut dia, Indonesia seluas ini tidak cukup bila hanya tersedia 75 hari untuk kampanye.
"Seharuanya setiap rumah kan didatangi capres dan cawapres, agar mereka tahu apa yang akan dilakukan calon bila kelak terpilih," katanya.
Potensi munculnya hingga empat pasangan capres-cawapres tersebut bisa saja terjadi karena koalisi yang terbentuk saat ini masih embrional, kecuali NasDem, PKS, dan Demokrat yang sudah resmi mengusung capres Anies Baswedan.
Sugeng mengakui sebelumnya mencuat embrio koalisi besar yang terdiri atas Golkar, PAN, PPP, Gerindra, dan PKB. Namun, embrio ini masih bisa kembali ke koalisi sebelumnya yang masing-masing terdiri atas Golkar, PAN, dan PPP serta Gerindra dan PKB.
Mengingat PDIP bisa mengusung duet capres-cawapres sendiri tanpa koalisi, besar kemungkinan akan mencalonkan jagoannya sendiri.
Dengan demikian maka potensi munculnya empat pasangan pada putaran pertama Pilpres 2024 terbuka lebar.
Cawapres Anies
Sugeng yang terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil VIII Jawa Tengah (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) itu menyampaikan saat ini setidaknya ada lima tokoh yang masuk radar sebagai bakal cawapres untuk mendampingi capres Anies Baswedan.
Sebelumnya ia keberatan menyebutkan nama lima sosok tersebut. Namun ketika wartawan menyebut Khofifah Indar Parawansa dan Mahfud MD, Sugeng mengakui keduanya memang masuk radar tokoh-tokoh yang diincar.
NasDem bersama PKS dan Demokrat, antara lain, melalui Tim Kecil, akan menemui berbagai kalangan termasuk mahasiswa, untuk berdiskusi serta mencari masukan mengenai program Indonesia ke depan, termasuk sosok bakal cawapres.
"Setidaknya kami memilih cawapres yang bisa memberi tambahan 10-18 persen suara dari yang diperoleh Anies," kata mantan wartawan tersebut.