Purwokerto (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Banyumas mulai membeli beras hasil panen petani seiring dengan datangnya masa panen raya di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Kami sudah mulai melakukan penyerapan dan hingga saat ini sudah masuk ke gudang Bulog Banyumas sebanyak 70 ton, dalam bentuk beras," kata Pimpinan Perum Bulog Cabang Banyumas Rasiwan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Menurut dia, beras sebanyak 70 ton itu dibeli Bulog dari petani di tiga kabupaten, yakni Cilacap sebanyak 30 ton serta Banyumas dan Banjarnegara masing-masing 20 ton.

Ia mengakui harga gabah dan beras di lapangan saat ini masih fluktuatif karena permintaan pasar umum masih tinggi dan pedagang dari luar daerah juga masih banyak yang berburu hasil panen petani di wilayah Banyumas.

Bahkan, kata dia, harga yang ditawarkan pedagang dari luar daerah itu lebih tinggi dibandingkan dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang baru.

"Secara kebetulan saat kami melakukan penyerapan, harga gabah kering panen (GKP) sedang turun di angka Rp4.500 per kilogram atau di bawah HPP terbaru yang sebesar Rp4.550/kg," jelasnya.

Akan tetapi sekarang, kata dia, harga GKP di lapangan kembali melonjak dan berdasarkan pantauan terakhir mencapai kisaran Rp5.000-Rp5.500/kg.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan memantau perkembangan harga gabah di lapangan hingga satu minggu ke depan.

"Kami akan lihat apakah hal itu karena pengaruh penyaluran program BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai) atau karena faktor lainnya. Penyaluran BPNT akan berakhir tanggal 15 Maret 2023," katanya.

Ia mengharapkan kondisi pasar perberasan di wilayah Banyumas Raya tidak terus bergejolak, sehingga pihaknya bisa melakukan penyerapan atau pembelian gabah maupun beras hasil panen petani sesuai dengan HPP.

Dalam hal ini, HPP terbaru untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp4.550/kg, GKP di tingkat penggilingan Rp4.650/kg, gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp5.700/kg, dan beras medium di gudang Perum Bulog Rp9.000/kg.

"Mudah-mudahan dalam satu minggu ke depan sudah cooling down (pendinginan, red.). Kami akan kejar sampai ke tempat-tempat paling bawah, gapoktan (gabungan kelompok tani) maupun penggilingan skala kecil," kata Rasiwan.

Menurut dia, pihaknya telah menghubungi Dinas Pertanian di masing-masing kabupaten untuk meminta data seluruh penggilingan padi skala kecil yang ada di wilayahnya.

Selanjutnya, kata dia, pihaknya akan berupaya untuk membeli gabah atau beras hasil panen petani dari penggilingan-penggilingan skala kecil itu. 

Baca juga: Presiden resmikan sentra penggilingan padi modern Bulog di Sragen

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024