Semarang (ANTARA) - Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Diponegoro Semarang berencana mengumpulkan dan menggembleng seluruh alumni yang mencalonkan diri pada pada pemilihan kepala daerah maupun Pemilihan Umum 2024.
"Saya punya ide ingin ngumpulin seluruh alumni yang mau 'nyaleg', maju bupati, gubernur, DPD, DPRD, maupun DPR RI," kata Ketua Umum IKA Undip Abdul Kadir Karding, usai Reuni Akbar Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Diploma Ekonomi Undip, di Semarang, Minggu.
Karding yang juga anggota Komisi VII DPR RI itu ingin para alumni Undip yang maju pada kontestasi perpolitikan daerah dan nasional tersebut memiliki bekal yang cukup untuk memenangi pertarungan.
"Kita latih mereka supaya mempunyai keterampilan dalam memenangi pertarungan, di semua lintas partai maupun independen," katanya.
Menurut Karding, pemilu harus dimulai dengan damai, sebab konflik-konflik yang terjadi dalam perjalanan pesta demokrasi justru menghabiskan energi bangsa untuk "recovery".
"Kedua, harus membuat pemilu berkualitas, bagaimana? Dengan memilih pemimpin yang tanpa 'money politic'," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, IKA Undip juga berencana memberikan edukasi kepada para pemilih, khususnya pemilih pemula supaya cerdas dalam memilih calon pemimpin.
"Jangan NPWP, 'nomor piro, wani piro', jangan pragmatis. Nanti kalai orang yang dipilih juga pragmatis, niatnya jadi pemimpin cari tukeran (balik modal). Kalau dia dipilih dengan baik akan bertanggung jawab pada masyarakat," pungkasnya.
"Saya punya ide ingin ngumpulin seluruh alumni yang mau 'nyaleg', maju bupati, gubernur, DPD, DPRD, maupun DPR RI," kata Ketua Umum IKA Undip Abdul Kadir Karding, usai Reuni Akbar Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Diploma Ekonomi Undip, di Semarang, Minggu.
Karding yang juga anggota Komisi VII DPR RI itu ingin para alumni Undip yang maju pada kontestasi perpolitikan daerah dan nasional tersebut memiliki bekal yang cukup untuk memenangi pertarungan.
"Kita latih mereka supaya mempunyai keterampilan dalam memenangi pertarungan, di semua lintas partai maupun independen," katanya.
Menurut Karding, pemilu harus dimulai dengan damai, sebab konflik-konflik yang terjadi dalam perjalanan pesta demokrasi justru menghabiskan energi bangsa untuk "recovery".
"Kedua, harus membuat pemilu berkualitas, bagaimana? Dengan memilih pemimpin yang tanpa 'money politic'," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, IKA Undip juga berencana memberikan edukasi kepada para pemilih, khususnya pemilih pemula supaya cerdas dalam memilih calon pemimpin.
"Jangan NPWP, 'nomor piro, wani piro', jangan pragmatis. Nanti kalai orang yang dipilih juga pragmatis, niatnya jadi pemimpin cari tukeran (balik modal). Kalau dia dipilih dengan baik akan bertanggung jawab pada masyarakat," pungkasnya.