Kudus (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggandeng Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memberikan penyuluhan keamanan pangan terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berkeliling ke sekolah-sekolah, Jumat.
Penyuluhan digelar di aula kantor Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus dengan menghadirkan 40 PKL sekolah, sedangkan pembicara dari BPOM Jateng.
"Permasalahan keamanan pangan yang sering ditemui, yakni terkait penggunaan pemanis dan pengawet yang melebihi takaran, penggunaan bahan kimia yang dilarang serta kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan dalam memasak makanan," kata Pengawas Farmasi dan Makanan BPOM Jateng Eni Zuniati saat menjadi pembicara dalam penyuluhan keamanan pangan terhadap PKL sekolah di Kudus.
Ia mengingatkan terkait dengan permasalahan keamanan pangan, banyak kasus keracunan hingga mengakibatkan korban meninggal. Bahkan, ada kasus keracunan yang mengakibatkan kakek dan seorang balita meninggal dunia.
Untuk itulah, dia mengajak para PKL yang biasa keliling ke sekolah-sekolah maupun tempat lainnya peduli menjajakan makanan yang sehat dan aman dengan membiasakan diri menjaga kebersihan.
"Biasakan mencuci tangan, jangan merokok saat melayani konsumen, dan jangan pegang anggota badan saat melayani konsumen. Karena keluhan yang masuk PKL sekolah sering berjualan sambil merokok dan ada kebiasaan kurang baik lainnya," ujarnya.
Ia mengajak para pedagang menghilangkan kesan negatif terhadap PKL agar produk jualan juga semakin laris.
Pada kesempatan tersebut, para pedagang juga diberikan pemahaman soal cara mengecek produk bahan-bahan makanan yang dibutuhkan apakah memiliki izin edar atau tidak serta cara mengetahui produk tersebut memenuhi persyaratan dari BPOM atau tidak. Di lapangan masih ditemukan produk bahan makanan yang dibeli pedagang kaki lima ternyata izin edar sudah kedaluwarsa.
PKL juga mendapatkan penjelasan soal berbagai bahan kemasan untuk makanan apakah tahan terhadap air panas atau tidak serta aman untuk bungkus makanan atau tidak, baik dari bahan plastik maupun styrofoam karena terdapat sejumlah kode pada kemasan tersebut.
Kabid Pedagang Kaki Lima (PKL) Dinas Perdagangan Kudus Imam Prayitno mengungkapkan penyuluhan ini dalam rangka mengubah kesan PKL sekolah menjadi lebih baik agar nantinya bisa mendapat label PKL sehat.
"Mereka juga akan dijadikan relawan untuk ikut mengawasi PKL lainnya agar mau menyajikan makanan yang sehat dan higienis," ujarnya.
Baca juga: Sirop mengandung EG dimusnahkan, BPOM RI kawal langsung di Semarang
Penyuluhan digelar di aula kantor Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus dengan menghadirkan 40 PKL sekolah, sedangkan pembicara dari BPOM Jateng.
"Permasalahan keamanan pangan yang sering ditemui, yakni terkait penggunaan pemanis dan pengawet yang melebihi takaran, penggunaan bahan kimia yang dilarang serta kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan dalam memasak makanan," kata Pengawas Farmasi dan Makanan BPOM Jateng Eni Zuniati saat menjadi pembicara dalam penyuluhan keamanan pangan terhadap PKL sekolah di Kudus.
Ia mengingatkan terkait dengan permasalahan keamanan pangan, banyak kasus keracunan hingga mengakibatkan korban meninggal. Bahkan, ada kasus keracunan yang mengakibatkan kakek dan seorang balita meninggal dunia.
Untuk itulah, dia mengajak para PKL yang biasa keliling ke sekolah-sekolah maupun tempat lainnya peduli menjajakan makanan yang sehat dan aman dengan membiasakan diri menjaga kebersihan.
"Biasakan mencuci tangan, jangan merokok saat melayani konsumen, dan jangan pegang anggota badan saat melayani konsumen. Karena keluhan yang masuk PKL sekolah sering berjualan sambil merokok dan ada kebiasaan kurang baik lainnya," ujarnya.
Ia mengajak para pedagang menghilangkan kesan negatif terhadap PKL agar produk jualan juga semakin laris.
Pada kesempatan tersebut, para pedagang juga diberikan pemahaman soal cara mengecek produk bahan-bahan makanan yang dibutuhkan apakah memiliki izin edar atau tidak serta cara mengetahui produk tersebut memenuhi persyaratan dari BPOM atau tidak. Di lapangan masih ditemukan produk bahan makanan yang dibeli pedagang kaki lima ternyata izin edar sudah kedaluwarsa.
PKL juga mendapatkan penjelasan soal berbagai bahan kemasan untuk makanan apakah tahan terhadap air panas atau tidak serta aman untuk bungkus makanan atau tidak, baik dari bahan plastik maupun styrofoam karena terdapat sejumlah kode pada kemasan tersebut.
Kabid Pedagang Kaki Lima (PKL) Dinas Perdagangan Kudus Imam Prayitno mengungkapkan penyuluhan ini dalam rangka mengubah kesan PKL sekolah menjadi lebih baik agar nantinya bisa mendapat label PKL sehat.
"Mereka juga akan dijadikan relawan untuk ikut mengawasi PKL lainnya agar mau menyajikan makanan yang sehat dan higienis," ujarnya.
Baca juga: Sirop mengandung EG dimusnahkan, BPOM RI kawal langsung di Semarang