Solo (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Surakarta siap bersaing dengan swasta melalui diversifikasi produk air minum dalam kemasan.

"Kami sudah hampir sepuluh tahun lebih masuk ke bisnis ini. Air minum isi ulang, dalam perkembangannya kami melihat peluang ini cukup besar," kata Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Surakarta Agustan pada peluncuran air minum dalam kemasan di Solo, Rabu.

Dalam perkembangannya, ia melihat usaha tersebut memiliki peluang yang cukup besar.

"Sehingga pada tahun 2019 dilakukan studi kelayakan, kira-kira kalau buat AMDK (air minum dalam kemasan) potensinya seperti apa. Selanjutnya, pada tahun 2020 kami diberi dukungan dari Pemkot Surakarta dan support dari legislatif, sehingga disetujui penyertaan modal daerah pada Perumda Air Minum Kota Surakarta," katanya.

Ia mengatakan untuk jumlah investasi bangunan pabrik sebesar Rp3,3 miliar. Dari total tersebut dari penyertaan modal sebesar Rp2,5 miliar.

"Sehingga kami masih harus support penganggaran dari perusahaan sebesar Rp829 juta. Pabrik ini luasnya 1.991 m2, kami bangun mesin atau tempat produksinya. Tempatnya ada air baku, pengemasan, di kanan akan difungsikan sebagai kantor administrasi dan gudang," katanya.

Untuk kapasitas produksi, dikatakannya, bisa mencapai 10 m3/jam, bahkan bisa diperbesar sampai 12 m3/jam dengan kandungan PH air 6,8-7,1.

Ia mengatakan dalam waktu dekat akan segera dilakukan audit Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk menentukan pemindahan barang yang sudah diproduksi.

"Ada perjuangan yang cukup panjang, terutama tentang pengajuan merek Toya Wening yang sempat ditolak. Setelah kami melakukan sanggahan akhirnya merek ini sah jadi Toya Wening Surakarta, sudah dipatenkan juga," katanya.

Sementara itu, pihaknya menargetkan pada tahun ini rencana pemasaran bisa mencapai Rp2,2 miliar.

"Kami yakin tercapai karena pangsa pasar kami sudah ada," katanya.

Baca juga: Pemkot Pekalongan survei kualitas air minum

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024