Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, siap melakukan survei kondisi kualitas air minum sebagai upaya menjamin kelayakan air minum untuk konsumsi masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Senin mengatakan bahwa kegiatan survei dilakukan setiap triwulan.
"Agenda awal, kami siapkan masing-masing alatnya. Setiap puskesmas sudah punya alat sanitarian kit yang bisa mengukur kondisi fisik dan kandungan air untuk dikonsumsi masyarakat," katanya.
Menurut dia, survei ini untuk mengukur kondisi air dari sisi kondisi fisik, kimia, maupun biologi apakah layak untuk dikonsumsi masyarakat atau tidak.
Air minum yang ideal dan aman dikonsumsi, kata dia, berdasarkan syarat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah air dengan kondisi fisik jernih, tidak berbau, tidak berasa aneh, bersuhu wajar, bersih dari bakteri, dan mengandung sedikit jumlah mineral.
Ia yang didampingi Sanitarian Muda Maysaroh mengajak perilaku masyarakat ikut menjaga kualitas air minum dengan cara mengolah dan menyimpan air minum di rumah
"Jangan sampai sumber air sudah bagus namun saat diperiksa 'out put' tidak memenuhi syarat. Jadi, perlu pemeriksaan 2 kali dari sumber air yang akan diambil sampel, kemudian dari air minum yang disajikan," katanya.
Dikatakan, jika permasalahan berasal dari sumber air maka akan ditindaklanjuti dengan edukasi masyarakat apabila air diperoleh dari sumur pribadi.
"Namun, jika sumber air yang didapat dari penyedia maka kami segera melakukan pembinaan ke penyelenggara untuk menyampaikan bahwa sekian persen kualitas dari air yang disediakan tidak memenuhi syarat," katanya.
Ia menambahkan kondisi air sumur yang tercemar biasanya berada di dekat tempat pembuangan kotoran manusia (septic tank) dan konsep pemikiran masyarakat yang salah tidak menguras septic tank jika belum penuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Senin mengatakan bahwa kegiatan survei dilakukan setiap triwulan.
"Agenda awal, kami siapkan masing-masing alatnya. Setiap puskesmas sudah punya alat sanitarian kit yang bisa mengukur kondisi fisik dan kandungan air untuk dikonsumsi masyarakat," katanya.
Menurut dia, survei ini untuk mengukur kondisi air dari sisi kondisi fisik, kimia, maupun biologi apakah layak untuk dikonsumsi masyarakat atau tidak.
Air minum yang ideal dan aman dikonsumsi, kata dia, berdasarkan syarat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah air dengan kondisi fisik jernih, tidak berbau, tidak berasa aneh, bersuhu wajar, bersih dari bakteri, dan mengandung sedikit jumlah mineral.
Ia yang didampingi Sanitarian Muda Maysaroh mengajak perilaku masyarakat ikut menjaga kualitas air minum dengan cara mengolah dan menyimpan air minum di rumah
"Jangan sampai sumber air sudah bagus namun saat diperiksa 'out put' tidak memenuhi syarat. Jadi, perlu pemeriksaan 2 kali dari sumber air yang akan diambil sampel, kemudian dari air minum yang disajikan," katanya.
Dikatakan, jika permasalahan berasal dari sumber air maka akan ditindaklanjuti dengan edukasi masyarakat apabila air diperoleh dari sumur pribadi.
"Namun, jika sumber air yang didapat dari penyedia maka kami segera melakukan pembinaan ke penyelenggara untuk menyampaikan bahwa sekian persen kualitas dari air yang disediakan tidak memenuhi syarat," katanya.
Ia menambahkan kondisi air sumur yang tercemar biasanya berada di dekat tempat pembuangan kotoran manusia (septic tank) dan konsep pemikiran masyarakat yang salah tidak menguras septic tank jika belum penuh.