Kudus (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai mengoperasikan mesin pompa pengendali banjir untuk mengurangi genangan banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, karena pemukiman warga mulai tergenang banjir.

"Dua unit mesin pompa pengendali banjir dihidupkan semua untuk mengurangi genangan banjir di Desa Jati Wetan. Ketika debit air Sungai Wulan di bawah 150 meter kubik, maka cukup membuka pintu pembuang air ke Sungai Wulan," kata Kepala Dinas PUPR Kudus Arif Budi Siswanto di Kudus, Jumat.

Dengan demikian, kata dia, pengoperasian mesin pompa di Desa Jati Wetan juga disesuaikan dengan debit air di Sungai Wulan.

Kepala Desa Jati Wetan Agus Susanto mengungkapkan banjir yang terjadi di desanya karena intensitas hujan yang cukup tinggi, sedangkan pintu air pembuang ke arah Sungai Wulan tidak bisa dibuka lantaran debit airnya juga meningkat.

Ketika turun hujan cukup lama, kata dia, desanya memang rawan banjir, sehingga satu-satunya jalan dengan membuang genangan air melalui pintu pembuang menuju Sungai Wulan.

Sejak empat hari lalu, imbuhnya, genangan air di Dukuh Gendok dan Tanggulangin memang tinggi, sehingga perlu dibuang ke Sungai Wulan.

"Sebelumnya memang sempat dibuang, namun karena debit air Sungai Wulan juga meningkat akhirnya ditutup kembali dan hanya mengandalkan mesin pompa. Namun, karena intensitas hujannya juga tinggi akhirnya terjadi banjir," ujarnya.

Untuk hari ini (24/2), kata dia, debit air Sungai Wulan kembali turun, sehingga pintu pembuang bisa dibuka kembali.

Ia berharap debit air Sungai Wulan tidak meningkat, sehingga genangan banjir di Desa Jati Wetan cepat surut.

"Meskipun tidak ada warga yang mengungsi, kami tetap menyiapkan tempat pengungsian karena rumah warga yang tergenang banjir mencapai ratusan rumah," ujarnya.

Sulis, warga Desa Jati Wetan mengakui genangan banjir terjadi sejak Selasa (21/2) karena ketika curah hujan tinggi akan muncul genangan. Sedangkan agar cepat surut, maka harus dibuang ke Sungai Wulan melalui pintu pembuang ketika debit Sungai Wulan tidak naik.

Rumahnya, kata dia, juga tergenang banjir di atas mata kaki.

Pada awal Januari 2023, ratusan warga Desa Jati Wetan terpaksa mengungsi karena tempat tinggalnya tergenang banjir. Mereka baru bisa pulang ke rumahnya selang dua pekan setelah banjir surut. 

Baca juga: Pakar Lingkungan UNS soroti penyebab banjir Solo

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024