Boyolali (ANTARA) - Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, meminta pengelola destinasi wisata melaporkan kunjungan wisatawan melalui aplikasi Sistem Pelaporan Kunjungan Wisatawan (Silajuwita).

"Melalui sistem pelaporan wisatawan melalui aplikasi Silajuwita ini, kunjungan wisatawan di Kabupaten Boyolali nanti bisa terdeteksi setiap bulan," kata Kepala Disporapar Kabupaten Boyolali, Supana, dalam acara sosialisasi Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) dan pelatihan penginputan data kunjungan wisatawan melalui aplikasi Silajuwita di Selo, Boyolali, Selasa.

Sosialisasi TDUP dan pelatihan penginputan data kunjungan wisata tersebut diikuti 100 peserta dari pengelola daya tarik wisata, pengelola perhotelan dan pengelola desa wisata di Boyolali dan akan berlangsung selama dua hari dalam rangka mendapat pertimbangan kebijakan pemerintah di sektor pariwisata.

"Melalui aplikasi Silajuwita, sistem pelaporan kunjungan wisata di Kabupaten Boyolali bisa terdeteksi dari data setiap bulan. Hal ini, untuk pertimbangan kebijakan pemerintah di sektor pariwisata," kata Supana.

Pihaknya memberikan teori dan nanti mempraktikkan untuk aplikasi. Sehingga, Kantor Disporapar akan terhubung dengan para pengelola pariwisata di semua sektor. Hal ini, bakal terukur dalam rangka untuk kebijakan Bupati untuk mengembangkan pariwisata di Boyolali yang sedang menggeliat.

Menyinggung soal sosialisasi terkait TDUP, Supana mengatakan bahwa tidak dipungkiri di lereng Gunung Merapi dan Merbabu muncul destinasi wisata yang baru setiap bulan.

Oleh karena itu, sebagai langkah untuk mengetahui jumlah destinasi wisata maka para pengelola destinasi wisata diimbau untuk segera dilengkapi dengan izin resmi dari pemerintah.

"Karena sektor pariwisata diharapkan bisa memberikan tambahan pendapatan asli daerah (PAD). Secara multi efek juga memberikan peningkatan perekonomian bagi masyarakat sekitar," katanya.

Disporapar Boyolali selalu memberikan edukasi kepada para pengelola destinasi dari sisi safety pengamanan dan dari sisi perizinan serta pelaporan.

Pihaknya berharap para pengelola destinasi wisata bisa memenuhi persyaratan perizinan, standardisasi, sisi kenyamanan, keindahan, sisi sapta pesona. Kemudian akan menarik wisatawan sebanyak-banyaknya masuk ke Kabupaten Boyolali dan akhirnya akan menambah PAD dan secara ekonomi akan mendongkrak perekonomian masyarakat.

Sementara Subagyo, salah satu peserta pengelola Desa Wisata Lencoh, Kecamatan Selo menyambut baik atas adanya pelatihan dan sosialisasi tersebut.

Menurut dia, kegiatan pelatihan tersebut sangat dinanti-nanti oleh kelompok-kelompok wisata yang ada di Kecamatan Selo khususnya dan umumnya pada Kabupaten Boyolali. Artinya, dengan berbagai macam pelatihan sangat diperlukan untuk pemberdayaan dan menambah ilmu dari pengelola wisata di daerah ini.

"Saya berharap pelatihan itu, dapat membangun manajemen konsep pelaporan yang lebih handal, untuk administrasi dan sistem pemasaran atau sistem pengelolaan di desa wisata dapat lebih andal," katanya.
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024