Solo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, meningkatkan pengawasan ternak di pasar hewan karena dampak dari penyebaran penyakit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol di daerah tersebut.

"Di setiap hari pasaran ada petugas. Jadi begitu ternak datang, kami lihat kesehatannya. Kalau ada tanda-tanda yang mengarah LSD ya kami minta putar balik, nggak boleh masuk," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo Arif Rahmanto di Kabupaten Sukoharjo, Selasa.

Selain itu, dikatakannya, juga dilakukan penyemprotan disinfektan pada setiap ternak yang masuk ke pasar hewan.

Terkait dengan penjualan, dikatakannya, dalam beberapa waktu terakhir terjadi penurunan penjualan hingga 50 persen. Meski demikian, ia belum dapat memastikan apakah penurunan terjadi akibat LSD atau bukan.

Ia mengatakan untuk jumlah ternak sapi yang positif terkena LSD hingga Minggu, (12/2) mencapai 355 ekor. Jumlah ini tersebar di sebelas kecamatan di Sukoharjo.

"Hampir di semua kecamatan di Sukoharjo sudah kena, kecuali Kecamatan Grogol," katanya.

Bahkan, pihaknya memperoleh informasi ada satu ekor sapi di Kecamatan Mojolaban mati akibat LSD.

Sementara itu, hingga saat ini pihaknya terus melakukan vaksinasi LSD pada ratusan ekor sapi di Kabupaten Sukoharjo.

Ia mengatakan sudah menerima sebanyak 1.020 dosis vaksin LSD untuk didistribusikan ke seluruh kecamatan di Sukoharjo. Sedangkan sebanyak 490 ekor sapi telah disuntik vaksin.

Baca juga: Pemkab Batang intensifkan penanganan LSD ternak sistem jemput bola

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024