Kudus (ANTARA) - Warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menilai kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya sudah baik dan ketersediaan dokter spesialis maupun peralatan pendukung di masing-masing rumah sakit juga tersedia.
Miyanto, salah satu warga Desa Tenggeles, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, mengakui ketersediaan dokter umum maupun dokter spesialis cukup.
Hal itu, kata dia, bisa diketahui ketika dirinya mengalami gejala stroke bisa langsung periksa ke dokter keluarga. Sedangkan ketika meminta rujukan juga banyak pilihan rumah sakit karena di Kudus cukup banyak.
Ia mencatat jumlah dokter keluarga juga tersedia cukup banyak, sehingga bisa memilih dokter yang diinginkan. Sedangkan dokter spesialis di rumah sakit juga tersedia dan siap memberikan pelayanan terbaik.
"Hal ini, saya rasakan sendiri saat dirujuk ke Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus karena tangan kanan susah digerakkan, langsung ditangani dokter spesialis saraf dan spesialis penyakit dalam," ujarnya.
Menurut dia, tidak hanya dokter spesialis saja yang tersedia, tapi juga dilengkapi tempat fisioterapi yang tempatnya juga terintegrasi dengan ruang rawat inap.
Subkhan, warga Desa Singocandi, Kecamatan Kota, mengakui kualitas pelayanan kesehatan di Kudus memang cukup bagus, karena dirinya setiap pekan sering ke RSUD Kudus mengantar ayahnya yang mengalami diabetes menjalani pemeriksaan rutin.
"Sejauh ini tidak ada permasalahan soal ketersediaan dokter spesialis maupun dokter umum," ujarnya.
Bahkan, kata dia, dokter umum bisa ditemukan di setiap desa, baik yang menjalani praktik mandiri maupun tersedia di klinik, sehingga tidak kesulitan akses pelayanan kesehatan.
Fasilitas peralatan di rumah sakit, kata dia, juga tersedia lengkap, sehingga hampir semua penyakit bisa ditangani di Kudus tanpa harus meminta rujukan ke luar kota. Hanya saja, saat libur hari-hari besar dokter spesialis banyak yang cuti, sehingga perlu diperbanyak agar saat libur masih ada yang bertugas.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kudus Ahmad Syaifuddin menambahkan fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Kudus sudah bisa menangani berbagai jenis penyakit, sehingga rujukan ke rumah sakit di luar kota hanya untuk penanganan penyakit tertentu yang membutuhkan teknologi yang lebih modern yang biasanya dimiliki rumah sakit tipe A, seperti teknologi nuklir radioterapi untuk pengobatan penyakit kanker.
Dari tujuh rumah sakit yang ada di Kudus, kelas tertinggi kelas B ada dua rumah sakit, yakni RS Mardi Rahayu dan RSUD Loekmono Hadi Kudus, kemudian tipe C ada RSI Sunan Kudus, dan selebihnya tipe D.
"Dokter spesialis di Kudus saat ini tersedia cukup, karena jumlahnya mencapai 540 dokter, 160 dokter diantaranya merupakan spesialis dan selebihnya dokter umum. Belum lagi ada tambahan dokter spesialis dari luar daerah yang praktik di Kudus," ujarnya.
Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus Pujianto menyatakan komitmennya mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan, sehingga penanganan penyakit kronis, seperti jantung, stroke, kanker, dan diabetes bisa dilayani dengan dukungan dokter spesialis dan peralatan yang canggih dan modern.
"Penyakit stroke sebagai penyebab kematian nomor satu di Indonesia juga kami siapkan layanan unggulan melalui program Pasti (penanganan stroke terintegrasi). Selain menyiapkan tenaga kesehatan, juga sistem dan prosedur serta ruangan yang terintegrasi dengan menyiapkan ruangan perawatan setelah stroke.
Selain itu, kata dia, pelayanan pasang ring di jantung juga mampu. Sedangkan yang terbaru tersedianya dokter spesialis bedah onkologi yang merupakan satu-satunya di Kudus, walaupun masih part time.
Miyanto, salah satu warga Desa Tenggeles, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, mengakui ketersediaan dokter umum maupun dokter spesialis cukup.
Hal itu, kata dia, bisa diketahui ketika dirinya mengalami gejala stroke bisa langsung periksa ke dokter keluarga. Sedangkan ketika meminta rujukan juga banyak pilihan rumah sakit karena di Kudus cukup banyak.
Ia mencatat jumlah dokter keluarga juga tersedia cukup banyak, sehingga bisa memilih dokter yang diinginkan. Sedangkan dokter spesialis di rumah sakit juga tersedia dan siap memberikan pelayanan terbaik.
"Hal ini, saya rasakan sendiri saat dirujuk ke Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus karena tangan kanan susah digerakkan, langsung ditangani dokter spesialis saraf dan spesialis penyakit dalam," ujarnya.
Menurut dia, tidak hanya dokter spesialis saja yang tersedia, tapi juga dilengkapi tempat fisioterapi yang tempatnya juga terintegrasi dengan ruang rawat inap.
Subkhan, warga Desa Singocandi, Kecamatan Kota, mengakui kualitas pelayanan kesehatan di Kudus memang cukup bagus, karena dirinya setiap pekan sering ke RSUD Kudus mengantar ayahnya yang mengalami diabetes menjalani pemeriksaan rutin.
"Sejauh ini tidak ada permasalahan soal ketersediaan dokter spesialis maupun dokter umum," ujarnya.
Bahkan, kata dia, dokter umum bisa ditemukan di setiap desa, baik yang menjalani praktik mandiri maupun tersedia di klinik, sehingga tidak kesulitan akses pelayanan kesehatan.
Fasilitas peralatan di rumah sakit, kata dia, juga tersedia lengkap, sehingga hampir semua penyakit bisa ditangani di Kudus tanpa harus meminta rujukan ke luar kota. Hanya saja, saat libur hari-hari besar dokter spesialis banyak yang cuti, sehingga perlu diperbanyak agar saat libur masih ada yang bertugas.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kudus Ahmad Syaifuddin menambahkan fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Kudus sudah bisa menangani berbagai jenis penyakit, sehingga rujukan ke rumah sakit di luar kota hanya untuk penanganan penyakit tertentu yang membutuhkan teknologi yang lebih modern yang biasanya dimiliki rumah sakit tipe A, seperti teknologi nuklir radioterapi untuk pengobatan penyakit kanker.
Dari tujuh rumah sakit yang ada di Kudus, kelas tertinggi kelas B ada dua rumah sakit, yakni RS Mardi Rahayu dan RSUD Loekmono Hadi Kudus, kemudian tipe C ada RSI Sunan Kudus, dan selebihnya tipe D.
"Dokter spesialis di Kudus saat ini tersedia cukup, karena jumlahnya mencapai 540 dokter, 160 dokter diantaranya merupakan spesialis dan selebihnya dokter umum. Belum lagi ada tambahan dokter spesialis dari luar daerah yang praktik di Kudus," ujarnya.
Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus Pujianto menyatakan komitmennya mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan, sehingga penanganan penyakit kronis, seperti jantung, stroke, kanker, dan diabetes bisa dilayani dengan dukungan dokter spesialis dan peralatan yang canggih dan modern.
"Penyakit stroke sebagai penyebab kematian nomor satu di Indonesia juga kami siapkan layanan unggulan melalui program Pasti (penanganan stroke terintegrasi). Selain menyiapkan tenaga kesehatan, juga sistem dan prosedur serta ruangan yang terintegrasi dengan menyiapkan ruangan perawatan setelah stroke.
Selain itu, kata dia, pelayanan pasang ring di jantung juga mampu. Sedangkan yang terbaru tersedianya dokter spesialis bedah onkologi yang merupakan satu-satunya di Kudus, walaupun masih part time.