Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung aksi Jogo Konco yang disuarakan para aktivis sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi terjadinya tawuran pelajar di berbagai daerah.
“Kami tidak ingin di setiap sekolah, setiap daerah, ada polisi anak-anak dan mengawasi perilaku anak-anak, tidak, tapi setiap dari diri anak-anak bisa menjadi polisi, untuk menjadi pelopor memberikan contoh, memberikan literasi untuk sekaligus bisa menjadi pelapor, tidak takut,” katanya di Semarang, Senin.
Dengan melapor aksi yang tidak baik yang menimpa anak, lanjut dia, dinas terkait akan membantu.
Kendati demikian, yang penting laporan tidak boleh fitnah dan tidak boleh takut, bahkan bisa juga melapor dengan menggunakan aplikasi atau telepon langsung.
Bagi petugas yang menerima dan menindaklanjuti laporan juga tidak boleh membuka rahasia soal laporan itu.
“Kalau ini bisa diberikan, maka banyak hal bisa diselesaikan karena awalnya mereka pada takut, mungkin pelakunya, maaf, di sekolah, gurunya sendiri, bukan sekadar teman. Gurunya sendiri, kalau sudah tahu persoalan ini, yuk diwujudkan menangani, kalau perlu nanti diukur, dibuat indikator-indikator, bahwa sesuatu sedang tidak berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ganjar menegaskan, dirinya tidak bisa permisif terkait dengan berbagai bentuk aksi kekerasan dan tawuran di kalangan pelajar yang marak akhir-akhir ini.
“Ada siswa sekolah, lari menyerang ke sekolah lain menggunakan senjata tajam. Apa yang jadi persoalan? Gengsi, sedikit disenggol, tersinggung,” katanya.
Kepala Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jateng Retno Sudewi menambahkan pihaknya terus berupaya mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual terhadap anak, peningkatan literasi anak, untuk mencegah kekerasan berbasis daring.
Baca juga: Pelaku lain penyerang SMKN 3 Semarang teridentifikasi polisi