Pati (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menganggap program penghijauan di kawasan Pegunungan Kendeng mendesak dilakukan guna mengurangi potensi banjir saat curah hujan tinggi.
"Salah satu faktor penyebab banjir di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Pati, disebabkan karena berkurangnya penghijauan di Pegunungan Kendeng, sehingga ketika turun hujan air tidak lagi terserap oleh akar pohon dan langsung turun ke dataran rendah, masuk ke sungai bersama lumpur," kata Kepala Pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetyo di Pati, Kamis.
Sementara Sungai Godo yang menampung air dari kawasan pegunungan, kata dia, ternyata tidak mampu menampung sehingga limpas dan mengakibatkan banjir di Desa Sinomwidodo.
Akibat banjir yang terjadi pada Rabu (30/11) malam tersebut, ratusan warga mengungsi dan terdapat satu korban meninggal dunia bernama Sukirah (65) warga RT 2 RW 2 yang saat peristiwa banjir berdua dengan suaminya.
Karena tingginya genangan banjir, mengakibatkan 200-an keluarga mengungsi ke tempat yang aman dari banjir.
Ia mengingatkan warga saat genangan banjir mulai menunjukkan tren naik, harus segera mengungsi demi mengurangi risiko. Ternyata di Desa Sinomwidodo masih ada warga yang bertahan di rumah karena mengira tidak seperti biasanya dan diprediksi hanya sebentar sehingga tidak perlu mengungsi.
Banjir di desa setempat, mengakibatkan satu korban meninggal bernama Sukirah (65) karena informasinya saat banjir, korban masih tertidur di kamar dan dimungkinkan tertimpa lemari pakaian.
Dalam rangka menghindari kasus serupa terulang, imbuh dia, BPBD Pati juga akan memberikan edukasi kembali agar masyarakat lebih waspada ketika terjadi banjir. Apalagi, daerah setempat merupakan langganan terjadi banjir.
Sementara itu, Penjabat Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menyempatkan diri mengunjungi lokasi banjir di Desa Sinomwidodo, termasuk lokasi pengungsian.
Dalam monitoring tersebut, Pj Bupati mengatakan bahwa warga dari lima RT di Desa Sinomwidodo sudah dievakuasi ke masjid setempat. Sedangkan jumlah rumah rusak masih dalam inventarisasi sehingga nantinya bisa dilakukan upaya perbaikan.
"Salah satu faktor penyebab banjir di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Pati, disebabkan karena berkurangnya penghijauan di Pegunungan Kendeng, sehingga ketika turun hujan air tidak lagi terserap oleh akar pohon dan langsung turun ke dataran rendah, masuk ke sungai bersama lumpur," kata Kepala Pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetyo di Pati, Kamis.
Sementara Sungai Godo yang menampung air dari kawasan pegunungan, kata dia, ternyata tidak mampu menampung sehingga limpas dan mengakibatkan banjir di Desa Sinomwidodo.
Akibat banjir yang terjadi pada Rabu (30/11) malam tersebut, ratusan warga mengungsi dan terdapat satu korban meninggal dunia bernama Sukirah (65) warga RT 2 RW 2 yang saat peristiwa banjir berdua dengan suaminya.
Karena tingginya genangan banjir, mengakibatkan 200-an keluarga mengungsi ke tempat yang aman dari banjir.
Ia mengingatkan warga saat genangan banjir mulai menunjukkan tren naik, harus segera mengungsi demi mengurangi risiko. Ternyata di Desa Sinomwidodo masih ada warga yang bertahan di rumah karena mengira tidak seperti biasanya dan diprediksi hanya sebentar sehingga tidak perlu mengungsi.
Banjir di desa setempat, mengakibatkan satu korban meninggal bernama Sukirah (65) karena informasinya saat banjir, korban masih tertidur di kamar dan dimungkinkan tertimpa lemari pakaian.
Dalam rangka menghindari kasus serupa terulang, imbuh dia, BPBD Pati juga akan memberikan edukasi kembali agar masyarakat lebih waspada ketika terjadi banjir. Apalagi, daerah setempat merupakan langganan terjadi banjir.
Sementara itu, Penjabat Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menyempatkan diri mengunjungi lokasi banjir di Desa Sinomwidodo, termasuk lokasi pengungsian.
Dalam monitoring tersebut, Pj Bupati mengatakan bahwa warga dari lima RT di Desa Sinomwidodo sudah dievakuasi ke masjid setempat. Sedangkan jumlah rumah rusak masih dalam inventarisasi sehingga nantinya bisa dilakukan upaya perbaikan.