Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengajak para santri menggunakan keunggulan spirit agama yang diajarkan pondok pesantren dengan dasar Al Quran untuk menghadapi era digital dengan bijak.

"Menghadapi era digital yang sekarang serba cepat, para santri harus bisa mengkombinasikan antara kitab klasik yang tercetak dan kemudahan teknologi untuk mendapatkan sumber ilmu yang handal," kata Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin di Pekalongan, Rabu.

Selain itu, kata dia, perlunya para santri untuk memahami bahwa lahirnya bangsa dan negara Indonesia didasari dari perjuangan yang dipelopori oleh tokoh-tokoh agama.

"Sejarah harus digaungkan karena generasi berganti, santri sekarang harus tahu perjuangan santri pendahulunya yang sudah meninggal maupun yang sudah menjadi kiai. Oleh karena itu, kami para santri bisa menjaga negara ini dengan ilmu yang dimiliki," katanya.

Ketua Panitia Festival Hari Santri Nasional 2022 Kota Pekalongan Muhlisin mengungkapkan salah satu kebanggaan bagi para santri yaitu memperoleh pengakuan dari pemerintah daerah bahwa kehadiran santri tidak lagi dimarjinalkan.

Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan keberadaan pondok pesantren yang sudah diakui secara resmi sebagai lembaga pendidikan yang kompeten.


"Oleh karena itu, kami berharap santri dapat memahami bahwa sejarah yang ikut mendirikan bangsa Indonesia adalah para santri," katanya.

Dikatakan, beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriahkan Festival Hari Santri Nasional 2022 di antaranya seminar santri, istighosah dan santri bershalawat yang akan dilaksanakan di Lapangan Mataram, Rabu malam.

Kemudian akan dilanjutkan lomba-lomba santri meliputi musabaqah qiroatul kitab, tahfidz, da'i di ruang Jawa Hokokai, buketan dan Jlamprang, pada Kamis (20/10), khotmil Al-Qur'an, Jumat (21/10), dan apel hari santri dan pesta seni santri Sabtu (22/10).

Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024