Kudus (ANTARA) - Bupati Kudus Hartopo menginstruksikan kepada seluruh camat dan kepala desa untuk melakukan mitigasi bencana berkaitan dengan curah hujan yang mulai meningkat, serta beberapa daerah juga mulai dilanda bencana alam.
"Mitigasi bencana sejak dini tentunya sangat penting, karena bertujuan untuk mengurangi risiko bencana bagi penduduk setempat," ujarnya dimintai tanggapannya terkait kesiapan menghadapi curah hujan tinggi di Kudus, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengakui dalam waktu dekat akan melakukan pengecekan terkait instruksi tersebut apakah sudah dilaksanakan atau belum.
Pemkab Kudus sendiri, kata dia, juga sudah menyiapkan anggaran untuk penguatan kelembagaan dalam penanggulangan bencana pada tahun 2022 sebesar Rp140,68 juta.
Baca juga: BPBD Kabupaten Temanggung berdayakan Destana
Sementara itu, Kepala Pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Mundir mengakui anggaran yang diterima untuk penanganan bencana alam memang masih minimalis, namun akan dioptimalkan.
"Sebetulnya, status sebagai badan bisa mendapatkan anggaran yang lebih besar namun karena peraturan daerahnya baru terbentuk bulan Mei 2022, sedangkan perencanaan anggaran 2023 sudah terbentuk maka dukungan anggaran masih dalam bentuk kantor," ujarnya.
Ia memperkirakan anggarannya bisa menyesuaikan bentuk badan pada tahun 2024. Sedangkan yang diterima saat ini berkisar Rp140,68 juta. Meliputi untuk kebutuhan logistik makanan sebesar Rp38,74 juta, papan material bangunan sebesar Rp38,79 juta dan penanganan kedaruratan sebesar Rp63,15 juta.
BPBD Kudus sendiri dalam menghadapi bencana alam sudah mempersiapkan diri dengan menyiapkan peralatan pendukung, seperti perahu karet plus mesin, generator set (genset), tali carmentel, pelampung belasan unit, tenda pleton dan regu, dan sejumlah alat pendukung lainnya.
Sementara daerah yang rawan terjadi bencana, yakni untuk bencana tanah longsong kerap terjadi di Kecamatan Dawe dan Gebog, sedangkan banjir sering terjadi di Kecamatan Mejobo, Undaan, Jekulo, Jati, dan Kaliwungu.
Baca juga: Banyumas tingkatkan mitigasi dampak bencana hidrometeorologi
Baca juga: Mitigasi DAS Juwana untuk petakan risiko bencana
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini di selatan Jateng
"Mitigasi bencana sejak dini tentunya sangat penting, karena bertujuan untuk mengurangi risiko bencana bagi penduduk setempat," ujarnya dimintai tanggapannya terkait kesiapan menghadapi curah hujan tinggi di Kudus, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengakui dalam waktu dekat akan melakukan pengecekan terkait instruksi tersebut apakah sudah dilaksanakan atau belum.
Pemkab Kudus sendiri, kata dia, juga sudah menyiapkan anggaran untuk penguatan kelembagaan dalam penanggulangan bencana pada tahun 2022 sebesar Rp140,68 juta.
Baca juga: BPBD Kabupaten Temanggung berdayakan Destana
Sementara itu, Kepala Pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Mundir mengakui anggaran yang diterima untuk penanganan bencana alam memang masih minimalis, namun akan dioptimalkan.
"Sebetulnya, status sebagai badan bisa mendapatkan anggaran yang lebih besar namun karena peraturan daerahnya baru terbentuk bulan Mei 2022, sedangkan perencanaan anggaran 2023 sudah terbentuk maka dukungan anggaran masih dalam bentuk kantor," ujarnya.
Ia memperkirakan anggarannya bisa menyesuaikan bentuk badan pada tahun 2024. Sedangkan yang diterima saat ini berkisar Rp140,68 juta. Meliputi untuk kebutuhan logistik makanan sebesar Rp38,74 juta, papan material bangunan sebesar Rp38,79 juta dan penanganan kedaruratan sebesar Rp63,15 juta.
BPBD Kudus sendiri dalam menghadapi bencana alam sudah mempersiapkan diri dengan menyiapkan peralatan pendukung, seperti perahu karet plus mesin, generator set (genset), tali carmentel, pelampung belasan unit, tenda pleton dan regu, dan sejumlah alat pendukung lainnya.
Sementara daerah yang rawan terjadi bencana, yakni untuk bencana tanah longsong kerap terjadi di Kecamatan Dawe dan Gebog, sedangkan banjir sering terjadi di Kecamatan Mejobo, Undaan, Jekulo, Jati, dan Kaliwungu.
Baca juga: Banyumas tingkatkan mitigasi dampak bencana hidrometeorologi
Baca juga: Mitigasi DAS Juwana untuk petakan risiko bencana
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini di selatan Jateng