Temanggung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung di Provinsi Jawa Tengah memberdayakan Desa Tangguh Bencana atau Destana untuk memperkuat kapasitas penanggulangan bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Toifur Hadi di Temanggung, Kamis, mengatakan bahwa jumlah Destana di Kabupaten Temanggung selama 2022 bertambah dua menjadi 23 Destana.
Dua Destana yang baru ada di Desa Botoputih, Kecamatan Tembarak, dan Desa Wates, Kecamatan Wonoboyo.
Toifur mengatakan bahwa Destana diberdayakan menjadi ujung tombak dalam penanganan bencana, termasuk dalam menyampaikan informasi mengenai kejadian bencana di wilayahnya.
"Ketika terjadi hujan lebat mereka akan mengantisipasi, yakni meminta masyarakat yang mungkin tinggal di lereng untuk bisa menyiapkan diri, supaya tidak terjadi korban (kalau terjadi bencana)," katanya.
Baca juga: Destana Desa Wonosoco disiapkan untuk antisipasi bencana gempa
Destana adalah desa yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman bencana di wilayahnya serta mengorganisir sumber daya untuk mengurangi risiko bencana, menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.
Selain memberdayakan Destana, Toifur mengatakan, BPBD Kabupaten Temanggung memantau informasi prakiraan cuaca yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana.
"BMKG secara berkala memberikan edaran ke kami dan kami tindak lanjuti edaran tersebut sampai ke bawah, terutama jika ada peringatan dini (bencana) di suatu daerah," katanya.
Ia menambahkan, sejumlah daerah di Kabupaten Temanggung selama musim penghujan rawan mengalami tanah longsor, termasuk di antaranya Kecamatan Gemawang, Wonoboyo, Tretep, Bansari, Pringsurat, dan Kaloran.
Baca juga: Banjarnegara bentuk 59 desa tangguh bencana
Baca juga: Fikes UMP luncurkan Program Desa Tangguh Bencana
Baca juga: Akademisi ingatkan pemda intensifkan pembentukan desa tangguh bencana
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung Toifur Hadi di Temanggung, Kamis, mengatakan bahwa jumlah Destana di Kabupaten Temanggung selama 2022 bertambah dua menjadi 23 Destana.
Dua Destana yang baru ada di Desa Botoputih, Kecamatan Tembarak, dan Desa Wates, Kecamatan Wonoboyo.
Toifur mengatakan bahwa Destana diberdayakan menjadi ujung tombak dalam penanganan bencana, termasuk dalam menyampaikan informasi mengenai kejadian bencana di wilayahnya.
"Ketika terjadi hujan lebat mereka akan mengantisipasi, yakni meminta masyarakat yang mungkin tinggal di lereng untuk bisa menyiapkan diri, supaya tidak terjadi korban (kalau terjadi bencana)," katanya.
Baca juga: Destana Desa Wonosoco disiapkan untuk antisipasi bencana gempa
Destana adalah desa yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman bencana di wilayahnya serta mengorganisir sumber daya untuk mengurangi risiko bencana, menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.
Selain memberdayakan Destana, Toifur mengatakan, BPBD Kabupaten Temanggung memantau informasi prakiraan cuaca yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana.
"BMKG secara berkala memberikan edaran ke kami dan kami tindak lanjuti edaran tersebut sampai ke bawah, terutama jika ada peringatan dini (bencana) di suatu daerah," katanya.
Ia menambahkan, sejumlah daerah di Kabupaten Temanggung selama musim penghujan rawan mengalami tanah longsor, termasuk di antaranya Kecamatan Gemawang, Wonoboyo, Tretep, Bansari, Pringsurat, dan Kaloran.
Baca juga: Banjarnegara bentuk 59 desa tangguh bencana
Baca juga: Fikes UMP luncurkan Program Desa Tangguh Bencana
Baca juga: Akademisi ingatkan pemda intensifkan pembentukan desa tangguh bencana