Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas di Provinsi Jawa Tengah meningkatkan upaya mitigasi dampak bencana hidrometeorologi.
"Kami telah membentuk tim mitigasi lintas bidang, salah satunya untuk mengecek lokasi-lokasi rawan bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Selain itu, kata dia, tim mitigasi bertugas menyampaikan penyuluhan mengenai pencegahan dan penanggulangan bencana hidrometeorologi kepada pemerintah desa, yang selanjutnya akan melakukan sosialisasi kepada warga.
Menurut dia, edukasi dan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana juga dilakukan melalui media sosial.
"Semua itu dilakukan agar masyarakat yang bermukim di wilayah rawan bencana hidrometeorologi meningkatkan kewaspadaan, karena berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG curah hujan di Kabupaten Banyumas masuk kategori menengah hingga tinggi," katanya.
Baca juga: Mitigasi DAS Juwana untuk petakan risiko bencana
Ia mengimbau masyarakat untuk membersihkan saluran air dari sampah agar air tidak meluap dan membanjiri area sekitarnya saat hujan lebat.
Menurut dia, BPBD juga sudah melakukan konsolidasi dengan para sukarelawan penanganan bencana.
"Kami juga berharap adanya sharing (berbagi) informasi dan kecepatan laporan dari teman-teman sukarelawan karena para sukarelawan itu kan ada di wilayah-wilayah, sehingga kami tidak terlambat dalam penanganan bencana," katanya.
Budi mengatakan bahwa kondisi cuaca ekstrem pada 7 sampai 9 Oktober 2022 menyebabkan tanah longsor dan banjir di bagian wilayah Kabupaten Banyumas.
Menurut data sementara BPBD, tanah longsor terjadi di 77 titik dan banjir terjadi di 23 lokasi di Kabupaten Banyumas.
"Kami masih melakukan asesmen di lokasi bencana. Bagi warga yang harus diungsikan, kami telah siapkan tempat untuk mengungsi termasuk bantuan logistik," kata Budi.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini di selatan Jateng
Baca juga: Banjir-longsor di Cilacap dan Banyumas akibat hujan ekstrem
Baca juga: Sejumlah wilayah Banyumas dilanda banjir dan tanah longsor
"Kami telah membentuk tim mitigasi lintas bidang, salah satunya untuk mengecek lokasi-lokasi rawan bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Selain itu, kata dia, tim mitigasi bertugas menyampaikan penyuluhan mengenai pencegahan dan penanggulangan bencana hidrometeorologi kepada pemerintah desa, yang selanjutnya akan melakukan sosialisasi kepada warga.
Menurut dia, edukasi dan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana juga dilakukan melalui media sosial.
"Semua itu dilakukan agar masyarakat yang bermukim di wilayah rawan bencana hidrometeorologi meningkatkan kewaspadaan, karena berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG curah hujan di Kabupaten Banyumas masuk kategori menengah hingga tinggi," katanya.
Baca juga: Mitigasi DAS Juwana untuk petakan risiko bencana
Ia mengimbau masyarakat untuk membersihkan saluran air dari sampah agar air tidak meluap dan membanjiri area sekitarnya saat hujan lebat.
Menurut dia, BPBD juga sudah melakukan konsolidasi dengan para sukarelawan penanganan bencana.
"Kami juga berharap adanya sharing (berbagi) informasi dan kecepatan laporan dari teman-teman sukarelawan karena para sukarelawan itu kan ada di wilayah-wilayah, sehingga kami tidak terlambat dalam penanganan bencana," katanya.
Budi mengatakan bahwa kondisi cuaca ekstrem pada 7 sampai 9 Oktober 2022 menyebabkan tanah longsor dan banjir di bagian wilayah Kabupaten Banyumas.
Menurut data sementara BPBD, tanah longsor terjadi di 77 titik dan banjir terjadi di 23 lokasi di Kabupaten Banyumas.
"Kami masih melakukan asesmen di lokasi bencana. Bagi warga yang harus diungsikan, kami telah siapkan tempat untuk mengungsi termasuk bantuan logistik," kata Budi.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini di selatan Jateng
Baca juga: Banjir-longsor di Cilacap dan Banyumas akibat hujan ekstrem
Baca juga: Sejumlah wilayah Banyumas dilanda banjir dan tanah longsor