Semarang (ANTARA) -
Para petani mengapresiasi aksi simpatik aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memborong hasil pertanian dan peternakan, terutama komoditas pangan yang bergejolak (volatile food) dengan harga di atas pasaran.

Wahzuri, salah seorang petani asal Kabupaten Pekalongan yang ditemui di Semarang, Jumat, tidak mampu menyembunyikan rasa bahagianya sebab produk telurnya dibeli dengan harga yang tinggi oleh Pemprov Jateng yaitu di atas harga pasaran sehingga menguntungkannya.

Ia menyebut Pemprov Jateng memborong telur peternak lokal dengan harga Rp25 ribu per kilogram, sedangkan harga di pasaran Rp21 ribu/kg.

Menurut dia, adanya program ASN dan BUMD Provinsi Jateng membantu petani, cukup membantu para petani dan kelompok peternak telur.

"Harga telur di pasaran masih rendah, turun. Dengan adanya program ini, harga lebih tinggi dari pasaran. Alhamdulillah di sini lebih dari cukup, Rp25ribu per kg. Alhamdulillah, sangat menolong, terbantu sekali,” katanya saat mengirim telur di kantor Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng.

Baca juga: ASN Pemprov Jateng diminta jaga integritas layani masyarakat

Pria yang mewakili Kelompok Tani Budi Doyo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan ini menambahkan, harga beli Rp25 ribu/kg sangat menguntungkan karena peternak bisa kembali beternak dengan lancar.

"Kalau bisa kirimnya ke sini terus, walaupun jaraknya jauh, harganya bisa untuk putaran operasional di kandang. Ini saya kirim 1 ton telur," ujarnya.

Petani asal Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jumali, mengapresiasi salah satu kebijakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang menginstruksikan ASN memborong hasil pertanian.

"Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Ganjar karena sudah membantu petani dan peternak di wilayah Sukorejo dan sudah membeli dengan harga di atas rata-rata. Dari kami selaku berharap harga terus seperti ini," katanya.

Baca juga: Gibran siapkan hunian untuk ASN golongan rendah

Kepala Dishanpan Provinsi Jateng Dyah Lukisari menjelaskan kegiatan membantu petani muncul sebagai bentuk kepedulian Pemprov Jateng sebab dengan harga komoditas di produsen yang rendah mengakibatkan petani merugi.

Dengan harga yang rendah itu, para petani protes karena rugi dan tidak balik modal, bahkan sempat tidak mau memanen sehingga mengancam hilangnya pangan di hulu.

"Eman-eman siap dikonsumsi kok gak dikonsumsi, maka kami pun bikin gerakan ASN berbagi. Satu sisi, barang itu diambil ASN tidak harus dikonsumsi tapi disumbangkan ke panti-panti," ujarnya.

Data Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng mencatat, pada bulan Oktober hingga Kamis (6/10) jumlah komoditas yang diborong ASN meliputi 8.485 kilogram telur, tomat 9.463 kilogram, dan kubis 16.852 kilogram.

Dishanpan Jateng mendistribusikan komoditas tersebut dalam bentuk satu paket dan telah terkumpul 8.183 paket yang selanjutnya akan dikirim ke organisasi perangkat daerah (OPD) atau instansi, baik di dalam Kota Semarang, maupun ke luar daerah mulai dari daerah arah Rembang, arah Solo, arah Kebumen, arah Pekalongan, arah Banjarnegara, dan arah Cilacap.(LHP)

Baca juga: Wali Kota Magelang : ASN tegakkan komitmen disiplin kerja

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024