Semarang (ANTARA) - Gelaran 1.000 Kebaya untuk Indonesiaku yang dilaksanakan pada Minggu sukses dengan jumlah peserta yang melampaui target dan mendapatkan antusiasme dari para peserta baik para perempuan berkebaya maupun para laki-laki yang mengenakan sorjan maupun sarung.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Hotel Griya Persada Bandungan, Kabupaten Semarang, didukung oleh stakeholder terkait termasuk Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah dan dimeriahkan sejumlah kegiatan seperti pameran ekonomi kreatif, vaksinasi, dan donor darah tersebut dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengapresiasi gelaran 1.000 Kebaya karena kegiatan tersebut tidak hanya melestarikan budaya Jawa, tetapi juga bagian dari langkah nyata untuk mengembangkannya.
"Kegiatan hari ini tidak hanya bentuk nguri-nguri atau melestarikan, tetapi juga mengembangkannya," kata Ganjar.
Ia juga mengajak seluruh peserta yang hadir terutama dari Pemerintah Kabupaten Semarang untuk bisa meniru langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yakni setiap Hari Kamis mengenakan pakaian adat.
Ganjar optimistis dengan gerakan mengenakan pakaian adat sekali dalam seminggu, akan memberikan dampak luar bisa dalam mengembangkan ekonomi kreatif, menghidupkan para UMKM, pembuat baju kebaya, pembuat blangkon, pembuat jarik dari, sehingga harganya terjangkau.
"Saya yakin di masing-masing kabupaten kota terdapat khas batiknya, luriknya yang tidak hanya klasik tetapi warnanya juga macam-macam. Kalau berkenan, jangan hanya satu tahun sekali, tetapi bisa ikut Provinsi Jateng untuk memakai baju adat," kata Ganjar.
Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah Teguh Imam Wibowo dalam kesempatan tersebut mengatakan turut mendukung acara tersebut karena kegiatannya positif dalam melestarikan budaya Jawa dalam hal ini baju kebaya.
"Beragam upaya harus dilakukan untuk melestarikan budaya Jawa salah satunya kebaya. Apalagi kebaya telah menjadi ikon Asia Tenggara dan sudah ada upaya pengajuan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya seperti halnya batik," kata Teguh.
Guntur Wibowo selaku General Manager Griya Persada Convention Hotel & Resort Bandungan menjelaskan kegiatan serupa pernah dilaksanakan Griya Persada Convention Hotel & Resort Kaliurang yang mendapatkan antusiasme tinggi mulai dari masyarakat sekitar hingga keluarga keraton.
Perhelatan kali ini, lanjut Guntur, memiliki dua misi yang sejalan yakni selain mengedukasi masyarakat dan pelestarian kebaya, juga ingin mengajak masyarakat/komunitas untuk peduli terhadap satu sama lain, yaitu donasi kemanusiaan.
Teguh menjelaskan dalam kesempatan tersebut tim Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah untuk perempuan mengenakan kebaya, sementara yang laki-laki sebagian dari mereka ada yang mengenakan ikat kepala.
"Kami juga ikut donor darah. Meskipun mereka mengenakan kebaya, tetap bisa berbagi dengan donor darah," kata Teguh.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Wanita Berkebaya Diana Septi menambahkan pihaknya mengapresiasi kegiatan 1.000 Kebaya untuk Indonesia karena juga menjadi bagian dari dukungan agar kebaya menjadi bagian dari warisan budaya seperti halnya batik.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Hotel Griya Persada Bandungan, Kabupaten Semarang, didukung oleh stakeholder terkait termasuk Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah dan dimeriahkan sejumlah kegiatan seperti pameran ekonomi kreatif, vaksinasi, dan donor darah tersebut dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengapresiasi gelaran 1.000 Kebaya karena kegiatan tersebut tidak hanya melestarikan budaya Jawa, tetapi juga bagian dari langkah nyata untuk mengembangkannya.
"Kegiatan hari ini tidak hanya bentuk nguri-nguri atau melestarikan, tetapi juga mengembangkannya," kata Ganjar.
Ia juga mengajak seluruh peserta yang hadir terutama dari Pemerintah Kabupaten Semarang untuk bisa meniru langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yakni setiap Hari Kamis mengenakan pakaian adat.
Ganjar optimistis dengan gerakan mengenakan pakaian adat sekali dalam seminggu, akan memberikan dampak luar bisa dalam mengembangkan ekonomi kreatif, menghidupkan para UMKM, pembuat baju kebaya, pembuat blangkon, pembuat jarik dari, sehingga harganya terjangkau.
"Saya yakin di masing-masing kabupaten kota terdapat khas batiknya, luriknya yang tidak hanya klasik tetapi warnanya juga macam-macam. Kalau berkenan, jangan hanya satu tahun sekali, tetapi bisa ikut Provinsi Jateng untuk memakai baju adat," kata Ganjar.
Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah Teguh Imam Wibowo dalam kesempatan tersebut mengatakan turut mendukung acara tersebut karena kegiatannya positif dalam melestarikan budaya Jawa dalam hal ini baju kebaya.
"Beragam upaya harus dilakukan untuk melestarikan budaya Jawa salah satunya kebaya. Apalagi kebaya telah menjadi ikon Asia Tenggara dan sudah ada upaya pengajuan kebaya ke UNESCO sebagai warisan budaya seperti halnya batik," kata Teguh.
Guntur Wibowo selaku General Manager Griya Persada Convention Hotel & Resort Bandungan menjelaskan kegiatan serupa pernah dilaksanakan Griya Persada Convention Hotel & Resort Kaliurang yang mendapatkan antusiasme tinggi mulai dari masyarakat sekitar hingga keluarga keraton.
Perhelatan kali ini, lanjut Guntur, memiliki dua misi yang sejalan yakni selain mengedukasi masyarakat dan pelestarian kebaya, juga ingin mengajak masyarakat/komunitas untuk peduli terhadap satu sama lain, yaitu donasi kemanusiaan.
Teguh menjelaskan dalam kesempatan tersebut tim Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah untuk perempuan mengenakan kebaya, sementara yang laki-laki sebagian dari mereka ada yang mengenakan ikat kepala.
"Kami juga ikut donor darah. Meskipun mereka mengenakan kebaya, tetap bisa berbagi dengan donor darah," kata Teguh.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Wanita Berkebaya Diana Septi menambahkan pihaknya mengapresiasi kegiatan 1.000 Kebaya untuk Indonesia karena juga menjadi bagian dari dukungan agar kebaya menjadi bagian dari warisan budaya seperti halnya batik.