Batang (ANTARA) - DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menggelar Budaya Bahari Pesta Nyadran setelah selama dua tahun terakhir ini sempat vakum karena pandemi COVID-19, Senin.

Ketua HNSI Kabupaten Batang Teguh Tarmujo di Batang, Senin, mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk puji syukur nelayan kepada Tuhan yang telah memberikan rahmat dan rezeki kepada mereka.

"Alhamdulillah saat ini sudah bisa dilaksanakan kembali, acara yang sebetulnya sudah ada secara turun-temurun pesta nyadran ini," katanya.

Pesta Nyadran digelar di empat tempat yakni Pantai Celong, Roban Barat, Roban Timur, dan yang terakhir di Klidang Lor.

Menurut dia, kegiatan ini sebagai sarana untuk mempertahankan budaya yang sudah diwariskan oleh para leluhur dengan membawa kepala kerbau yang dihanyutkan ke laut.

Baca juga: Gubernur hadiri tradisi Wiwit Tembakau di Temanggung

Simbol kepala kerbau yang dibawa, kata dia, karena punya arti untuk membuang sikap kebodohan sehingga dihanyutkan ke laut agar terbuang tidak tinggal pada jiwa para nelayan.

"Tinggal timbal balik adanya keberkahan yang diberikan kepada para nelayan dari prosesi gelar Budaya Bahari Pesta Nyadran," kata Teguh Tarmujo.

Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan kegiatan ini merupakan tradisi nelayan yang harus tetap dipertahankan dan dilestarikan.

"Jika kita tidak melestarikan maka sejarah para leluhur kita akan hilang. Oleh karena, tadi saya menyaksikan menaruh sesaji yang artinya rasa syukur para nelayan atas hasil tangkapan ikan yang diperoleh selama ini," katanya.

Ia mengatakan pemkab mendukung para nelayan, pedagang, maupun pengusaha bersama-sama mengembangkan usaha perikanan.

"Kami akan melayani dengan sebaik-baiknya tentu dengan potensi, kewenangan, dan aturan yang ada. Kami berharap kegiatan pesta nyadran pada tahun mendatang akan semakin meningkat dan bisa menyejahterakan para nelayan," katanya.

Baca juga: Sedekah laut nelayan Cilacap digelar Agustus 2022
Baca juga: Ini dia tiga tradisi di Jepara yang diakui Kemendikbud
 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024