Cilacap (ANTARA) - Pertamina bersama pihak Kerja Sama Operasional PT Hutama Karya (Persero) dan PT Timas Suplindo selaku pelaksana proyek pipa Cilacap-Bandung (CB) 3 memasang klem sementara pada pipa CB 1 yang rembes di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

"Setelah Sabtu (6/8) sore itu ditemukan titik rembesnya, esok harinya (7/8) dilakukan pemasangan klem dan hari ini (8/8) dilakukan pengurukan tanah di lokasi," kata Community Development Proyek Pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) CB3 PT Hutama Karya (Persero) Agung Suroyo di Cilacap, Senin.

Menurut dia, hingga Senin (8/8) siang tidak ada lagi rembesan yang keluar di sekitar lokasi kejadian.

Selain itu, kata dia, Sungai Jambu di Dusun Lengkong, Desa Jeruklegi Kulon, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, yang sebelumnya kotor karena terkena BBM yang rembes dari pipa CB 1 saat sekarang kondisinya sudah berangsur bersih.

"Kendati demikian kami terus melakukan pengecekan di pipa tersebut untuk menjaga hal-hal yang tidak kita inginkan. Kami juga cek pipa sampai ke arah bukit," katan Agung.

Baca juga: Rembesan BBM di Cilacap, Pertamina selidiki pemicu

Saat dihubungi dari Cilacap, Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengakui jika saat sekarang telah dipasang klem sementara (temporary clamp) pada pipa CB 1 yang rembes.

"Cuma itu belum dioperasionalkan karena dikhawatirkan terjadi sesuatu karena itu kan masih temporary clamp," katanya.

Menurut dia, Pertamina berencana melakukan perbaikan dengan cara mengganti pipa yang rembes tersebut.

Penggantian pipa yang rembes pada jalur CB 1 tersebut ditargetkan selesai sekitar tanggal 20 Agustus 2022.

"Nanti setelah diperbaiki total, bisa dioperasionalkan kembali. Saat ini yang running untuk penyaluran BBM ke Bandung adalah CB 2 yang juga pipa multifungsi seperti CB 1," kata Brasto.

Baca juga: Pertamina masih tangani dampak rembesan BBM di proyek pipa Cilacap-Bandung

Dalam hal ini, jalur pipa CB 1 maupun CB 2 tersebut multifungsi karena dapat digunakan untuk menyalurkan BBM jenis gasoline maupun gasoil secara bergantian.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap Sri Murniyati mengatakan pihaknya hingga saat ini terus mengecek kondisi lapangan pascarembesan BBM di sekitar lokasi proyek pipa CB 3, Dusun Lengkong, Desa Jeruklegi Kulon, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap.

"Dampak yang ditimbulkan (dari kejadian rembesan BBM ini) menjadi tanggung jawab pemrakarsa kegiatan," katanya.

Baca juga: Pertamina tangani rembesan BBM di proyek pipa Cilacap-Bandung

Terkait dengan penanganan terhadap tanah yang terkena BBM, dia mengatakan hal itu ada perlakuan khusus, yakni dengan cara mengambil tanah yang terkena limbah bahan berbahaya beracun (B3) untuk dikirim ke unit pengolahan limbah yang ditunjuk.

Menurut dia, ada standar operasional prosedur (SOP) terkait dengan penanganan terhadap tanah yang terkontaminasi limbah B3 karena BBM juga merupakan bahan berbahaya beracun.

Dalam hal ini, tanah tersebut terkontaminasi limbah B3 saat dilakukan penyedotan terhadap rembesan BBM yang mengotori sungai maupun yang tumpah ketika sedang diangkut.

"Kebetulan Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) kegiatan tersebut (proyek pipa CB 3, red.) dari pusat. Jadi semua tindakan berdasarkan instruksi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," katanya.

Baca juga: Pertamina manfaatkan daun Rami sebagai zat aditif pelapis pipa dan tangki

Murni mengatakan DLH Kabupaten Cilacap bertugas membantu memastikan bahwa semua berada pada kondisi yang sudah dilakukan sesuai prosedur.

Rembesan BBM di tepi Sungai Jambu, Dusun Lengkong, Desa Jeruklegi Kulon, pertama kali diketahui warga pada hari Rabu (3/8), pukul 04.30 WIB.

Saat itu, warga mencium bau BBM dan setelah cek ternyata berasal dari Sungai Jambu yang dilewati proyek pemasangan pipa BBM CB 3, sehingga kejadian tersebut segera dilaporkan ke pihak-pihak terkait.



 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024