Semarang (ANTARA) - Tanoto Foundation bekerja sama dengan Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah menyelenggarakan pelatihan menulis straight news kepada para pengawas, kepala sekolah, dan guru dari sejumlah sekolah di Jawa Tengah, sebagai salah satu upaya mengasah ketrampilan menulis sekaligus menghadirkan gaya baru penulisan.
“Selama ini para guru mayoritas menulis artikel dengan gaya penulisan ilmiah populer, sehingga diperlukan sentuhan gaya menulis baru agar artikel yang ditulis guru semakin beragam," kata Mothy Rahmat, Communications Specialist Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah.
Pelatihan yang dikhususkan untuk fasilitator yang selama ini produktif menulis di media tersebut berlangsung secara daring pada Jumat (15/7/2022). Sebanyak 25 peserta fasilitator program PINTAR Tanoto Foundation tersebut berasal dari Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Cilacap, dan Banyumas.
Jurnalis ANTARA Jateng Nur Istibsaroh yang hadir sebagai narasumber berbagi mengenai mudahnya menulis straight news hingga praktik cara membuat judul, lead, hingga tubuh berita.
"Tulisan bernilai jika setidaknya memiliki satu dari news value seperti adanya nilai kebaruan, dampak, kedekatan, penting, jumlah yang besar, terkenal, konflik, dan unik. Saya yakin di dalam kelas atau sekolah juga memiliki nilai berita yang dapat ditulis. Malah kontennya sangat bervariasi," kata Istib, panggilan akrab Nur Istibsaroh.
Baca juga: Tanoto Foundation berkomitmen tingkatkan kualitas pendidikan
Para peserta pun antusias dengan materi tersebut, bahkan dari sebagian dari mereka langsung memiliki ide untuk menulis dan langsung menunjukkan hasil tulisan mereka.
"Saya jadi ingin menuliskan kisah sukses guru yang saya dampingi. Saya langsung terpikirkan judulnya Leni dari desa terpencil menjadi juara guru berprestasi," kata Adiyanto, pengawas RA/MI dari Kabupaten Cilacap dengan optimis.
Kepala SDN Bulustalan Kota Semarang Dian Marta juga menyampaikan di sekolahnya banyak sumber tulisan yang bisa digali.
"Untuk tulisan perdana, saya akan menulis budidaya tumbuhan langka yakni talas hitam di sekolah," katanya bersemangat.
Baca juga: Tanoto Foundation latih kepala sekolah/madrasah Banyumas mitra Program Pintar
Senada dengan Dian, Fitri Ulya Dewi, guru MTs Fatahillah Kota Semarang juga menyampaikan rencananya menulis berita tentang pengayaan materi Bahasa Inggris untuk murid-muridnya selama liburan.
"Seperti mendapatkan pencerahan baru, penulisan dengan gaya straight news ini lebih mudah dan memiliki karakteristik yang sederhana. Saya yakin dapat segera membuat tulisannya dalam minggu ini," kata Fitri.
Nurkolis selaku Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah menambahkan setelah dilakukan pelatihan penulisan, pihaknya menargetkan para peserta bisa lebih aktif menulis dan berharap bisa layak untuk dimuat di media massa.
"Rencana tindak lanjut dari pelatihan ini yang kami tunggu. Semoga pelatihan membawa dampak riil, para peserta bisa membuat tulisan dan dimuat di ANTARA Jateng," tutup Nurkolis.
Baca juga: Tingkatkan kualitas pendidikan, Banyumas gandeng Tanoto Foundation
*Penulis: Mothy Rahmat, Communications Specialist Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah.
“Selama ini para guru mayoritas menulis artikel dengan gaya penulisan ilmiah populer, sehingga diperlukan sentuhan gaya menulis baru agar artikel yang ditulis guru semakin beragam," kata Mothy Rahmat, Communications Specialist Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah.
Pelatihan yang dikhususkan untuk fasilitator yang selama ini produktif menulis di media tersebut berlangsung secara daring pada Jumat (15/7/2022). Sebanyak 25 peserta fasilitator program PINTAR Tanoto Foundation tersebut berasal dari Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Cilacap, dan Banyumas.
Jurnalis ANTARA Jateng Nur Istibsaroh yang hadir sebagai narasumber berbagi mengenai mudahnya menulis straight news hingga praktik cara membuat judul, lead, hingga tubuh berita.
"Tulisan bernilai jika setidaknya memiliki satu dari news value seperti adanya nilai kebaruan, dampak, kedekatan, penting, jumlah yang besar, terkenal, konflik, dan unik. Saya yakin di dalam kelas atau sekolah juga memiliki nilai berita yang dapat ditulis. Malah kontennya sangat bervariasi," kata Istib, panggilan akrab Nur Istibsaroh.
Baca juga: Tanoto Foundation berkomitmen tingkatkan kualitas pendidikan
Para peserta pun antusias dengan materi tersebut, bahkan dari sebagian dari mereka langsung memiliki ide untuk menulis dan langsung menunjukkan hasil tulisan mereka.
"Saya jadi ingin menuliskan kisah sukses guru yang saya dampingi. Saya langsung terpikirkan judulnya Leni dari desa terpencil menjadi juara guru berprestasi," kata Adiyanto, pengawas RA/MI dari Kabupaten Cilacap dengan optimis.
Kepala SDN Bulustalan Kota Semarang Dian Marta juga menyampaikan di sekolahnya banyak sumber tulisan yang bisa digali.
"Untuk tulisan perdana, saya akan menulis budidaya tumbuhan langka yakni talas hitam di sekolah," katanya bersemangat.
Baca juga: Tanoto Foundation latih kepala sekolah/madrasah Banyumas mitra Program Pintar
Senada dengan Dian, Fitri Ulya Dewi, guru MTs Fatahillah Kota Semarang juga menyampaikan rencananya menulis berita tentang pengayaan materi Bahasa Inggris untuk murid-muridnya selama liburan.
"Seperti mendapatkan pencerahan baru, penulisan dengan gaya straight news ini lebih mudah dan memiliki karakteristik yang sederhana. Saya yakin dapat segera membuat tulisannya dalam minggu ini," kata Fitri.
Nurkolis selaku Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah menambahkan setelah dilakukan pelatihan penulisan, pihaknya menargetkan para peserta bisa lebih aktif menulis dan berharap bisa layak untuk dimuat di media massa.
"Rencana tindak lanjut dari pelatihan ini yang kami tunggu. Semoga pelatihan membawa dampak riil, para peserta bisa membuat tulisan dan dimuat di ANTARA Jateng," tutup Nurkolis.
Baca juga: Tingkatkan kualitas pendidikan, Banyumas gandeng Tanoto Foundation
*Penulis: Mothy Rahmat, Communications Specialist Tanoto Foundation Provinsi Jawa Tengah.