Semarang (ANTARA) - Sally Aman Nasution kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) pada Kongres Nasional PAPDI atau KOPAPDI XVIII yang berlangsung di salah hotel di Kota Semarang sejak 13 Juli 2022.
Dalam forum yang sama, Irsan Hasan juga kembali terpilih sebagai Ketua Umum Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) periode 2022-2025. Sally dan Irsan dipercaya kembali melanjutkan kepemimpinannya untuk kedua kalinya setelah menyelesaikan tugas kepengurusannya periode 2018-2022.
Sally menjelaskan KOPAPDI XVIII mengambil tema The Role of Internist in Global Health Improvement in Artificial Intelligence and Big Data Era. Tema tersebut, kata Sally, sekaligus tantangan bagi internis (sebutan untuk dokter penyakit dalam) menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan an teknologi dalam transformasi kesehatan.
"Internis dituntut siap menghadapi sistem perdagangan pasar bebas atau masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Di saat nantinya akan banyak dokter luar yang masuk Indonesia, internis dalam negeri harus sudah siap, sehingga masyarakat akan tetap mencari internis dalam negeri karena kami mumpuni," kata Sally.
Sally menegaskan internis siap mengisi pos-pos kesehatan dari yang paling sederhana hingga rumah sakit tipe A dengan jumlah yang ada saat ini sebanyak 5.110 internis se-Indonesia dan jumlah tersebut dirasa masih kurang.
"Para internis perlu mengupgrade ilmu mereka selain dari tempat pendidikan, salah satunya melalui Kongres Nasional ini karena ada beberapa workshop," kata Sally.
Baca juga: Negara harus hadir dalam penanganan penyakit demensia alzheimer
Irsan Hasan, Ketua Umum Kolegium Ilmu Penyakit Dalam menambahkan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para internis yakni diperlukan guru atau subspesialis yang bisa mengajar serta sarana dan prasarana terkait.
"Kalau ingin memperbanyak spesialis penyakit dalam, perbanyak gurunya. Kalau ingin memperbanyak gurunya, percepat pembukaan sekolah untuk para subspesialis," kata Irsan.
Ketua IDI Wilayah Jawa Tengah Joko Handoyo mengatakan internis merupakan garda terdepan dalam melayani masyarakat terhadap beragam penyakit, apalagi saat terjadi COVID-19.
Ketua Panitia KOPAPDI XVIII Hery Djagat Purnomo menjelaskan ada beragam kegiatan yang digelar pada KOPAPDI XVIII antara lain sidang organisasi, konvokasi FINASIM, kegiatan ilmiah, kegiatan olahraga, perlombaan ilmiah, penampilan budaya dari seluruh Indonesia, pameran UMKM terpilih di Semarang, serta pariwisata Kota Semarang dan sekitarnya.
Kegiatan ilmiah menghadirkan sembilan pembicara internasional, delapan workshop, dan 74 topik simposium dengan keynote speaker dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, serta kegiatan lainnya.
KOPAPDI XVIII SEMARANG 2022 merupakan kongres nasional PAPDI pertama yang diselenggarakan secara hybrid yakni melalui online dan offline pada waktu yang bersamaan yang melibatkan 6.000 peserta dari seluruh Indonesia.
Baca juga: 3.000 ahli penyakit dalam akan hadiri Kopapdi
Baca juga: Dokter Penyakit Dalam : Jangan Pilih Caleg Perokok
Dalam forum yang sama, Irsan Hasan juga kembali terpilih sebagai Ketua Umum Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) periode 2022-2025. Sally dan Irsan dipercaya kembali melanjutkan kepemimpinannya untuk kedua kalinya setelah menyelesaikan tugas kepengurusannya periode 2018-2022.
Sally menjelaskan KOPAPDI XVIII mengambil tema The Role of Internist in Global Health Improvement in Artificial Intelligence and Big Data Era. Tema tersebut, kata Sally, sekaligus tantangan bagi internis (sebutan untuk dokter penyakit dalam) menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan an teknologi dalam transformasi kesehatan.
"Internis dituntut siap menghadapi sistem perdagangan pasar bebas atau masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Di saat nantinya akan banyak dokter luar yang masuk Indonesia, internis dalam negeri harus sudah siap, sehingga masyarakat akan tetap mencari internis dalam negeri karena kami mumpuni," kata Sally.
Sally menegaskan internis siap mengisi pos-pos kesehatan dari yang paling sederhana hingga rumah sakit tipe A dengan jumlah yang ada saat ini sebanyak 5.110 internis se-Indonesia dan jumlah tersebut dirasa masih kurang.
"Para internis perlu mengupgrade ilmu mereka selain dari tempat pendidikan, salah satunya melalui Kongres Nasional ini karena ada beberapa workshop," kata Sally.
Baca juga: Negara harus hadir dalam penanganan penyakit demensia alzheimer
Irsan Hasan, Ketua Umum Kolegium Ilmu Penyakit Dalam menambahkan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi para internis yakni diperlukan guru atau subspesialis yang bisa mengajar serta sarana dan prasarana terkait.
"Kalau ingin memperbanyak spesialis penyakit dalam, perbanyak gurunya. Kalau ingin memperbanyak gurunya, percepat pembukaan sekolah untuk para subspesialis," kata Irsan.
Ketua IDI Wilayah Jawa Tengah Joko Handoyo mengatakan internis merupakan garda terdepan dalam melayani masyarakat terhadap beragam penyakit, apalagi saat terjadi COVID-19.
Ketua Panitia KOPAPDI XVIII Hery Djagat Purnomo menjelaskan ada beragam kegiatan yang digelar pada KOPAPDI XVIII antara lain sidang organisasi, konvokasi FINASIM, kegiatan ilmiah, kegiatan olahraga, perlombaan ilmiah, penampilan budaya dari seluruh Indonesia, pameran UMKM terpilih di Semarang, serta pariwisata Kota Semarang dan sekitarnya.
Kegiatan ilmiah menghadirkan sembilan pembicara internasional, delapan workshop, dan 74 topik simposium dengan keynote speaker dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, serta kegiatan lainnya.
KOPAPDI XVIII SEMARANG 2022 merupakan kongres nasional PAPDI pertama yang diselenggarakan secara hybrid yakni melalui online dan offline pada waktu yang bersamaan yang melibatkan 6.000 peserta dari seluruh Indonesia.
Baca juga: 3.000 ahli penyakit dalam akan hadiri Kopapdi
Baca juga: Dokter Penyakit Dalam : Jangan Pilih Caleg Perokok