Purwokerto (ANTARA) - Dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ridho Ananda, S.Pd., M.Si. mengembangkan startup rintisan yang memroduksi minuman olahan rempah-rempah dengan model kemasan kekinian yang diberi nama "Hans Drink".
Ridho mengakui jika sebagian besar masyarakat menganggap minuman herbal adalah minuman jamu pahit yang kuno, ditambah dengan tampilannya yang kadang kurang menarik karena menggunakan plastik.
Oleh karena itu, dia pun membuat inovasi minuman herbal "Hans Drink" di Desa Kecitran, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, sejak bulan Desember 2019.
Menurut dia, kegiatan usaha tersebut berawal dari keinginan istrinya yang ingin bekerja dari rumah.
"Awalnya istri saya coba-coba saja untuk membuat resep rempah-rempah, namun beberapa kali gagal karena ada kekurangan rasa," kata Ridho.
Akan tetapi setelah berulang kali mencoba, akhirnya Ridho bersama istrinya mendapatkan komposisi bahan yang sesuai.
Baca juga: ITTP jadi penyelenggara IEEE CyberneticsCom 2022
"Ini tidak lepas dari bantuan Ummu Majidah, sesepuh dari Jogja yang sudah paham betul tentang rempah-rempah," katanya.
Meskipun dilatarbelakangi oleh kebutuhan pribadinya, Ridho tetap berusaha untuk mengembangkan dan mendistribusikan "Hans Drink" ke masyarakat.
Hal itu sejalan dengan visi misi "Hans Drink", yakni untuk mewujudkan petani rempah-rempah yang sejahtera di bidang ekonomi, sosial, dan religi.
Kini "Hans Drink" semakin dikenal oleh masyarakat melalui berbagai kegiatan yang ada di luar maupun di Institut Teknologi Telkom Purwokerto.
Selain itu, "Hans Drink" juga telah berkolaborasi dengan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam membangun esa Kecitran. Dalam hal ini, BUMDes Citra Mandiri Desa Kecitran bersedia untuk menyediakan bahan baku rempah-rempah dan memasarkan produk "Hans Drink".
Minuman "Hans Drink" yang semula hanya menyediakan rasa Kunyit, saat sekarang telah mengeluarkan beberapa varian rasa untuk menarik peminat, yakni YeHa, Jus Jambu, Tamarind, Jus Mangga, Sule, Sari Kacang Hijau, Waterfall, Curcumint, dan Teh Susu Rempah.
"Sampai saat ini penjualan tertinggi produk 'Hans Drink' jatuh pada varian Kunyit, Tamarin, dan Sari Kacang Hijau," kata Ridho.
Ia mengatakan ke depannya "Hans Drink" akan menggunakan digital marketing melalui website dan media sosial Instagram untuk memperluas jangkauan pasarnya.
Ridho mengatakan jika awalnya sasaran "Hans Drink" hanya masyarakat Indonesia, ke depan minuman herbal tersebut juga akan hadir di Malaysia.
"Saya akan melanjutkan studi di Malaysia dan akan membawakan 'Hans Drink' untuk dicicipi oleh warga Malaysia. Ini sekaligus sebagai marketing," katanya.
Dosen ITTP itu mengatakan katalog dan pemesanan produk "Hans Drink" saat sekarang bisa dilakukan dengan mengunjungi laman www.hansdrink.com.
Saat ini, "Hans Drink" juga sedang dibina oleh inkubator Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Banyumas Digital Valley (BDV). BDV memiliki berbagai layanan yang membantu para penggiat usaha start up khususnya di daerah Banyumas yang merasa kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya.
Baca juga: "Sister Ponik" teknologi budi daya tanaman hidroponik buatan dosen ITTP
Baca juga: Dosen ITTP bikin aplikasi tes minat bakat dan latihan soal "Pak Budi"
Ridho mengakui jika sebagian besar masyarakat menganggap minuman herbal adalah minuman jamu pahit yang kuno, ditambah dengan tampilannya yang kadang kurang menarik karena menggunakan plastik.
Oleh karena itu, dia pun membuat inovasi minuman herbal "Hans Drink" di Desa Kecitran, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, sejak bulan Desember 2019.
Menurut dia, kegiatan usaha tersebut berawal dari keinginan istrinya yang ingin bekerja dari rumah.
"Awalnya istri saya coba-coba saja untuk membuat resep rempah-rempah, namun beberapa kali gagal karena ada kekurangan rasa," kata Ridho.
Akan tetapi setelah berulang kali mencoba, akhirnya Ridho bersama istrinya mendapatkan komposisi bahan yang sesuai.
Baca juga: ITTP jadi penyelenggara IEEE CyberneticsCom 2022
"Ini tidak lepas dari bantuan Ummu Majidah, sesepuh dari Jogja yang sudah paham betul tentang rempah-rempah," katanya.
Meskipun dilatarbelakangi oleh kebutuhan pribadinya, Ridho tetap berusaha untuk mengembangkan dan mendistribusikan "Hans Drink" ke masyarakat.
Hal itu sejalan dengan visi misi "Hans Drink", yakni untuk mewujudkan petani rempah-rempah yang sejahtera di bidang ekonomi, sosial, dan religi.
Kini "Hans Drink" semakin dikenal oleh masyarakat melalui berbagai kegiatan yang ada di luar maupun di Institut Teknologi Telkom Purwokerto.
Selain itu, "Hans Drink" juga telah berkolaborasi dengan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam membangun esa Kecitran. Dalam hal ini, BUMDes Citra Mandiri Desa Kecitran bersedia untuk menyediakan bahan baku rempah-rempah dan memasarkan produk "Hans Drink".
Minuman "Hans Drink" yang semula hanya menyediakan rasa Kunyit, saat sekarang telah mengeluarkan beberapa varian rasa untuk menarik peminat, yakni YeHa, Jus Jambu, Tamarind, Jus Mangga, Sule, Sari Kacang Hijau, Waterfall, Curcumint, dan Teh Susu Rempah.
"Sampai saat ini penjualan tertinggi produk 'Hans Drink' jatuh pada varian Kunyit, Tamarin, dan Sari Kacang Hijau," kata Ridho.
Ia mengatakan ke depannya "Hans Drink" akan menggunakan digital marketing melalui website dan media sosial Instagram untuk memperluas jangkauan pasarnya.
Ridho mengatakan jika awalnya sasaran "Hans Drink" hanya masyarakat Indonesia, ke depan minuman herbal tersebut juga akan hadir di Malaysia.
"Saya akan melanjutkan studi di Malaysia dan akan membawakan 'Hans Drink' untuk dicicipi oleh warga Malaysia. Ini sekaligus sebagai marketing," katanya.
Dosen ITTP itu mengatakan katalog dan pemesanan produk "Hans Drink" saat sekarang bisa dilakukan dengan mengunjungi laman www.hansdrink.com.
Saat ini, "Hans Drink" juga sedang dibina oleh inkubator Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Banyumas Digital Valley (BDV). BDV memiliki berbagai layanan yang membantu para penggiat usaha start up khususnya di daerah Banyumas yang merasa kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya.
Baca juga: "Sister Ponik" teknologi budi daya tanaman hidroponik buatan dosen ITTP
Baca juga: Dosen ITTP bikin aplikasi tes minat bakat dan latihan soal "Pak Budi"