Kudus (ANTARA) - Bank Syariah Indonesia (BSI) Kantor Cabang Kudus, Jawa Tengah, berupaya meningkatkan literasi keuangan syariah terhadap masyarakat, salah satunya dengan menggelar pelatihan manajemen masjid dengan menggandeng Dewan Masjid Indonesia (DMI) setempat.
"Melalui edukasi ini, kami ingin menjelaskan bahwa keuangan perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional karena selama ini masyarakat banyak yang beranggapan bahwa keduanya sama," kata Regional CEO PT Bank Syariah Indonesia Regional VIII Semarang Imam Hidayat Sunarto ditemui usai membuka kegiatan halalbihalal dan literasi keuangan syariah bersama DMI dan takmir masjid di aula DPRD Kudus, Rabu.
Ia juga ingin menegaskan bahwa seluruh transaksi di perbankan syariah itu memang sesuai syariah karena ada dewan pengawas syariah.
Ketika ada transaksi yang tidak sesuai, maka konsekuensinya pendapatan akan dibatalkan dan tidak boleh diakui sebagai pendapatan maupun keuntungan syariah.
Baca juga: BSI jamin dana nasabah aman terkait kasus "skimming"
Selain itu, imbuh dia, kepastian pengelolaan secara syariah juga diperkuat dengan fatwa MUI. Sedangkan kerja sama dengan DMI dan takmir masjid ini momentum untuk memberikan layanan Islamis ekosistem, salah satunya masjid.
"Masjid tidak hanya berperan sebagai pusat ibadah, tetapi juga bisa menjadi pusat literasi perbankan syariah untuk berdayakan ekonomi umat dan berdayakan UMKM sekitar," ujarnya.
Ia menargetkan edukasi dan literasi keuangan syariah juga akan diberikan terhadap pengurus masjid di daerah lain di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bupati Kudus Hartopo menyambut positif adanya kerja sama dengan BSI karena bisa meningkatkan literasi keuangan para takmir masjid di Kudus, sehingga pengelolaan keuangannya menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Kecanggihan teknologi perbankan harus dimanfaatkan dengan maksimal. Kami juga berharap kegiatan literasi keuangan perbankan syariah ini juga ditindaklanjuti hingga menyasar takmir masjid di tingkat desa-desa," ujarnya.
Baca juga: Erick Thohir: Kehadiran BSI di Dubai dapat pererat hubungan RI-UEA
Baca juga: BSI komitmen bantu Kampung Batik Kauman bangkit usai pandemi COVID-19
"Melalui edukasi ini, kami ingin menjelaskan bahwa keuangan perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional karena selama ini masyarakat banyak yang beranggapan bahwa keduanya sama," kata Regional CEO PT Bank Syariah Indonesia Regional VIII Semarang Imam Hidayat Sunarto ditemui usai membuka kegiatan halalbihalal dan literasi keuangan syariah bersama DMI dan takmir masjid di aula DPRD Kudus, Rabu.
Ia juga ingin menegaskan bahwa seluruh transaksi di perbankan syariah itu memang sesuai syariah karena ada dewan pengawas syariah.
Ketika ada transaksi yang tidak sesuai, maka konsekuensinya pendapatan akan dibatalkan dan tidak boleh diakui sebagai pendapatan maupun keuntungan syariah.
Baca juga: BSI jamin dana nasabah aman terkait kasus "skimming"
Selain itu, imbuh dia, kepastian pengelolaan secara syariah juga diperkuat dengan fatwa MUI. Sedangkan kerja sama dengan DMI dan takmir masjid ini momentum untuk memberikan layanan Islamis ekosistem, salah satunya masjid.
"Masjid tidak hanya berperan sebagai pusat ibadah, tetapi juga bisa menjadi pusat literasi perbankan syariah untuk berdayakan ekonomi umat dan berdayakan UMKM sekitar," ujarnya.
Ia menargetkan edukasi dan literasi keuangan syariah juga akan diberikan terhadap pengurus masjid di daerah lain di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bupati Kudus Hartopo menyambut positif adanya kerja sama dengan BSI karena bisa meningkatkan literasi keuangan para takmir masjid di Kudus, sehingga pengelolaan keuangannya menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Kecanggihan teknologi perbankan harus dimanfaatkan dengan maksimal. Kami juga berharap kegiatan literasi keuangan perbankan syariah ini juga ditindaklanjuti hingga menyasar takmir masjid di tingkat desa-desa," ujarnya.
Baca juga: Erick Thohir: Kehadiran BSI di Dubai dapat pererat hubungan RI-UEA
Baca juga: BSI komitmen bantu Kampung Batik Kauman bangkit usai pandemi COVID-19