Semarang (ANTARA) -
Nela Aji, salah seorang pekerja pabrik garmen PT Korina di Semarang, Senin, mengaku langsung berlari menyelamatkan diri setelah mendengar suara sirine pabrik berbunyi.
Baca juga: Banjir rob dua meter lebih landa pesisir Kota Semarang
"Awalnya sirine berbunyi sekitar pukul 13.45 WIB, lalu saya melihat orang-orang berlarian sambil berteriak 'banjir rob, banjir rob', tanpa pikir panjang saya langsung mematikan mesin lalu ikut menyelamatkan diri," kata perempuan warga Kebonharjo itu.
Ia menyebut banyak sepeda motor milik rekan-rekan kerjanya yang terpaksa ditinggalkan di areal parkir pabrik karena pemiliknya menyelamatkan diri.
"Banyak motor yang terendam karena banjir rob yang terjadinya cukup cepat, tidak mikir barang-barang sama sekali, yang penting selamat," ujarnya.
Rekannya yang bernama Diah menambahkan, baru kali ini mengalami banjir rob setinggi dada orang dewasa.
"Seumur-umur baru kali banjir setinggi dada," katanya dengan Bahasa Jawa.
Selain sepeda motor dan mobil, ribuan unit mesin jahit serta mesin produksi pada sejumlah pabrik juga terendam banjir rob.
Puluhan kontainer atau peti kemas yang berada di Pelabuhan Tanjung Emas juga tampak terendam rob.
Belum diketahui pasti jumlah kerugian dari berbagai pihak akibat peristiwa banjir rob yang terjadi bersamaan dengan gelombang tinggi, serta diperparah dengan jebolnya tanggul laut.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Retno Widyaningsih menjelaskan banjir rob dan gelombang tinggi yang terjadi akibat siklus akhir bulan setelah purnama dan bumi dengan bulan dalam posisi terdekat ini juga melanda kawasan pesisir di Kabupaten Rembang, Pati, Demak, Kota Semarang, Pekalongan hingga Tegal.
"Ketinggian banjir rob yang bersamaan dengan gelombang tinggi hari ini tercatat 210 centimeter," ujarnya.***3***
Baca juga: Waspadai potensi rob di pesisir selatan Jabar-DIY
Ribuan pekerja dari sejumlah pabrik yang berada di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, menyelamatkan diri dari peristiwa banjir rob atau air pasang dari laut yang melimpas ke daratan.
Nela Aji, salah seorang pekerja pabrik garmen PT Korina di Semarang, Senin, mengaku langsung berlari menyelamatkan diri setelah mendengar suara sirine pabrik berbunyi.
Baca juga: Banjir rob dua meter lebih landa pesisir Kota Semarang
"Awalnya sirine berbunyi sekitar pukul 13.45 WIB, lalu saya melihat orang-orang berlarian sambil berteriak 'banjir rob, banjir rob', tanpa pikir panjang saya langsung mematikan mesin lalu ikut menyelamatkan diri," kata perempuan warga Kebonharjo itu.
Ia menyebut banyak sepeda motor milik rekan-rekan kerjanya yang terpaksa ditinggalkan di areal parkir pabrik karena pemiliknya menyelamatkan diri.
"Banyak motor yang terendam karena banjir rob yang terjadinya cukup cepat, tidak mikir barang-barang sama sekali, yang penting selamat," ujarnya.
Rekannya yang bernama Diah menambahkan, baru kali ini mengalami banjir rob setinggi dada orang dewasa.
"Seumur-umur baru kali banjir setinggi dada," katanya dengan Bahasa Jawa.
Selain sepeda motor dan mobil, ribuan unit mesin jahit serta mesin produksi pada sejumlah pabrik juga terendam banjir rob.
Puluhan kontainer atau peti kemas yang berada di Pelabuhan Tanjung Emas juga tampak terendam rob.
Belum diketahui pasti jumlah kerugian dari berbagai pihak akibat peristiwa banjir rob yang terjadi bersamaan dengan gelombang tinggi, serta diperparah dengan jebolnya tanggul laut.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Retno Widyaningsih menjelaskan banjir rob dan gelombang tinggi yang terjadi akibat siklus akhir bulan setelah purnama dan bumi dengan bulan dalam posisi terdekat ini juga melanda kawasan pesisir di Kabupaten Rembang, Pati, Demak, Kota Semarang, Pekalongan hingga Tegal.
"Ketinggian banjir rob yang bersamaan dengan gelombang tinggi hari ini tercatat 210 centimeter," ujarnya.***3***
Baca juga: Waspadai potensi rob di pesisir selatan Jabar-DIY