Banyumas (ANTARA) - Kelompok Tani Ternak "Cablaka" Desa Datar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, optimistis penjualan ternak sapi untuk kebutuhan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah tidak terdampak isu penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Sejauh ini persiapan kami sudah matang. Sejak isu PMK itu merebak, kami langsung antisipasi dan melakukan persiapan," kata Sekretaris Kelompok Tani Ternak "Cablaka" Januar Ahmad di Desa Datar, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah mengantisipasi dengan menyiapkan antiseptik, antibiotik, disinfektan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, ketika ada sapi yang terdeteksi mengalami demam, pihaknya langsung mengaplikasikan langkah-langkah pencegahan.
Ia mengakui sejak satu pekan terakhir telah banyak tamu yang datang ke kandang-kandang sapi milik anggota kelompok.
"Kami berupaya mengantisipasi karena manusia dimungkinkan menjadi salah satu vektor pembawa PMK. Dengan demikian, ketika ada tamu datang ke kandang, kami arahkan untuk mencuci tangan dan kaki menggunakan disinfektan yang telah kami sediakan," kata alumni Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu.
Terkait dengan stok sapi di Desa Datar, dia mengatakan secara keseluruhan mencapai kisaran 400 ekor, baik sapi lokal, sapi Madura, maupun sapi Bali Kupang.
"Kalau di kandang saya saat ini ada 84 ekor yang sebagian besar merupakan sapi Bali Kupang dan sisanya sapi Madura. Kami cukup tenang karena sapi-sapi tersebut sudah tiba di tempat kami satu bulan sebelum puasa atau jauh hari sebelum merebaknya isu PMK," katanya.
Baca juga: Empat ekor sapi terjangkit PMK di Rembang dinyatakan sembuh
Dengan demikian, kata dia, risiko terjadinya penularan PMK pada sapi-sapi tersebut dapat diminimalisasi karena tidak ada sirkulasi sapi yang keluar maupun masuk kandang.
Menurut dia, pihaknya juga tidak berani untuk mendatangkan kembali sapi-sapi dari wilayah timur.
"Apalagi sapi-sapi dari wilayah Jawa Timur menuju Jawa Tengah sudah difilter melalui sekatan-sekatan kesehatan hewan," kata dia yang juga Sekretaris Desa Datar.
Juned mengakui jika hingga saat ini sudah ada lebih kurang 31 tamu yang datang untuk memesan sapi di kandangnya untuk dijadikan sebagai hewan kurban meskipun belum diketahui secara pasti jumlah yang akan dibeli oleh setiap konsumen.
Menurut dia, tamu-tamu yang datang itu tidak hanya berasal dari wilayah Banyumas, juga daerah lain seperti Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan Brebes.
"Mereka baru pesan, ada yang pesan 2 ekor, 4 ekor, dan 10 ekor, namun belum ada kesepakatan harga. Namun kami optimistis isu PMK ini tidak akan memengaruhi penjualan sapi untuk kurban," katanya.
Baca juga: Permintaan susu sapi di Kabupaten Kudus belum terpengaruh wabah PMK
Terkait dengan harga jual, dia mengatakan berdasarkan pembicaraan dengan anggota kelompok kemungkinan akan mengalami kenaikan dari harga saat Idul Adha tahun 2021.
"Tahun kemarin kami jual dengan harga Rp65.000 per kilogram bobot hidup, sekarang mungkin di harga Rp67.000 per kilogram bobot hidup. Kenaikan ini karena kemarin kami kulakan sekitar Rp58.000-Rp60.000 per kilogram bobot hidup, belum tanggung susut dan sebagainya, mungkin susutnya di kisaran 5-8 persen," katanya menjelaskan.
Dalam kesempatan terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan hingga saat ini di Banyumas baru ditemukan tiga ekor sapi yang diduga terkena PMK.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mengintensifkan pengawasan terhadap sapi-sapi di lapangan, baik di pasar hewan maupun peternakan.
Disinggung mengenai kemungkinan dilakukan penutupan sementara terhadap pasar hewan, dia mengatakan pihaknya akan melihat situasi dan perkembangan lebih lanjut.
"Saya tidak mengatakan begitu (pasar ditutup, red.), nanti kita lihat situasi," kata Bupati menegaskan.
Baca juga: Tiga ekor sapi di Pasar Hewan Ajibarang Banyumas diduga tertular PMK
Baca juga: Kondisi 15 sapi positif PMK di Boyolali membaik
Baca juga: Daging yang beredar di pasaran dipastikan aman dikonsumsi
"Sejauh ini persiapan kami sudah matang. Sejak isu PMK itu merebak, kami langsung antisipasi dan melakukan persiapan," kata Sekretaris Kelompok Tani Ternak "Cablaka" Januar Ahmad di Desa Datar, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah mengantisipasi dengan menyiapkan antiseptik, antibiotik, disinfektan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, ketika ada sapi yang terdeteksi mengalami demam, pihaknya langsung mengaplikasikan langkah-langkah pencegahan.
Ia mengakui sejak satu pekan terakhir telah banyak tamu yang datang ke kandang-kandang sapi milik anggota kelompok.
"Kami berupaya mengantisipasi karena manusia dimungkinkan menjadi salah satu vektor pembawa PMK. Dengan demikian, ketika ada tamu datang ke kandang, kami arahkan untuk mencuci tangan dan kaki menggunakan disinfektan yang telah kami sediakan," kata alumni Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto itu.
Terkait dengan stok sapi di Desa Datar, dia mengatakan secara keseluruhan mencapai kisaran 400 ekor, baik sapi lokal, sapi Madura, maupun sapi Bali Kupang.
"Kalau di kandang saya saat ini ada 84 ekor yang sebagian besar merupakan sapi Bali Kupang dan sisanya sapi Madura. Kami cukup tenang karena sapi-sapi tersebut sudah tiba di tempat kami satu bulan sebelum puasa atau jauh hari sebelum merebaknya isu PMK," katanya.
Baca juga: Empat ekor sapi terjangkit PMK di Rembang dinyatakan sembuh
Dengan demikian, kata dia, risiko terjadinya penularan PMK pada sapi-sapi tersebut dapat diminimalisasi karena tidak ada sirkulasi sapi yang keluar maupun masuk kandang.
Menurut dia, pihaknya juga tidak berani untuk mendatangkan kembali sapi-sapi dari wilayah timur.
"Apalagi sapi-sapi dari wilayah Jawa Timur menuju Jawa Tengah sudah difilter melalui sekatan-sekatan kesehatan hewan," kata dia yang juga Sekretaris Desa Datar.
Juned mengakui jika hingga saat ini sudah ada lebih kurang 31 tamu yang datang untuk memesan sapi di kandangnya untuk dijadikan sebagai hewan kurban meskipun belum diketahui secara pasti jumlah yang akan dibeli oleh setiap konsumen.
Menurut dia, tamu-tamu yang datang itu tidak hanya berasal dari wilayah Banyumas, juga daerah lain seperti Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan Brebes.
"Mereka baru pesan, ada yang pesan 2 ekor, 4 ekor, dan 10 ekor, namun belum ada kesepakatan harga. Namun kami optimistis isu PMK ini tidak akan memengaruhi penjualan sapi untuk kurban," katanya.
Baca juga: Permintaan susu sapi di Kabupaten Kudus belum terpengaruh wabah PMK
Terkait dengan harga jual, dia mengatakan berdasarkan pembicaraan dengan anggota kelompok kemungkinan akan mengalami kenaikan dari harga saat Idul Adha tahun 2021.
"Tahun kemarin kami jual dengan harga Rp65.000 per kilogram bobot hidup, sekarang mungkin di harga Rp67.000 per kilogram bobot hidup. Kenaikan ini karena kemarin kami kulakan sekitar Rp58.000-Rp60.000 per kilogram bobot hidup, belum tanggung susut dan sebagainya, mungkin susutnya di kisaran 5-8 persen," katanya menjelaskan.
Dalam kesempatan terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan hingga saat ini di Banyumas baru ditemukan tiga ekor sapi yang diduga terkena PMK.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan mengintensifkan pengawasan terhadap sapi-sapi di lapangan, baik di pasar hewan maupun peternakan.
Disinggung mengenai kemungkinan dilakukan penutupan sementara terhadap pasar hewan, dia mengatakan pihaknya akan melihat situasi dan perkembangan lebih lanjut.
"Saya tidak mengatakan begitu (pasar ditutup, red.), nanti kita lihat situasi," kata Bupati menegaskan.
Baca juga: Tiga ekor sapi di Pasar Hewan Ajibarang Banyumas diduga tertular PMK
Baca juga: Kondisi 15 sapi positif PMK di Boyolali membaik
Baca juga: Daging yang beredar di pasaran dipastikan aman dikonsumsi