Purwokerto (ANTARA) - Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar Silaturahmi Akbar PK IMM FKIP Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisiyah (PTMA) se-Indonesia.
Acara yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting, Ahad (8/5), dilaksanakan sebagai ajang menyambung tali persaudaraan dan kolaborasi, dihadiri 34 peserta, Ketua Umum PK IMM FKIP, dan Sekretaris Bidang Kader Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM.
Kegiatan dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Dewi Sapitri yang merupakan anggota PK IMM FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat, dilanjutkan mendengarkan lagu Hymne IMM, Mars IMM, dan mendoakan almarhum Farid Fathoni yang merupakan kader terbaik IMM serta penulis Buku Sejarah IMM "Kelahiran yang Dipersoalkan".
Doa dipimpin oleh Ketua Umum PK IMM FKIP UM Purwokerto Luthfy Fachrul Imam yang juga bertindak sebagai moderator dalam kegiatan tersebut.
Saat memberi sambutan, Luthfy Fachrul Imam mengatakan kegiatan silaturahmi memiliki tujuan utama untuk membangun tali silaturahmi antarkomisariat se-Indonesia khususnya PTMA FKIP dan membangun gerakan kolaborasi antarkomisariat dalam mewujudkan tujuan IMM dan Muhammadiyah secara luas.
Dalam "Opening Speech", Ketua Umum Pimpinan Komisariat IMM Al-Fatih Mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Muhammadiyah Enrekang Nur Aina mengatakan sejarah baru silaturahmi akbar PK FKIP PTMA dan diharapkan akan terus berjalan serta dibudidayakan.
Baca juga: Rektor pastikan pelayanan prima untuk mahasiswa UMP
"Selain menyambung silaturahmi, hal ini bisa menjadi sebuah jalan untuk membangun sinergi dan relasi bagi PK, sehingga diharapkan ke depannya bukan hanya PK FKIP yang bergelut di PTMA saja tetapi semua PK FKIP, bukan hanya PTMA tetapi non PTMA juga dapat bergabung. Jadi kita bisa saling tukar ide gagasan, 'sharing' pendapat bagaimana berjuang di PK, karena kita IMM kuat secara silaturahmi dan kita menjadi maju karena kolaborasi," katanya.
Lebih lanjut, Nur Aina mengatakan kegiatan tersebut juga menjadi ajang perkenalan dari masing-masing Ketum PK IMM agar antar-PK saling mengenal satu sama lain, sehingga terjalin silaturahmi dan kolaborasi.
Sementara itu, Sekretaris Bidang Kader DPP IMM Periode 2021–2023 Dimas Anugrah Robby mengatakan IMM hadir bukan karena gengsi atau eksistensi saja, namun IMM hadir karena kebutuhan, baik kebutuhan dari Muhammadiyah, kebutuhan dari mahasiswa pada saat ini, dan kebutuhan masyarakat pada saat itu.
"Komisariat adalah sebuah napas gerakan dalam mahasiswa Muhammadiyah. Pimpinan komisariat akan tetap hidup, akan tetap berjalan, dan akan tetap bergerak meskipun tidak ada Pimpinan Cabang, DPD, dan DPP. Selain itu, PK diharapkan jangan merasa elitis hubungannya antara senior dan junior," katanya.
Ia mengatakan berapapun kader yang didapatkan, janganlah kemudian berkecil hati tetapi tetaplah mengkader mereka karena mereka berhak untuk dikader.
"Saya juga sangat mendorong kalian teman-teman FKIP untuk menjadi seorang instruktur baik di Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, maupun Pimpinan Pusat. Jadilah instruktur maka kita akan belajar banyak hal," katanya. (yuyun/tgr)
Baca juga: Shalat Id di UMP merajut persaudaraan hakiki
Baca juga: UMP gelar "juguran" Milenial Muhammadiyah
Acara yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting, Ahad (8/5), dilaksanakan sebagai ajang menyambung tali persaudaraan dan kolaborasi, dihadiri 34 peserta, Ketua Umum PK IMM FKIP, dan Sekretaris Bidang Kader Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM.
Kegiatan dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Dewi Sapitri yang merupakan anggota PK IMM FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat, dilanjutkan mendengarkan lagu Hymne IMM, Mars IMM, dan mendoakan almarhum Farid Fathoni yang merupakan kader terbaik IMM serta penulis Buku Sejarah IMM "Kelahiran yang Dipersoalkan".
Doa dipimpin oleh Ketua Umum PK IMM FKIP UM Purwokerto Luthfy Fachrul Imam yang juga bertindak sebagai moderator dalam kegiatan tersebut.
Saat memberi sambutan, Luthfy Fachrul Imam mengatakan kegiatan silaturahmi memiliki tujuan utama untuk membangun tali silaturahmi antarkomisariat se-Indonesia khususnya PTMA FKIP dan membangun gerakan kolaborasi antarkomisariat dalam mewujudkan tujuan IMM dan Muhammadiyah secara luas.
Dalam "Opening Speech", Ketua Umum Pimpinan Komisariat IMM Al-Fatih Mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Muhammadiyah Enrekang Nur Aina mengatakan sejarah baru silaturahmi akbar PK FKIP PTMA dan diharapkan akan terus berjalan serta dibudidayakan.
Baca juga: Rektor pastikan pelayanan prima untuk mahasiswa UMP
"Selain menyambung silaturahmi, hal ini bisa menjadi sebuah jalan untuk membangun sinergi dan relasi bagi PK, sehingga diharapkan ke depannya bukan hanya PK FKIP yang bergelut di PTMA saja tetapi semua PK FKIP, bukan hanya PTMA tetapi non PTMA juga dapat bergabung. Jadi kita bisa saling tukar ide gagasan, 'sharing' pendapat bagaimana berjuang di PK, karena kita IMM kuat secara silaturahmi dan kita menjadi maju karena kolaborasi," katanya.
Lebih lanjut, Nur Aina mengatakan kegiatan tersebut juga menjadi ajang perkenalan dari masing-masing Ketum PK IMM agar antar-PK saling mengenal satu sama lain, sehingga terjalin silaturahmi dan kolaborasi.
Sementara itu, Sekretaris Bidang Kader DPP IMM Periode 2021–2023 Dimas Anugrah Robby mengatakan IMM hadir bukan karena gengsi atau eksistensi saja, namun IMM hadir karena kebutuhan, baik kebutuhan dari Muhammadiyah, kebutuhan dari mahasiswa pada saat ini, dan kebutuhan masyarakat pada saat itu.
"Komisariat adalah sebuah napas gerakan dalam mahasiswa Muhammadiyah. Pimpinan komisariat akan tetap hidup, akan tetap berjalan, dan akan tetap bergerak meskipun tidak ada Pimpinan Cabang, DPD, dan DPP. Selain itu, PK diharapkan jangan merasa elitis hubungannya antara senior dan junior," katanya.
Ia mengatakan berapapun kader yang didapatkan, janganlah kemudian berkecil hati tetapi tetaplah mengkader mereka karena mereka berhak untuk dikader.
"Saya juga sangat mendorong kalian teman-teman FKIP untuk menjadi seorang instruktur baik di Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, maupun Pimpinan Pusat. Jadilah instruktur maka kita akan belajar banyak hal," katanya. (yuyun/tgr)
Baca juga: Shalat Id di UMP merajut persaudaraan hakiki
Baca juga: UMP gelar "juguran" Milenial Muhammadiyah