Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar shalat Id di halaman Kantor Pusat UMP, Senin (2/5), dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

Shalat Id dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah itu diimami Yogi Ikhlas S yang merupakan mahasiswa Fakultas Agama Islam UMP serta menghadirkan Ketua Takmir Masjid KH Ahmad Dahlan UMP Ustadz M Agung Miftahuddin MSI yang bertindak sebagai khatib.

Dalam khotbah yang bertemakan "Merajut Persaudaraan Hakiki di Hari Nan Fitri", Khatib mengatakan Ramadhan telah mengajarkan untuk menjadi pribadi yang paripurna.

Oleh karena itu, kemampuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pada bulan puasa, harus senantiasa dipupuk dan jaga. 

"Jangan sampai bulan Ramadhan berlalu, beriringan dengan itu intensitas ibadah kita pun ikut menjadi layu. Oleh karena itu, mari kita jaga semua ini, Insyaallah kita termasuk hamba-hamba yang dosanya diampuni, karena kita telah berpuasa dengan iman dan kesadaran diri mengharap pahala dari ilahi rabbi," kata Ustadz M Agung Miftahuddin.

Menurut dia, Idul Fitri ibarat lembaran awal kertas putih tanpa ada kotoran atau noda yang menempel, sehingga senantiasa bersih seperti air dari sumber mata air yang mengalir jernih.

Dengan demikian, kesucian tersebut harus dijaga sekuat tenaga agar kertas dan air itu tidak ternoda. 

"Mari hindari berbuat dosa, baik itu dosa antarsesama terlebih dosa kepada Allah subhanahu wata’ala. Kita harus beristighfar sepenuh jiwa untuk tidak mengulangi lagi segala dosa," katanya. 

Baca juga: UMP gelar "juguran" Milenial Muhammadiyah

Lebih lanjut, Khatih mengatakan bahwa kata maaf harus terucap dari mulut dan bersama berkomitmen untuk memulai kehidupan bersama yang lebih bahagia.

"Kita perlu ingat bahwa sesama Muslim adalah bersaudara dalam naungan rida ilahi. Sudah semestinya harus saling berbuat baik kepada sesama dengan sepenuh hati. Persaudaraan itu seperti hubungan tangan kanan dan tangan kiri. Walau berbeda dan tidak sama, namun harus saling membantu, tak kenal iri," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan kepekaan terhadap penderitaan orang lain harus terus disemai, misalnya membantu orang lain dari kesulitan yang mereka hadapi.

Menurut dia, kepekaan sosial yang telah dilatih pada Ramadhan dengan merasakan lapar dan dahaga harus dilanjutkan kembali.

"Kita harus menjadikan Idul Fitri ini sebagai momentum kebahagiaan bersama yang hakiki," kata Khatib. (Tgr)


Baca juga: Prodi Pendidikan Geografi UMP jalin kerja sama dengan People's Planet Project
Baca juga: UMP gelar seminar "Meneropong Kesejahteraan Petani Milenial"

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024