Purwokerto (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto terus berupaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya gangguan perjalanan KA akibat bencana alam di sekitar jalur rel.

"Menilik curah hujan yang masih cukup tinggi dan terus-menerus tentunya patut diwaspadai kemungkinan adanya bencana alam. Apalagi hujan yang terjadi pada Senin (14/3) malam hingga Selasa (15/3) telah menyebabkan banjir di Kabupaten Banyumas, Kebumen, dan Purworejo," kata Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Ayep Hanapi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Menurut dia, bencana banjir yang terjadi pada hari Selasa (15/3) tersebut tidak sampai mengganggu perjalanan kereta api di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto khususnya lintas Kroya-Kutoarjo.

Kendati demikian, dia mengatakan PT KAI Daop 5 Purwokerto tetap siaga dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam di sekitar jalur rel yang dapat mengganggu perjalanan KA.

"Kami telah siaga dengan memetakan daerah-daerah rawan bencana di Daerah Operasi 5 Purwokerto. Setidaknya terdapat sembilan titik rawan bencana di sepanjang jalur rel KA, baik banjir, longsor, maupun tanah ambles," katanya.

Ayep mengatakan titik rawan tersebut di antaranya petak jalan Notog-Kebasen berupa rawan longsor karena adanya tebing curam serta dinding tebing sudah mulai terkikis.

Selain itu, petak jalan Banjar-Langen, Meluwung-Cipari, Kawunganten-Jeruklegi, dan JerukLegi-Lebeng merupakan daerah rawan longsor. Kemudian petak jalan Prupuk-Legok, Karangsari-Karanggandul, dan Kawungganten-Jeruklegi merupakan daerah rawan banjir.

"Untuk daerah rawan amblesan tanah telah kami petakan di petak jalan Linggapura-Bumiayu dan Gandrungmangun-Kawunganten," katanya.

Ia mengatakan upaya-upaya pencegahan terjadinya bencana di sepanjang jalur rel, antara lain dengan normalisasi saluran air dari tumpukan sampah dan membuang lumpur ke luar ruang milik jalur (rumija) KA sebagai antisipasi terjadinya genangan di jalur rel.

Selain itu, membuat trucuk dari bambu, penahan tanah dengan menggunakan karung diisi tanah, dan dinding penahan (retaining wall) guna mengantisipasi tanah longsor.

Menurut dia, PT KAI Daop 5 Purwokerto juga menempatkan alat material untuk siaga (AMUS) di Stasiun Prupuk, Purwokerto, Kroya, Kutoarjo, dan Sidareja. Dalam hal ini, AMUS merupakan alat bantu darurat yang terdiri dari peralatan kerja dan material di antaranya bantalan, rel, perancah, dan batu balas yang disiapkan untuk tindakan cepat cepat ketika terjadi gangguan.

"Kami juga menerjunkan petugas dari Daop 5 untuk melakukan pemantauan di titik-titik rawan bencana, dan menambah Petugas Penilik Jalur (PPJ) ekstra. Semua itu dilakukan untuk meminimalisasi potensi bahaya akibat bencana yang mungkin dapat mengganggu perjalanan KA," kata Ayep. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024