Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan kepada para masyarakat pekerja mengenai pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan karena dengan iuran yang tidak tinggi, tetapi manfaat yang diperoleh banyak.

"Angsuran premi (iuran menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan,red.) tidak tinggi, namun ini sangat bermanfaat bagi mereka (masyarakat pekerja, red.)," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jateng pada penyerahan santunan kepada ahli waris dari pekerja hutan di Purwokerto yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja.

Dahroji Sardi, warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Banyumas yang sehari-hari bekerja sebagai penderes gula kelapa, meninggal dunia setelah terjatuh saat bekerja. 

Santunan kematian tersebut merupakan manfaat dari Program Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp42 juta diserahkan kepada istri pekerja, Suprinah, di Kantor OJK Purwokerto, Selasa (8/3). 

Baca juga: BPJAMSOSTEK-Fakultas Hukum Undip jalin kerja sama

Dalam kesempatan tersebut, santunan juga diserahkan kepada pekerja Tuti, penyadap pinus di Banyumas Barat yang diwakilkan oleh Perhutani setempat dengan jumlah santunan sebesar Rp118 juta. 

Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Kantor Wilayah Jateng dan DIY Cahyaning Indriasari mengatakan penyerahan santunan tersebut merupakan manfaat yang didapatkan masyarakat pekerja karena mereka terlindungi jaminan sosial ketenagakerjaan. 

"Dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, setidaknya bisa menekan terjadinya warga miskin baru akibat kepala rumah tangga yang menjadi tulang punggung keluarga mengalami kecelakaan atau risiko buruk meninggal dunia," kata Naning, panggilan akrab Cahyaning Indriasari. 

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan pastikan santunan bagi pekerja korban penembakan di Distrik Beoga Papua

Naning berharap semakin banyak pekerja yang sadar untuk mendaftarkan diri pada BPJS Ketenagakerjaan, apalagi iurannya terjangkau hanya Rp16.800 untuk Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), karena manfaatnya sangat besar. 

Suprinah menyampaikan terima kasih atas santunan tersebut dan baginya sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga membayar hutang. 

"Sehari-hari biasanya nderes tiga sampai lima kg dan dapat Rp30 ribu sampai Rp60 ribu. Ini (santunan, red.) untuk membayar hutang kemarin saat mengurus kematian. Terus buat sehari-hari juga,” kata Suprinah.

Suprinah mengaku dengan santunan yang ia peroleh, sangat membantu perekonomian usai suaminya meninggal dunia.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024