Batang (ANTARA) - Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Jawa Tengah menyelenggarakan vaksinasi massal untuk anak usia 6-11 tahun dan masyarakat umum di empat kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Batang, Brebes, Demak, dan Kota Semarang, Rabu.

Kepala BIN Daerah Jateng Brigjen TNI Sondi Siswanto di Batang, Rabu, mengatakan dalam vaksinasi anak dan masyarakat itu, pihaknya menargetkan penggunaan 4.200 dosis vaksin.

Pusat pelaksanaan vaksinasi anak dan masyarakat di Kabupaten Batang di Desa Jrakah Payung, Kecamatan Tulis, Kabupaten Brebes di Desa Wlahar, Kabupaten Demak di SD Nurul Huda Perum Wijaya Kusuma 2, dan Kota Semarang di SDN Sendang Mulyo 4.

Dia menjelaskan peserta vaksinasi di setiap sentra vaksinasi bukan hanya siswa sekolah setempat namun juga sekolah lainnya yang berada di sekitarnya.

Khusus di Kabupaten Demak, kata dia, vaksinasi anak juga diikuti 126 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) B dan C.

"Pada hari ini, kami menargetkan mampu memvaksinasi 1.000 anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Demak," kata Brigjen Sondi Siswanto.

Untuk vaksinasi masyarakat Kabupaten Batang dan Brebes, pihaknya melakukan cara dari rumah ke rumah atau "jemput bola" dan menetapkan titik sentra vaksin.

"Sistem 'jemput bola' ini, kami lakukan kepada para lansia yang memiliki keterbatasan untuk mendatangi titik sentra vaksinasi. Harapannya, dengan sistem 'jemput bola' ini akan semakin banyak warga yang tervaksinasi," katanya.

Ia mengatakan vaksinasi anak untuk melindungi mereka dari penyebaran dan mencegah penularan COVID-19 pada anggota keluarga yang belum atau tidak mendapat vaksinasi.

"Tujuan lain kegiatan vaksinasi ini adalah sebagai upaya membantu percepatan vaksinasi terhadap anak, khususnya menjelang pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), serta semakin memantapkan terbentuknya kekebalan komunal di masyarakat," katanya.

Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan dalam beberapa kesempatan mengatakan bahwa kolaborasi antara penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi, menjadi cara jitu mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia, tidak terkecuali varian Omicron.

"Oleh karena itu, meski anak dan pelajar telah divaksinasi maka dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup sehat," katanya.
 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024