Purwokerto (ANTARA) - Peneliti Senior Laboratorium Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ropiudin mengingatkan perlunya mengintensifkan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2022.

"Sosialisasi dan promosi secara masif tentang potensi dan pemanfaatan energi terbarukan harus terus diintensifkan pada tahun 2022," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah  Kamis.

Pengurus Pusat (Ketua Bidang Riset) Aliansi Dosen Nahada Jateng-DIY tersebut mengatakan Indonesia harus menjadi inspirasi bagi pengembangan energi baru dan terbarukan.

Baca juga: Pembangkit hibrida bebaskan warga Dusun Bondan dari kegelapan

"Hal itu diperlukan mengingat Indonesia kaya akan sumber daya energi baru dan terbarukan termasuk juga sumber daya manusia," katanya.

Dia juga mengatakan penyatuan sumber daya manusia bidang riset energi baru dan terbarukan yang saat ini pengelolaannya disatukan dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan makin efektif memetakan peta jalan pengembangan teknologi EBT yang futuristik dengan azas terbuka, kompetitif dan kolaboratif.

"Dengan demikian akan makin mendorong kemandirian teknologi di bidang EBT. Bahkan diharapkan dapat mengulang sukses pengembangan Teknologi Mikrohidro Indonesia yang menjadi 'best practice' bagi negara-negara Asia Tenggara dan negara-negara lainnya," katanya.

Dengan demikian, kata dia, peran pengembangan energi baru dan terbarukan akan dapat membawa manfaat yang universal.

Baca juga: Kapasitas terpasang PLTS atap Jateng 36,74 MWp

Dia juga menambahkan bahwa sosialisasi mengenai EBT ke masyarakat harus terus diintensifkan pada tahun 2022. Sosialisasi dapat berupa pengembangan dan perluasan jangkauan media informasi energi terbarukan.

Menurut dia sosialisasi sangat penting dilakukan untuk mendukung pengembangan dan penerapan energi terbarukan pada masa yang akan datang.

"Dengan demikian, topik energi terbarukan akan terus menjadi topik yang makin familiar di tengah masyarakat," katanya.

Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa pengembangan dan penerapan energi baru dan terbarukan masih harus terus dioptimalkan karena selama tahun 2021 masih belum banyak mengalami perubahan akibat dampak pandemi COVID-19.

"Kondisi dunia yang masih dilanda pandemi COVID-19 membuat perkembangan energi banyak mengalami stagnasi akibat pertumbuhan ekonomi yang cenderung sangat melambat. Kendati demikian, sejalan dengan tekad dan tren dunia, pertumbuhan energi terbarukan masih positif bila dibandingkan dengan energi fosil," katanya.

Baca juga: Pertamina sebut 99 SPBU pakai listrik surya
Baca juga: LPPM Undip bangun instalasi PLTS di Ponpes Tangho Banjarnegara.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024