Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) bakal mengerahkan segala sumber daya (all out) untuk meningkatkan kesiapan instalasi, baik jaringan, transmisi, distribusi, gardu hubung, juga pembangkit dan ketersediaan energi primer, serta kesiapan operasi selama periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya juga menyiagakan 48.179 petugas dalam mengamankan suplai energi di Indonesia.
"Sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadi gangguan selama periode siaga dari 18 Desember 2021 hingga 8 Januari 2022," kata Darmawan dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.
PLN telah menyiapkan 874 unit genset, uninterruptible power supply (UPS), dan unit gardu bergerak (UGB) sebagai langkah antisipasi menjaga pasokan listrik di regional Sumatera dan Kalimantan.
Terdapat pula 2.421 mobil dan motor sebagai sarana pendukung turut disiapkan untuk menjaga kelancaran dan keandalan pasokan listrik selama periode siaga di wilayah tersebut.
PLN mempersiapkan 722 genset, UPS dan UGB sebagai cadangan pasokan listrik untuk mengantisipasi gangguan di regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, serta menyiapkan 1.446 kendaraan untuk kelancaran penanganan gangguan yang mungkin muncul pada periode siaga.
Di Jawa-Bali, perseroan menyiapkan 761 unit genset, UPS, dan UGB serta 1.838 kendaraan siap mengamankan pasokan listrik selama Natal dan Tahun Baru 2022.
"Kami juga mendirikan 2.702 posko yang siap memberikan pelayanan prima kepada pelanggan di Indonesia," ujar Darmawan.
Perseroan juga memastikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling di Jawa Barat tetap berjalan optimal sebagai cadangan daya listrik.
Darmawan menuturkan bahwa PLTA Saguling memegang peranan penting dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali. Apalagi pembangkit ini merupakan pembangkit nol emisi dan sudah beroperasi lebih dari 35 tahun.
"PLTA ini menopang sistem kelistrikan Jawa-Bali dengan kemampuan penstabil frekuensi sistem dan sebagai penopang jika terjadi blackout atau pemadaman listrik. Pembangkit ini menjadi salah satu pembangkit yang dapat dioperasikan sebagai black start," ujar Darmawan.
Direktur Utama PT Indonesia Power Ahsin Sidqi menjelaskan PLTA Saguling tidak hanya menjadi tulang punggung pasokan listrik Jawa-Bali, tetapi memiliki kemampuan durasi menyala yang cepat dengan hanya butuh waktu 15 menit untuk sinkron ke jaringan.
Pembangkit dengan kapasitas sebesar 700,72 megawatt ini berkontribusi 2,7 persen dari sistem Jawa-Bali yang memiliki total kapasitas 27.700 megawatt.
Pembangkit ini juga sebagai penyeimbang sistem frekuensi jika terjadi perubahan frekuensi akibat adanya gangguan di jaringan.
"Selain andal, PLTA Saguling ini juga merupakan pembangkit energi baru terbarukan dengan biaya produksi yang rendah," ujar Ahsin.
PLTA Saguling memiliki kapasitas terpasang mencapai 844,36 megawatt yang ditopang oleh tujuh sub-unit, serta satu unit jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit untuk menjaga keandalan pasokan listrik.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengapresiasi kesiapan PLN dalam memitigasi semua aspek dari ketersediaan energi primer bagi pembangkit listrik hingga rencana cadangan apabila terjadi keadaan darurat.
Dia menilai momen Natal dan Tahun Baru 2022 kali ini perlu perhatian lebih karena pembatasan perjalanan akan membuat masyarakat menghabiskan waktu lebih banyak di rumah, sehingga berpotensi meningkatkan konsumsi listrik.
"Konsumsi listrik pada Natal dan Tahun Baru diprediksi naik 4,5 persen. Ini perlu perhatian lebih dan PLN sudah punya mitigasi risiko dan program preventif," pesan Arifin.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya juga menyiagakan 48.179 petugas dalam mengamankan suplai energi di Indonesia.
"Sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadi gangguan selama periode siaga dari 18 Desember 2021 hingga 8 Januari 2022," kata Darmawan dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.
PLN telah menyiapkan 874 unit genset, uninterruptible power supply (UPS), dan unit gardu bergerak (UGB) sebagai langkah antisipasi menjaga pasokan listrik di regional Sumatera dan Kalimantan.
Terdapat pula 2.421 mobil dan motor sebagai sarana pendukung turut disiapkan untuk menjaga kelancaran dan keandalan pasokan listrik selama periode siaga di wilayah tersebut.
PLN mempersiapkan 722 genset, UPS dan UGB sebagai cadangan pasokan listrik untuk mengantisipasi gangguan di regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, serta menyiapkan 1.446 kendaraan untuk kelancaran penanganan gangguan yang mungkin muncul pada periode siaga.
Di Jawa-Bali, perseroan menyiapkan 761 unit genset, UPS, dan UGB serta 1.838 kendaraan siap mengamankan pasokan listrik selama Natal dan Tahun Baru 2022.
"Kami juga mendirikan 2.702 posko yang siap memberikan pelayanan prima kepada pelanggan di Indonesia," ujar Darmawan.
Perseroan juga memastikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling di Jawa Barat tetap berjalan optimal sebagai cadangan daya listrik.
Darmawan menuturkan bahwa PLTA Saguling memegang peranan penting dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali. Apalagi pembangkit ini merupakan pembangkit nol emisi dan sudah beroperasi lebih dari 35 tahun.
"PLTA ini menopang sistem kelistrikan Jawa-Bali dengan kemampuan penstabil frekuensi sistem dan sebagai penopang jika terjadi blackout atau pemadaman listrik. Pembangkit ini menjadi salah satu pembangkit yang dapat dioperasikan sebagai black start," ujar Darmawan.
Direktur Utama PT Indonesia Power Ahsin Sidqi menjelaskan PLTA Saguling tidak hanya menjadi tulang punggung pasokan listrik Jawa-Bali, tetapi memiliki kemampuan durasi menyala yang cepat dengan hanya butuh waktu 15 menit untuk sinkron ke jaringan.
Pembangkit dengan kapasitas sebesar 700,72 megawatt ini berkontribusi 2,7 persen dari sistem Jawa-Bali yang memiliki total kapasitas 27.700 megawatt.
Pembangkit ini juga sebagai penyeimbang sistem frekuensi jika terjadi perubahan frekuensi akibat adanya gangguan di jaringan.
"Selain andal, PLTA Saguling ini juga merupakan pembangkit energi baru terbarukan dengan biaya produksi yang rendah," ujar Ahsin.
PLTA Saguling memiliki kapasitas terpasang mencapai 844,36 megawatt yang ditopang oleh tujuh sub-unit, serta satu unit jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit untuk menjaga keandalan pasokan listrik.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengapresiasi kesiapan PLN dalam memitigasi semua aspek dari ketersediaan energi primer bagi pembangkit listrik hingga rencana cadangan apabila terjadi keadaan darurat.
Dia menilai momen Natal dan Tahun Baru 2022 kali ini perlu perhatian lebih karena pembatasan perjalanan akan membuat masyarakat menghabiskan waktu lebih banyak di rumah, sehingga berpotensi meningkatkan konsumsi listrik.
"Konsumsi listrik pada Natal dan Tahun Baru diprediksi naik 4,5 persen. Ini perlu perhatian lebih dan PLN sudah punya mitigasi risiko dan program preventif," pesan Arifin.