Solo (ANTARA) - Perhelatan Rock in Solo yang akan diselenggarakan pada Desember 2021 menghadirkan kolaborasi musik cadas dan gamelan jawa dengan komposer Gondrong Gunarto.
Penyelenggara Rock in Solo Stephanus Adjie di Solo, Senin, mengatakan grup musik metal asal Solo Down for Life akan menjadi penampil pertama, sedangkan untuk musik gamelan, pemusik Gondrong akan menciptakan musik campuran gamelan jawa, banyuwangi, dan gamelan sekaten.
"Sedangkan untuk beberapa seniman lain yang juga terlibat di antaranya penyanyi keroncong Endah Laras. Ini pertama kalinya kami kolaborasi dengan penyanyi keroncong. Selain itu ada pula penari Luluk Ari dan Wawin Laura," katanya.
Ia mengatakan dilibatkannya lintas generasi dan lintas genre karena penyelenggara ingin mengembalikan marwah Rock in Solo, yakni perhelatan musik yang lahir dari Kota Solo.
Sebelum hiatus selama lima tahun, Rock in Solo merupakan acara musik tahunan yang pertama kali digelar pada 2004.
"Kemudian terhenti selama lima tahun karena beberapa hal. Ya memang mungkin harus berhenti dulu, baru tahun 2021 ini Mas Gibran ingin festival di Solo digiatkan lagi, salah satunya Rock in Solo. Makanya untuk tahun ini kami usung tajuk Apokaliptika: A Journey of Rock in Solo," katanya.
Namun mengingat acara dilangsungkan di tengah pandemi COVID-19, dikatakannya, nantinya akan ada pembatasan jumlah penonton sehingga acara dilaksanakan secara daring dan luring. Ia mengatakan untuk luring, konser akan diselenggarakan secara langsung di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo pada 18 Desember 2021.
"Setelah kami berkoordinasi dengan Satgas COVID-19, penonton maksimum 500 orang dan mereka harus duduk. Nantinya sebelum masuk ke arena konser mereka harus menjalani tes antigen terlebih dahulu," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi penyelenggara dan para musisi yang ikut terlibat dalam penyelenggaraan acara tersebut.
"Terima kasih mendukung insiasi saya, yakni menyelenggarakan lagi event ini. Meski pandemi tidak boleh berhenti," katanya.
Penyelenggara Rock in Solo Stephanus Adjie di Solo, Senin, mengatakan grup musik metal asal Solo Down for Life akan menjadi penampil pertama, sedangkan untuk musik gamelan, pemusik Gondrong akan menciptakan musik campuran gamelan jawa, banyuwangi, dan gamelan sekaten.
"Sedangkan untuk beberapa seniman lain yang juga terlibat di antaranya penyanyi keroncong Endah Laras. Ini pertama kalinya kami kolaborasi dengan penyanyi keroncong. Selain itu ada pula penari Luluk Ari dan Wawin Laura," katanya.
Ia mengatakan dilibatkannya lintas generasi dan lintas genre karena penyelenggara ingin mengembalikan marwah Rock in Solo, yakni perhelatan musik yang lahir dari Kota Solo.
Sebelum hiatus selama lima tahun, Rock in Solo merupakan acara musik tahunan yang pertama kali digelar pada 2004.
"Kemudian terhenti selama lima tahun karena beberapa hal. Ya memang mungkin harus berhenti dulu, baru tahun 2021 ini Mas Gibran ingin festival di Solo digiatkan lagi, salah satunya Rock in Solo. Makanya untuk tahun ini kami usung tajuk Apokaliptika: A Journey of Rock in Solo," katanya.
Namun mengingat acara dilangsungkan di tengah pandemi COVID-19, dikatakannya, nantinya akan ada pembatasan jumlah penonton sehingga acara dilaksanakan secara daring dan luring. Ia mengatakan untuk luring, konser akan diselenggarakan secara langsung di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo pada 18 Desember 2021.
"Setelah kami berkoordinasi dengan Satgas COVID-19, penonton maksimum 500 orang dan mereka harus duduk. Nantinya sebelum masuk ke arena konser mereka harus menjalani tes antigen terlebih dahulu," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi penyelenggara dan para musisi yang ikut terlibat dalam penyelenggaraan acara tersebut.
"Terima kasih mendukung insiasi saya, yakni menyelenggarakan lagi event ini. Meski pandemi tidak boleh berhenti," katanya.