Semarang (ANTARA) - BPJS Kesehatan Semarang kembali melakukan ujicoba fingerprint di sejumlah RS antara lain di RS dr. Kariadi, RS Roemani, dan RS KRMT Wongsonegoro Semarang untuk memberikan kemudahan kepada rumah sakit agar tidak lagi mencetak SEP sehingga dapat mengurangi ruang penyimpanan berkas.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang Andi Ashar pada pertemuan virtual bertajuk Rapat Koordinasi Penerapan Finger Print bersama seluruh perwakilan rumah sakit, Rabu (18/11).

"Pengimplementasian finger print ini sebagai alat keabsahan data peserta. Alhamdulillah Semarang sudah PPKM level 1 jadi bulan November ini akan kami aktifkan kembali fitur tersebut secara bertahap dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan," kata Andi.

Andi menjelaskan pemanfaatan teknologi fingerprint menguntungkan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan karena dengan adanya sistem tersebut petugas tidak perlu lagi mencatat beberapa data yang dibutuhkan untuk penerbitan Surat Eligibiliitas Peserta (SEP).

Hal itu, lanjutnya, bisa berdampak positif yakni berkurangnya jumlah antrean, tidak perlu lagi mencetak SEP sehingga dapat mengurangi ruang penyimpanan berkas, serta memberikan kepastian klaim yang akan dibayarkan karena terhindar dari penggunaan kartu oleh peserta yang tidak berhak.

"Kami berharap faskes dapat bersiap untuk memberlakukan kembali sistem ini. Setelah sekian lama kita nonaktifkan dan smoga tidak ada kendala yang berarti," tutup Andi.

Baca juga: BPJS Kesehatan Magelang dorong masyarakat berpartisipasi pada PIPM
Baca juga: BPJS Kesehatan Semarang tambah 6 FKTP baru
 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024