Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta kembali melakukan program surveilans atau pengamatan pada kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) pada minggu depan sebagai upaya deteksi dini penyebaran COVID-19 di sektor pendidikan.

"Untuk pelaksanaannya seperti tahap pertama, kami tadi kan evaluasi sambil menyusun tahap kedua yang kami rencanakan minggu depan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Senin.

Sama dengan pelaksanaan surveilans yang pertama, pada tahap kedua ini akan ada 29 sekolah yang disasar dengan jumlah sampel masing-masing sekolah sebanyak 33 orang.

Untuk mengantisipasi adanya penolakan dari guru maupun siswa, pihaknya akan lebih dahulu memberikan sosialisasi. 

"Kami sosialisasikan secara umum tetapi waktunya kami nggak mau menentukan. Nanti waktunya (tes usap) malah nggak masuk," katanya.

Ia berharap dari pelaksanaan program surveilans tersebut bisa meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan.

"Untuk perbaikan prokes, karena dari itu (pada surveilans yang pertama) ada sembilan sekolah yang positif. Kami minta dukungan pelaksanaannya supaya lebih lancar," katanya.

Pihaknya mencatat dari program surveilans yang pertama ditemukan sebanyak 107 kasus positif dari total 2.326 sampel yang diambil, baik dari siswa SD, SMP, hingga SMA.

Ia mengakui sebelumnya ada penolakan dari orang tua siswa. Padahal, menurut dia seharusnya orang tua maupun siswa bersyukur dijadikan sebagai percontohan dari program surveilans tersebut karena untuk deteksi dininya bisa lebih cepat.

"Oleh karena itu, ke depan harapannya tidak terjadi penolakan karena itu justru menjadi kesempatan kalau seandainya ada yang positif bisa langsung kami eksekusi. Kalau anaknya positif ketahuan lebih dini kan malah senang, daripada nanti jatuh sakit gimana," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, untuk pemilihan sekolah nanti akan dilakukan secara acak oleh Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama dan Cabang Dinas pendidikan.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024