Cilacap (ANTARA) - Pagi itu, Baroto sibuk memilah jamur tiram yang mulai siap panen. Tangannya terampil memetik kelopak berwarna putih segar yang bermekaran di baglog

"Baglog adalah media tanam serbuk kayu yang dibentuk menyerupai silinder. Serbuk kayu ini harus melalui proses kukus terlebih dahulu dengan air panas dengan tekanan uap lebih dari 100 derajat Celcius," kata Baroto. 

Ia merupakan contoh kisah sukses pengusaha kecil mitra binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap yang membangun usahanya di Desa Karangsalam Kidul, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 

Dengan menggeluti usaha budi daya jamur tiram, ia sukses menjadi pemasok di restoran dan hotel-hotel berbintang. "Awalnya, saya iseng saja untuk mengisi waktu di masa pensiun," katanya. 

Ia mengaku jika sebelumnya pernah beternak ayam tapi akhirnya merugi karena faktor kenaikan pakan tidak sebanding dengan harga jual ayam, sehingga usahanya bangkrut. 

Baroto pun berupaya bangkit dengan mencari peluang usaha lain. "Saya searching di YouTube tentang budi daya jamur tiram dan saya lihat prospeknya bagus," katanya. 

Dengan membuat kumbung (rumah jamur, red.) ia pun mulai menjajal usaha tersebut. "Waktu itu saya bikin kumbung berukuran 6x9 meter. Baglog-nya belum bisa bikin sendiri, maka saya membelinya dari perajin, harganya Rp2.000 per buah," katanya. 

Setelah berjalan 2 tahun, Baroto berpikir untuk mengembangkan bisnis dengan menambah kumbung untuk meningkatkan produksi karena permintaan pasar yang melonjak. 

Baca juga: Presiden FSPPB ajak pekerja Pertamina kawal bisnis perusahaan

Namun, mempertahankan bisnis memang bukan sesuatu yang mudah. Saat pandemi COVID-19 menghantam, usahanya terpuruk lantaran sebagian rumah makan maupun hotel memilih tutup. 

Kendati demikian, Baroto tidak tinggal diam dan menjajal terobosan baru dengan memasarkan produk di aplikasi daring. 

Alih-alih membantu memberdayakan warga sekitar, ia menyiasati jamur untuk diolah menjadi jajanan sehat, keripik jamur. "Mereknya jamur Meong, bisa dibeli di toko online," katanya menjelaskan. 

Sebagai pebisnis jamur, pria berusia 60 tahun itu berhasil mengentaskan 2 orang putranya ke jenjang pendidikan S2. "Satu anak saya jadi dokter hewan di Yogyakarta," kata Baroto bangga. 

Pengalaman menjadi mitra binaan Pertamina, kata dia, telah banyak berpengaruh terhadap pengembangan usaha yang dijalani. "Selain mendapat pinjaman lunak, kami diajari teknik memasarkan produk secara online sehingga ada peluang untuk mengembangkan usaha," katanya  

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations, and CSR Refinery Unit (RU) IV-PT KPI Cecep Supriyatna mengatakan melalui Program Kemitraan (PK), semua mitra diajari teknik pemasaran maupun upaya lain yang menyangkut peningkatan produktivitas. "Sehingga mereka dapat bersaing, menjadi tangguh dan mandiri, terlebih di masa pandemi," katanya. 

Hal tersebut, kata dia, merupakan implementasi tujuan ke-8 Sustainable Development Goals (SDGs) Pertamina, yakni mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta tenaga kerja penuh dan produktif. "Semoga usaha jamur ini terus berkembang dan memberikaan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat," kata Cecep.

Baca juga: Maksimalkan pemanfaatan sampah organik, KPI Unit Cilacap berikan pelatihan budi daya maggot
Baca juga: KPI dukung program transisi energi fosil menuju energi terbarukan

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024