Semarang (ANTARA) -
Pihak-pihak yang ingin menjadi kolaborator vaksinasi COVID-19 diminta tidak membuka sentra di pusat kota melainkan melakukan "jemput bola" ke komunitas-komunitas sebagai upaya percepatan serta pemerataan vaksinasi, kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo.

"Akhir-akhir ini masih banyak yang ingin membantu sebagai kolaborator, tapi saya sarankan jangan mendirikan sentra vaksin lagi di kota melainkan pelayanan 'jemput bola' ke komunitas," katanya di Semarang, Selasa.

Menurut dia, pola sentra vaksinasi yang ada di pusat kota di Jateng sudah cukup dan tidak perlu ditambah lagi.

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 kelompok rentan harus segera dituntaskan

Selain itu, strategi "jemput bola" harus dilaksanakan secara simultan bersama seperti halnya dari kabupaten/kota, termasuk yang di puskesmas hingga tingkat kecamatan.

Ia menyebut basis pelayanan vaksinasi itu harus di komunitas yang lebih rendah contohnya pada tingkat RW, RT, desa, dan kelurahan.

Yulianto mengungkapkan kendala daerah yang capaian vaksinasinya masih di bawah 50 persen, antara lain sasarannya masih sulit diajak vaksinasi, terbatasnya jumlah vaksinator, dan jumlah faskes yang melayani vaksinasi.

Tidak hanya itu, lanjut dia, komitmen dari pemerintah daerah juga perlu didorong.

"Lansia ini memang agak lambat. Lalu juga disabilitas, ibu hamil, penderita komordibitas. Ini memang kecepatannya tidak seperti yang lain," katanya.

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Jateng capai 60 persen
Baca juga: Kudus intensif vaksinasi COVID-19 untuk cegah kedaluwarsa

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024