Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang menargetkan 1.500 bisnis rintisan tumbuh pada 2024 sebagai bagian dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 daerah itu.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis, mengatakan setidaknya setiap rukun tetangga (RT) tumbuh 1-2 bisnis rintisan yang potensial berkembang.
"Tiap RT minimal ada 1-2 'startup' (bisnis rintisan) baru, maka akan tumbuh menjadi 2.000-an. Saya tidak ingin realisasi di awal, tapi lebih dari itu, dapat pengembangan harus konsisten dan berkelanjutan," katanya dalam kegiatan Ramah Tamah Wali Kota Magelang dengan Wartawan di daerah itu.
Menurut dia, sejauh ini perkembangan bisnis rintisan di Kota Magelang masih tertinggal dengan daerah-daerah lainnya. Hal ini juga memengaruhi banyaknya pengangguran usia produktif masyarakat setempat.
"Dengan tumbuhnya 'startup' baru, otomatis ada perusahaan rintisan yang menciptakan lapangan pekerjaan baru, sehingga akan mengurangi angka pengangguran," katanya.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Magelang Handini Rahayu mengatakan untuk mencapai target itu, pembinaan bisnis rintisan akan terus dilakukan antar-organisasi perangkat daerah (OPD) dan pemangku kepentingan lainnya.
"Awalan dari 'startup' ini adalah pelatihan, pendekatan, pendampingan, dan kemudahan dalam akses-aksesnya. Jadi, 'startup' ini tidak hanya ditangani Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) saja, tetapi ada dari DP4KB, Disporapar, dan dikembangkan oleh Disperindag. Semua harus seiring sejalan," ujarnya.
Bisnis rintisan yang menjadi program Wali Kota Muchamad Nur Aziz dan Wakil Wali Kota K.H. M. Mansyur tersebut berbasis lokal. Pemkot Magelang juga mendorong peningkatan jiwa kewirausahaan masyarakat.
"Program 1.500 'startup' baru tidak sekadar pelatihan, tapi ada ekosistem di dalamnya, antara lain pelatihan, pendampingan, dan bahkan permodalan, promosi, dan pemasarannya," katanya.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis, mengatakan setidaknya setiap rukun tetangga (RT) tumbuh 1-2 bisnis rintisan yang potensial berkembang.
"Tiap RT minimal ada 1-2 'startup' (bisnis rintisan) baru, maka akan tumbuh menjadi 2.000-an. Saya tidak ingin realisasi di awal, tapi lebih dari itu, dapat pengembangan harus konsisten dan berkelanjutan," katanya dalam kegiatan Ramah Tamah Wali Kota Magelang dengan Wartawan di daerah itu.
Menurut dia, sejauh ini perkembangan bisnis rintisan di Kota Magelang masih tertinggal dengan daerah-daerah lainnya. Hal ini juga memengaruhi banyaknya pengangguran usia produktif masyarakat setempat.
"Dengan tumbuhnya 'startup' baru, otomatis ada perusahaan rintisan yang menciptakan lapangan pekerjaan baru, sehingga akan mengurangi angka pengangguran," katanya.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Magelang Handini Rahayu mengatakan untuk mencapai target itu, pembinaan bisnis rintisan akan terus dilakukan antar-organisasi perangkat daerah (OPD) dan pemangku kepentingan lainnya.
"Awalan dari 'startup' ini adalah pelatihan, pendekatan, pendampingan, dan kemudahan dalam akses-aksesnya. Jadi, 'startup' ini tidak hanya ditangani Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) saja, tetapi ada dari DP4KB, Disporapar, dan dikembangkan oleh Disperindag. Semua harus seiring sejalan," ujarnya.
Bisnis rintisan yang menjadi program Wali Kota Muchamad Nur Aziz dan Wakil Wali Kota K.H. M. Mansyur tersebut berbasis lokal. Pemkot Magelang juga mendorong peningkatan jiwa kewirausahaan masyarakat.
"Program 1.500 'startup' baru tidak sekadar pelatihan, tapi ada ekosistem di dalamnya, antara lain pelatihan, pendampingan, dan bahkan permodalan, promosi, dan pemasarannya," katanya.