Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah terus mendorong para camat lebih fokus menurunkan angka kemiskinan di daerah masing-masing pada masa pendemi COVID-19.
"Kami dorong para camat di 22 kecamatan di Boyolali lebih fokus bagaimana dapat menurunkan angka kemiskinan, tetapi tetap meneruskan peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Bupati Boyolali M. Said Hidayat saat memimpin Rapat Koordinasi Camat se-Kabupaten Boyolali di Pendopo Gede Boyolali, Kamis.
Bupati Said yang didampingi Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan dan Sekda Kabupaten Boyolali Masruri itu, mengatakan peran dan tanggung jawab camat atas wilayahnya penting untuk membantu tugas bupati menjalankan roda pemerintahan.
Pihaknya berharap, kinerja tahun depan menjadi lebih baik lagi.
"Kami fokus bagaimana menurunkan angka kemiskinan, tapi memang kita meneruskan tentang kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Baca juga: Pemprov Jateng bentuk satgas penanggulangan kemiskinan untuk lima kabupaten
Angka kemiskinan di Boyolali pada 2020 mencapai 10,18 persen atau mengalami kenaikan 0,65 persen karena pandemi COVID-19. Angka kemiskinan pada 2019 mencapai 9,53 persen.
Bupati Said mengatakan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang sudah ditetapkan menjadi dasar untuk melaksanakan pembangunan Kabupaten Boyolali ke depan.
Namun, rencana tersebut harus diimbangi dengan perbaikan data yang akurat dengan menerapkan Monitoring Center for Development (MCD) mulai dari tingkat rukun tetangga (RT).
"Semua itu, tentunya perlu dukungan dan peran para camat yang ada di Boyolali. Maka, jika semua mampu berkomunikasi dengan baik saya kira mimpi tentang Boyolali punya data yang jauh lebih baik saya kira hal yang tidak sulit," kata dia.
Kendati demikian, ia juga mengucapkan terima kasih atas peran para camat dalam penanggulangan pandemi COVID-19, sehingga tercapainya penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan angka kasus di Boyolali.
Namun, pihaknya mengimbau para camat selalu mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada karena pandemi COVID-19 belum berakhir.
Dia mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk terus menjaga protokol kesehatan di tengah pandemi.
Sekda Kabupaten Boyolali Masruri meminta para camat bersama-sama untuk menurunkan level PPKM di Kabupaten Boyolali menjadi level 1 dengan percepatan vaksinasi.
"Kuncinya sebenarnya hanya satu, vaksinasi lansia harus dipercepat," katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan pentingnya memperhatikan keresahan masyarakat terkait dengan sampah.
Ia menyebut banyak sungai di desa-desa di daerah tersebut saat ini tercemari oleh sampah.
Pihaknya meminta kepada para camat untuk lebih kreatif dalam mempergunakan Dana Desa untuk pengelolaan sampah dan vaksinasi.
"Kami meminta para camat untuk lebih memperhatikan permasalahan sosial yang ada di wilayahnya. Karena masih banyak masyarakat yang membutuhkan yang terkadang tidak tersentuh bantuan," kata Masruri.
Baca juga: Jateng gunakan strategi graduasi mandiri ekonomi atasi kemiskinan
"Kami dorong para camat di 22 kecamatan di Boyolali lebih fokus bagaimana dapat menurunkan angka kemiskinan, tetapi tetap meneruskan peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Bupati Boyolali M. Said Hidayat saat memimpin Rapat Koordinasi Camat se-Kabupaten Boyolali di Pendopo Gede Boyolali, Kamis.
Bupati Said yang didampingi Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan dan Sekda Kabupaten Boyolali Masruri itu, mengatakan peran dan tanggung jawab camat atas wilayahnya penting untuk membantu tugas bupati menjalankan roda pemerintahan.
Pihaknya berharap, kinerja tahun depan menjadi lebih baik lagi.
"Kami fokus bagaimana menurunkan angka kemiskinan, tapi memang kita meneruskan tentang kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Baca juga: Pemprov Jateng bentuk satgas penanggulangan kemiskinan untuk lima kabupaten
Angka kemiskinan di Boyolali pada 2020 mencapai 10,18 persen atau mengalami kenaikan 0,65 persen karena pandemi COVID-19. Angka kemiskinan pada 2019 mencapai 9,53 persen.
Bupati Said mengatakan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang sudah ditetapkan menjadi dasar untuk melaksanakan pembangunan Kabupaten Boyolali ke depan.
Namun, rencana tersebut harus diimbangi dengan perbaikan data yang akurat dengan menerapkan Monitoring Center for Development (MCD) mulai dari tingkat rukun tetangga (RT).
"Semua itu, tentunya perlu dukungan dan peran para camat yang ada di Boyolali. Maka, jika semua mampu berkomunikasi dengan baik saya kira mimpi tentang Boyolali punya data yang jauh lebih baik saya kira hal yang tidak sulit," kata dia.
Kendati demikian, ia juga mengucapkan terima kasih atas peran para camat dalam penanggulangan pandemi COVID-19, sehingga tercapainya penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan angka kasus di Boyolali.
Namun, pihaknya mengimbau para camat selalu mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada karena pandemi COVID-19 belum berakhir.
Dia mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk terus menjaga protokol kesehatan di tengah pandemi.
Sekda Kabupaten Boyolali Masruri meminta para camat bersama-sama untuk menurunkan level PPKM di Kabupaten Boyolali menjadi level 1 dengan percepatan vaksinasi.
"Kuncinya sebenarnya hanya satu, vaksinasi lansia harus dipercepat," katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan pentingnya memperhatikan keresahan masyarakat terkait dengan sampah.
Ia menyebut banyak sungai di desa-desa di daerah tersebut saat ini tercemari oleh sampah.
Pihaknya meminta kepada para camat untuk lebih kreatif dalam mempergunakan Dana Desa untuk pengelolaan sampah dan vaksinasi.
"Kami meminta para camat untuk lebih memperhatikan permasalahan sosial yang ada di wilayahnya. Karena masih banyak masyarakat yang membutuhkan yang terkadang tidak tersentuh bantuan," kata Masruri.
Baca juga: Jateng gunakan strategi graduasi mandiri ekonomi atasi kemiskinan