Cilacap (ANTARA) - Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menilai kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) 2021 Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang diselenggarakan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sangat penting bagi nelayan.
"Sekolah lapang ini penting, penting sekali. Ini pertama adalah menyangkut ekonomi, yang kedua menyangkut nyawa," katanya usai menghadiri pembukaan SLCN 2021 Kabupaten Cilacap di Gedung Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Selasa.
Terkait dengan masalah ekonomi, dia mengatakan harus ada paradigma baru pada nelayan, yakni jika sebelumnya mencari ikan namun sekarang menangkap ikan.
Dalam hal ini, kata dia, nelayan harus tahu daerah mana yang ada ikannya untuk ditangkap, sehingga mereka tidak perlu berputar-putar di tengah laut guna mencari ikan.
Sementara itu yang berkaitan dengan masalah keselamatan, lanjut dia, nelayan harus tahu kondisi cuaca khususnya yang berbahaya bagi keselamatan mereka mengingat nelayan-nelayan di Cilacap banyak yang menggunakan kapal berukuran kecil.
"Ini (SLCN, red.) untuk keselamatan nelayan, nyawa manusia. Jadi, saya atas nama pribadi, Pemerintah Kabupaten Cilacap menyampaikan terima kasih ada sekolah lapang cuaca untuk nelayan. Ini penting dan jangan hanya hari ini, tapi berkelanjutan," katanya.
Bupati mengaku sedang menyiapkan nelayan Cilacap agar bisa menjadi warga negara kelas satu yang ekonominya mapan melalui peningkatan pendidikan.
Menurut dia, anak-anak nelayan Cilacap harus berpendidikan tinggi dan menjadi sarjana atau ahli.
Sementara saat memberi sambutan, Bupati mengatakan Cilacap dikenal sebagai supermarket bencana karena berbagai bencana berpotensi terjadi di kabupaten itu kecuali bencana gunung api.
Oleh karena itu, dia mengimbau seluruh nelayan yang mengikuti kegiatan SLCN 2021 Kabupaten Cilacap dengan baik.
"Saya minta nelayan ikuti secara saksama. Ini suatu kehormatan bahwa kita jangan pakai paradigma lama, tapi bagaimana nelayan yang tahu akan cuaca," katanya.
Kegiatan SLCN 2021 Kabupaten Cilacap yang dibuka secara langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati itu digelar selama dua hari dan diikuti 100 nelayan asal Cilacap yang terbagi menjadi dua kelompok, masing-masing 50 orang per hari dengan protokol kesehatan secara ketat.
"Sekolah lapang ini penting, penting sekali. Ini pertama adalah menyangkut ekonomi, yang kedua menyangkut nyawa," katanya usai menghadiri pembukaan SLCN 2021 Kabupaten Cilacap di Gedung Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Selasa.
Terkait dengan masalah ekonomi, dia mengatakan harus ada paradigma baru pada nelayan, yakni jika sebelumnya mencari ikan namun sekarang menangkap ikan.
Dalam hal ini, kata dia, nelayan harus tahu daerah mana yang ada ikannya untuk ditangkap, sehingga mereka tidak perlu berputar-putar di tengah laut guna mencari ikan.
Sementara itu yang berkaitan dengan masalah keselamatan, lanjut dia, nelayan harus tahu kondisi cuaca khususnya yang berbahaya bagi keselamatan mereka mengingat nelayan-nelayan di Cilacap banyak yang menggunakan kapal berukuran kecil.
"Ini (SLCN, red.) untuk keselamatan nelayan, nyawa manusia. Jadi, saya atas nama pribadi, Pemerintah Kabupaten Cilacap menyampaikan terima kasih ada sekolah lapang cuaca untuk nelayan. Ini penting dan jangan hanya hari ini, tapi berkelanjutan," katanya.
Bupati mengaku sedang menyiapkan nelayan Cilacap agar bisa menjadi warga negara kelas satu yang ekonominya mapan melalui peningkatan pendidikan.
Menurut dia, anak-anak nelayan Cilacap harus berpendidikan tinggi dan menjadi sarjana atau ahli.
Sementara saat memberi sambutan, Bupati mengatakan Cilacap dikenal sebagai supermarket bencana karena berbagai bencana berpotensi terjadi di kabupaten itu kecuali bencana gunung api.
Oleh karena itu, dia mengimbau seluruh nelayan yang mengikuti kegiatan SLCN 2021 Kabupaten Cilacap dengan baik.
"Saya minta nelayan ikuti secara saksama. Ini suatu kehormatan bahwa kita jangan pakai paradigma lama, tapi bagaimana nelayan yang tahu akan cuaca," katanya.
Kegiatan SLCN 2021 Kabupaten Cilacap yang dibuka secara langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati itu digelar selama dua hari dan diikuti 100 nelayan asal Cilacap yang terbagi menjadi dua kelompok, masing-masing 50 orang per hari dengan protokol kesehatan secara ketat.