Cilacap (ANTARA) - Perseroan Terbatas Semen Indonesia Tbk (Persero) atau Semen Indonesia Group (SIG) optimistis kerja sama dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC) Jepang akan memperluas pasar ekspor semen ke sejumlah negara.
"Melalui kerja sama dengan TCC, kami bisa melakukan ekspor ke pasar Amerika minimal 500 ribu ton per tahun dan kemungkinan bisa mencapai 1 juta ton per tahun," kata Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha Semen Indonesia Group (SIG) Fadjar Judisiawan saat konferensi pers secara virtual yang diikuti wartawan di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu sore.
Konferensi pers virtual mengenai "Strategic Partnership Ceremony - Success Through Partnership" tersebut juga menghadirkan Presiden Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (PT SBI) Aulia Mulki Oemar dan Direktur Human Capital Legal and Corporate SBI Agung Wiharto.
Selain menyasar pasar Amerika, kata Fadjar, SIG melalui kerja sama dengan TCC akan memulai pengiriman ke Filipina pada Agustus 2021.
"Pengiriman ke pasar Filipina sampai akhir tahun kemungkinan bisa mencapai 200 ribu ton. Kami juga menjajaki pasar Afrika dan Australia," katanya.
Di sisi lain, kata dia, SIG juga akan berkolaborasi dan bersinergi dalam pemanfaatan teknologi ramah lingkungan yang telah diterapkan TCC.
Menurut dia, hal itu disebabkan teknologi ramah lingkungan yang diterapkan TCC sedikit lebih unggul dari SIG.
"Saat ini, TCC sedang melangkah ke zero carbon, kami akan melakukan riset-riset ke situ. Beberapa produk ramah lingkungan yang dikembangkan TCC juga cocok digunakan di Indonesia, sehingga kami akan adopsi," katanya.
Sementara itu dalam rilis yang dibagikan saat konferensi pers disebutkan bahwa SIG secara resmi menjalin kemitraan strategis dengan TCC Jepang yang telah masuk dalam jajaran pemegang saham PT SBI Tbk, bagian dari entitas bisnis SIG.
Investasi yang dilakukan TCC adalah dengan mengakuisisi 15,04 persen kepemilikan saham SBI senilai 220 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp3,1 triliun.
Seremoni kerja sama dilaksanakan secara virtual di Jakarta dan Tokyo pada tanggal 4 Agustus 2021.
Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman tanggal 21 April 2020 antara SIG, SBI, dan TCC yang menjadi bagian dari kewajiban refloat saham SBI setelah dilakukan Mandatory Tender Offer (MTO) pada 2019.
Dalam kesepakatan tersebut, PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang merupakan induk usaha dari SBI mengalihkan 1.356.399.291 saham baru yang diterbitkan oleh SBI kepada pihak TCC.
Penerbitan saham baru itu sendiri telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 25 Juni 2021 lewat Penawaran Umum Terbatas II (PUT) melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Direktur Utama SIG Hendi Prio Santoso menyatakan bahwa langkah strategis tersebut merupakan bagian dari mewujudkan visi Perseroan sebagai penyedia solusi bagan bangunan terbesar di kawasan regional.
"Kami telah melakukan kajian dan evaluasi untuk memastikan bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat strategis bagi kedua belah pihak. Bagi kami, langkah ini akan semakin memperkuat posisi SIG sebagai perusahaan terbesar dalam penyediaan kebutuhan bahan bangunan di level regional," katanya.
Menurut dia, kemitraan tersebut juga merupakan lanjutan dari program transformasi SIG sebagai badan usaha milik negara (BUMN) untuk menjadi perusahaan berstandar global.
"Ini merupakan tonggak bersejarah (milestone) bagi SIG yang mampu menjalin kerja sama dengan perusahaan berstandar internasional. Dengan sendirinya, kerja sama ini akan meningkatkan value dan kapabilitas perusahaan dalam menghadapi persaingan industri semen di dunia," katanya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kerja keras SIG yang mampu merealisasikan untuk bertransformasi menjadi BUMN kelas dunia melalui kemitraan strategis, inovasi produk, model bisnis, serta pelayanan sebagai nilai tambah dan daya saing di masa depan.
"Meskipun tantangan semakin besar khususnya di masa pandemi COVID-19, SIG telah membuktikan bahwa hal tersebut bukan menjadi halangan untuk mencapai proses bisnis yang lebih efisien. Kesuksesan kerja sama strategis antara SIG dan TCC diharapkan mampu menjadi contoh bagi BUMN dan para pelaku usaha di sektor lain untuk mengembangkan kemampuan dalam mengelola bisnis, menciptakan peluang pertumbuhan, serta bersaing secara global," kata Menteri BUMN.
Baca juga: SIG catat kenaikan laba 29,7 persen pada semester I 2021
Baca juga: SIG buktikan bekas lahan tambang kini lebih subur
"Melalui kerja sama dengan TCC, kami bisa melakukan ekspor ke pasar Amerika minimal 500 ribu ton per tahun dan kemungkinan bisa mencapai 1 juta ton per tahun," kata Direktur Strategi Bisnis dan Pengembangan Usaha Semen Indonesia Group (SIG) Fadjar Judisiawan saat konferensi pers secara virtual yang diikuti wartawan di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu sore.
Konferensi pers virtual mengenai "Strategic Partnership Ceremony - Success Through Partnership" tersebut juga menghadirkan Presiden Direktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (PT SBI) Aulia Mulki Oemar dan Direktur Human Capital Legal and Corporate SBI Agung Wiharto.
Selain menyasar pasar Amerika, kata Fadjar, SIG melalui kerja sama dengan TCC akan memulai pengiriman ke Filipina pada Agustus 2021.
"Pengiriman ke pasar Filipina sampai akhir tahun kemungkinan bisa mencapai 200 ribu ton. Kami juga menjajaki pasar Afrika dan Australia," katanya.
Di sisi lain, kata dia, SIG juga akan berkolaborasi dan bersinergi dalam pemanfaatan teknologi ramah lingkungan yang telah diterapkan TCC.
Menurut dia, hal itu disebabkan teknologi ramah lingkungan yang diterapkan TCC sedikit lebih unggul dari SIG.
"Saat ini, TCC sedang melangkah ke zero carbon, kami akan melakukan riset-riset ke situ. Beberapa produk ramah lingkungan yang dikembangkan TCC juga cocok digunakan di Indonesia, sehingga kami akan adopsi," katanya.
Sementara itu dalam rilis yang dibagikan saat konferensi pers disebutkan bahwa SIG secara resmi menjalin kemitraan strategis dengan TCC Jepang yang telah masuk dalam jajaran pemegang saham PT SBI Tbk, bagian dari entitas bisnis SIG.
Investasi yang dilakukan TCC adalah dengan mengakuisisi 15,04 persen kepemilikan saham SBI senilai 220 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp3,1 triliun.
Seremoni kerja sama dilaksanakan secara virtual di Jakarta dan Tokyo pada tanggal 4 Agustus 2021.
Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman tanggal 21 April 2020 antara SIG, SBI, dan TCC yang menjadi bagian dari kewajiban refloat saham SBI setelah dilakukan Mandatory Tender Offer (MTO) pada 2019.
Dalam kesepakatan tersebut, PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang merupakan induk usaha dari SBI mengalihkan 1.356.399.291 saham baru yang diterbitkan oleh SBI kepada pihak TCC.
Penerbitan saham baru itu sendiri telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 25 Juni 2021 lewat Penawaran Umum Terbatas II (PUT) melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Direktur Utama SIG Hendi Prio Santoso menyatakan bahwa langkah strategis tersebut merupakan bagian dari mewujudkan visi Perseroan sebagai penyedia solusi bagan bangunan terbesar di kawasan regional.
"Kami telah melakukan kajian dan evaluasi untuk memastikan bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat strategis bagi kedua belah pihak. Bagi kami, langkah ini akan semakin memperkuat posisi SIG sebagai perusahaan terbesar dalam penyediaan kebutuhan bahan bangunan di level regional," katanya.
Menurut dia, kemitraan tersebut juga merupakan lanjutan dari program transformasi SIG sebagai badan usaha milik negara (BUMN) untuk menjadi perusahaan berstandar global.
"Ini merupakan tonggak bersejarah (milestone) bagi SIG yang mampu menjalin kerja sama dengan perusahaan berstandar internasional. Dengan sendirinya, kerja sama ini akan meningkatkan value dan kapabilitas perusahaan dalam menghadapi persaingan industri semen di dunia," katanya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kerja keras SIG yang mampu merealisasikan untuk bertransformasi menjadi BUMN kelas dunia melalui kemitraan strategis, inovasi produk, model bisnis, serta pelayanan sebagai nilai tambah dan daya saing di masa depan.
"Meskipun tantangan semakin besar khususnya di masa pandemi COVID-19, SIG telah membuktikan bahwa hal tersebut bukan menjadi halangan untuk mencapai proses bisnis yang lebih efisien. Kesuksesan kerja sama strategis antara SIG dan TCC diharapkan mampu menjadi contoh bagi BUMN dan para pelaku usaha di sektor lain untuk mengembangkan kemampuan dalam mengelola bisnis, menciptakan peluang pertumbuhan, serta bersaing secara global," kata Menteri BUMN.
Baca juga: SIG catat kenaikan laba 29,7 persen pada semester I 2021
Baca juga: SIG buktikan bekas lahan tambang kini lebih subur