Jakarta (ANTARA) - Pernahkah terbersit keinginan memiliki helm "Iron Man", yang bisa mengangkat panggilan telepon, mendengarkan musik, bahkan memberikan petunjuk arah saat berkendara?

Selama ini, hal itu mungkin diwujudkan dengan menyelipkan headset ke helm atau menggunakan headset bluetooth. Namun, hal itu terasa tidak nyaman bukan? Perangkat yang digunakan akan terasa mengganjal di kepala.

Helm pintar OASE Rider bisa menjadi solusi atas pencarian para pengendara selama ini. Secara umum, helm itu memiliki fungsi sebagai headset yang terhubung dengan ponsel pintar, selain tentunya sebagai pelindung kepala yang sudah berstandar nasional.

ANTARA mendapatkan kesempatan untuk mencoba produk tersebut dan mengulas kelebihan serta kekurangannya.

Desain
  Tampilan helm pintar OASE Rider (ANTARA/Fathur Rochman)

Dari segi desain, helm pintar OASE Rider hadir dengan model "half face". Kesan minimalis langsung terasa ketika pertama kali melihat helm yang dirilis pertengahan bulan lalu itu.

Tidak ada corak ataupun motif yang disematkan. Hanya tulisan "OASE" berukuran sedang berwarna abu-abu yang tersaji pada bagian belakang, depan, kanan, dan kiri helm. Pada bagian belakang juga terdapat tulisan "Force" dengan aksen merah yang memberikan nuansa tersendiri.

Pada sisi depan bodi helm terpasang ventilasi udara yang bisa dibuka tutup. Ventilasi udara sebenarnya juga terdapat pada bagian atas helm, tetapi tidak tembus ke bagian dalam, sehingga rasanya lebih tepat disebut sebagai pemanis tampilan agar terlihat sporty.

Bodi helm terbuat dari material plastik ABS, dipadukan dengan visor atau kaca transparan yang diklaim mampu mentransmisikan cahaya hingga lebih dari 85 persen.

Bagian dalam helm menggunakan busa bertipe removable cheek pads, merupakan material foam yang dapat dilepas pasang dan dicuci. Sementara speaker dan microphone diletakkan tersembunyi dibalik busa di kedua sisi helm.

Untuk keamanan berkendara, helm pintar ini telah dilengkapi penguncian menggunakan sistem microlock. Selain itu, terdapat pula pelindung dagu yang penempatannya bisa diatur sesuai keinginan.

Helm yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) serta mengantongi sertifikat International Electronic Commision (IEC) dan American Standard Testing and Material (ASTM) itu hadir dalam satu pilihan warna dan ukuran, yakni hitam glossy dan L ke XL (56-63 CM).

Fitur-fitur
Helm pintar "OASE" Rider hadir dengan teknologi dan fitur terkini, dilengkapi built-in mic maupun speaker surround, bluetooth 5.0, dan juga memiliki fungsi radio serta menerima panggilan.

Pengendara bisa menghubungkan helm dengan ponsel pintar via sambungan bluetooth. Untuk mengaktifkannya, pengguna cukup menekan tombol power yang disematkan pada bagian dalam atas OASE Rider selama lima detik hingga terdengar nada perintah.

Awalnya, lampu indikator akan berkedip berwarna biru merah. Ketika bluetooth helm telah tersambung dengan ponsel pintar, yang ditandai dengan munculnya nada perintah, lampu indikator akan berkedip menjadi biru.

Terdapat sejumlah fitur menyenangkan yang bisa dinikmati ketika menggunakan helm pintar OASE Rider, mulai dari menjawab atau menolak panggilan telepon, mendengarkan musik, hingga menerima arahan navigasi.

Sebelum mulai menggunakan fitur tersebut, aktifkan terlebih dulu sensor dengan cara menyentuh dan menahan pada sisi kiri dan kanan helm selama sekitar lima detik.

Saat sudah terhubung, seperti halnya TWS atau wireless earphone, semua konektiviktas yang berhubungan dengan audio akan langsung terhubung ke helm yang belum water resistance, tetapi tetap aman digunakan sehari-hari tersebut.

Untuk menjawab atau menutup panggilan telepon, pengguna cukup menyentuh satu kali sensor yang terletak pada sisi kiri helm. Sementara untuk menolak panggilan, sensor sebelah kiri disentuh agak lama.

Cara serupa juga digunakan saat ingin mendengarkan musik. Untuk memulai atau menghentikan musik, pengguna hanya perlu sekali menyentuh sensor sebelah kiri.

Ketika ingin beralih ke musik selanjutnya, sentuh sekali sensor sebelah kanan. Sedangkan saat ingin mendengarkan musik sebelumnya, sensor di sisi kanan disentuh sebanyak dua kali.

Untuk menaikkan volume, sentuh dan tahan sensor pada bagian kiri. Lakukan cara yang sama di sisi sensor sebelah kanan untuk menurunkan volume.

Helm pintar OASE Rider juga bisa digunakan untuk mendengarkan arahan navigasi ketika berkendara. Pengguna hanya perlu mulai menjalankan perintah navigasi pada aplikasi peta jalan di ponsel pintar. Audio navigasi akan langsung tersambung dengan helm.

Penggunaan helm
Nyaman,m adalah hal pertama yang dirasakan saat pertama kali memakai helm pintar OASE Rider. Helm tersebut mendekap kepala dengan pas, ditopang dengan busa lembut yang terpasang di sisi dalam.

Saat digunakan dalam waktu yang relatif lama, rasa pegal maupun lelah tidak terlalu terasa, hal itu nampaknya didukung oleh bobot helm yang relatif ringan, yakni 1,28 kg.

Visor atau kaca utama terasa cukup baik menghalau paparan cahaya saat berkendara di siang maupun malam hari. Ventilasi udara yang tersemat pada sisi depan helm turut membantu memberi kesejukan di area kepala.

Beralih ke pengaplikasian fitur, sensor helm pintar OASE Rider dirasa berfungsi dengan baik. Acungan jempol layak diberikan untuk kinerja sensor yang responsif memproses berbagai perintah sentuhan yang diberikan.

Bagi yang baru pertama kali menggunakan OASE Rider, mungkin perlu sedikit beradaptasi mencari letak sensor karena tidak adanya penanda fisik yang tersemat pada sisi kiri maupun kanan helm.

Tidak ada kendala berarti saat menggunakan fitur panggilan telepon, pun ketika mendengarkan musik maupun menerima arah navigasi. Semua terasa mudah dan berfungsi dengan baik.

Namun, ketika Antara mencoba melakukan panggilan telepon melalui aplikasi perpesanan WhatsApp di ponsel pintar Android, sensor tidak merespon perintah untuk menjawab maupun menolak panggilan tersebut.

OASE menyatakan sensor bisa berfungsi menjawab atau menolak panggilan dari aplikasi pihak ketiga untuk perangkat iOS.

Ada satu hal lain yang dirasa kurang efisien ketika menggunakan helm ini. Saat menerima panggilan, nada perintah akan membacakan satu persatu deret angka dari nomor telepon yang masuk, alih-alih menyebutkan nama yang tersimpan dalam kontak telepon.

Tentu lebih menyenangkan ketika nada perintah menyebutkan langsung nama kontak yang tersimpan ketimbang membacakan deret nomor telepon, sehingga pengguna dapat langsung mengetahui siapa yang melakukan panggilan.

Bicara mengenai kualitas audio, speaker pada helm pintar ini menghasilkan suara yang cukup nyaman didengar telinga.

OASE menyebut helm yang mereka produksi memiliki fitur anti-noise. Hal tersebut nampaknya benar adanya karena audio yang dihasilkan terasa masih terdengar jelas meski di tengah kondisi jalan raya yang cukup bising.

Helm pintar OASE Rider menyediakan port charging micro USB yang terletak di samping tombol power untuk mengisi daya baterai berkapasitas 1.000 mAh. Adapun durasi pengisian baterai sekitar 2,5 jam.

Baterai tersebut tergolong irit. Ketika helm digunakan berkendara selama sekitar satu jam sambil difungsikan untuk memutar musik, daya baterai hanya berkurang 10 persen.

Secara keseluruhan, helm pintar OASE Rider sangat layak dipertimbangkan untuk dimiliki, terutama bagi pengendara sepeda motor yang gemar mendengarkan musik atau kerap menerima panggilan telepon selama dalam perjalanan.

Meski terdapat sejumlah hal yang dirasa perlu ditingkatkan, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba merasakan pengalaman baru berkendara menggunakan helm pintar yang dibanderol di kisaran harga Rp799 ribu tersebut.
 

Pewarta : Fathur Rochman
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024