Purwokerto (ANTARA) - Realisasi investasi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada semester I tahun 2021 baru mencapai Rp732.469.603.351, kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cilacap Dian Arinda Murni.

"Pencapaian investasi tersebut masih jauh dari target yang diminta DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp5 triliun pada tahun 2021," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Menurut dia, penetapan target oleh DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah yang sebesar Rp5 triliun itu disebabkan realisasi investasi di Kabupaten Cilacap pada tahun 2020 mencapai Rp3,9 triliun atau lebih besar dari target yang ditetapkan sebesar Rp913 miliar.

Baca juga: Banyumas kejar realisasi target investasi 2021
Baca juga: Realisasi investasi Pekalongan tembus Rp3,2 triliun

Kendati demikian, dia mengakui jika sebelumnya DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah meminta target investasi di Kabupaten Cilacap pada tahun 2021 sebesar Rp6,5 triliun.

Akan tetapi, pihaknya meminta target tersebut diturunkan karena situasi masih dipengaruhi pandemi COVID-19, hingga akhirnya disepakati sebesar Rp5 triliun.

Lebih lanjut, Renny (panggilan akrab Dian Arinda Murni, red.) mengatakan pihaknya akan berusaha untuk mencapai target investasi tahun 2021 tersebut meskipun cukup berat.

"Ya paling tidak bisa mendekati target yang ditetapkan. Kalau PT Indoffero yang memroduksi nikel bisa masuk ke Bunton, Kecamatan Adipala, bisa masuk tahun ini, targetnya bisa terlampaui karena nilai investasinya mencapai Rp17 triliun," katanya.

Ia mengatakan penandatanganan surat minat (letter of intent/LoI) antara PT Indoffero dan Pemerintah Kabupaten Cilacap sudah dilakukan pada tahun 2019 namun sampai sekarang masih terkendala pandemi.

Menurut dia, pihak PT Indoffero masih berusaha agar bisa segera merealisasikan invetasinya di Cilacap pada tahun 2021.

"Oleh karena itu, sebagian besar investasi di Cilacap pada tahun 2021 berupa penambahan aset dari perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi seperti PLTU dan sebagainya. Namun ada juga investasi baru yang masuk seperti pengembang perumahan dan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum)," katanya.

Bahkan, kata dia, investasi di sektor perumahan dan SPBU khususnya usaha Pertashop terus bertambah meskipun masih dalam suasana pandemi serta pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)

Sementara di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kata dia, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam proses perizinan bagi pelaku UMKM.

"Saat pandemi seperti sekarang, para pelaku UMKM memang terkendala dalam pemasaran produknya. Namun dengan adanya pemasaran secara daring, hal itu cukup membantu mereka sehingga kegiatan usahanya tetap bisa berjalan, mudah-mudahan tetap menggeliat," katanya.

 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024