Solo (ANTARA) - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta berupaya mengamankan anggaran pakan satwa hingga tahun depan menyusul masa pandemi COVID-19 yang belum berakhir sehingga berdampak pada penutupan sementara kunjungan lembaga konservasi tersebut.
"Untuk anggaran sampai detik ini, aman. Kami sudah koordinasi dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka untuk pengamanannya," kata Direktur Utama TSTJ Surakarta Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Kamis.
Bahkan, pihaknya juga berupaya mencari solusi dan mengantisipasi risiko jika kondisi pandemi masih berlangsung hingga 2022.
Baca juga: Taman Jurug Surakarta kampanyekan program adopsi satwa
Baca juga: Taman Satwa Taru Jurug Solo tetap beroperasi selama PPKM darurat
Menurut dia, Pemkot Surakarta sudah mengucurkan anggaran atau bantuan melalui program Bantuan Belanja Tidak Terduga.
"Untuk kebutuhan mulai Februari hingga Mei kurang lebih Rp760 juta, sedangkan pada bulan Juni—Juli kami masih mampu menutupi kebutuhan karena beberapa waktu lalu sempat beroperasi normal," katanya.
Bimo Wahyu mengatakan bahwa pelonggaran usia kunjungan yang sempat dilakukan pada bulan Juni lalu berdampak positif bagi pemasukan TSTJ. Bahkan, dari pemasukan tersebut, pihaknya mampu menutup biaya kebutuhan pakan pada bulan Mei—Juli.
"Kalau untuk kebutuhan pada bulan Agustus kami kembali berkoordinasi dengan pemkot, bagaimana tetap eksis sampai tahun 2022," katanya.
Ia menyebutkan saat ini jumlah satwa yang menjadi koleksi di lembaga konservasi sekaligus objek wisata tersebut sebanyak 405 ekor.
Mengenai operasional pada masa PPKM darurat, menurut dia sejauh ini tidak ada persoalan.
"Kami sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini, bahkan pada tahun lalu saja kami tutup sampai 3 bulan. Kalau selama PPKM darurat ini 'kan sejak 3 sampai 20 Juli. Kalau ini diperpanjang, ya, mau tidak mau harus menerima dan siap menjalankan," ujarnya.
Pada prinsipnya, lanjut dia, ada PPKM darurat maupun tidak, TSTJ hanya tidak menerima tamu atau pengunjung. Kalau sebagai lembaga konservasi, pihaknya buka terus,.
"Justru ini menjadi tantangan kami," ucapnya.
"Untuk anggaran sampai detik ini, aman. Kami sudah koordinasi dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka untuk pengamanannya," kata Direktur Utama TSTJ Surakarta Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Kamis.
Bahkan, pihaknya juga berupaya mencari solusi dan mengantisipasi risiko jika kondisi pandemi masih berlangsung hingga 2022.
Baca juga: Taman Jurug Surakarta kampanyekan program adopsi satwa
Baca juga: Taman Satwa Taru Jurug Solo tetap beroperasi selama PPKM darurat
Menurut dia, Pemkot Surakarta sudah mengucurkan anggaran atau bantuan melalui program Bantuan Belanja Tidak Terduga.
"Untuk kebutuhan mulai Februari hingga Mei kurang lebih Rp760 juta, sedangkan pada bulan Juni—Juli kami masih mampu menutupi kebutuhan karena beberapa waktu lalu sempat beroperasi normal," katanya.
Bimo Wahyu mengatakan bahwa pelonggaran usia kunjungan yang sempat dilakukan pada bulan Juni lalu berdampak positif bagi pemasukan TSTJ. Bahkan, dari pemasukan tersebut, pihaknya mampu menutup biaya kebutuhan pakan pada bulan Mei—Juli.
"Kalau untuk kebutuhan pada bulan Agustus kami kembali berkoordinasi dengan pemkot, bagaimana tetap eksis sampai tahun 2022," katanya.
Ia menyebutkan saat ini jumlah satwa yang menjadi koleksi di lembaga konservasi sekaligus objek wisata tersebut sebanyak 405 ekor.
Mengenai operasional pada masa PPKM darurat, menurut dia sejauh ini tidak ada persoalan.
"Kami sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini, bahkan pada tahun lalu saja kami tutup sampai 3 bulan. Kalau selama PPKM darurat ini 'kan sejak 3 sampai 20 Juli. Kalau ini diperpanjang, ya, mau tidak mau harus menerima dan siap menjalankan," ujarnya.
Pada prinsipnya, lanjut dia, ada PPKM darurat maupun tidak, TSTJ hanya tidak menerima tamu atau pengunjung. Kalau sebagai lembaga konservasi, pihaknya buka terus,.
"Justru ini menjadi tantangan kami," ucapnya.