Solo (ANTARA) - Perum Bulog berharap penyerapan dan penyaluran beras kepada masyarakat berjalan seimbang untuk menghindari penurunan kualitas komoditas tersebut akibat tersimpan di gudang terlalu lama.

"Penugasan penyerapan seharusnya diimbangi dengan penugasan penyalurannya agar hulu dan hilirnya seimbang," kata Wakil Kepala Bulog Surakarta Nanang Haryanto di Solo, Selasa.

Ia mengatakan hingga Senin (28/6) ketersediaan beras di gudang Bulog Surakarta sebanyak 17.550 ton, sedangkan secara nasional stok beras yang dimiliki Bulog hampir mencapai 1,5 juta ton. Sejauh ini pihaknya masih terus melakukan penyerapan sekitar 20-50 ton/hari di kawasan Soloraya.

Dengan angka penyerapan tersebut, dikatakannya, untuk realisasi penyerapan beras Bulog di Kantor Cabang Surakarta sejak awal tahun hingga saat ini mencapai 24,2 persen atau setara dengan 11.800 ton dari target 48.000 ton.

"Secara penugasan sudah mencukupi tetapi terjadi ketidakseimbangan antara penyerapan dengan penyaluran. Apalagi saat ini tidak ada kegiatan operasi pasar atau ketersediaan pasokan harga dan stabilisasi," katanya.

Ia mengatakan jika penyerapan terus dilakukan maka stok akan terus mengalami penambahan dan jika tidak ada penyaluran maka dimungkinkan kualitas beras akan menurun.

"Kalau sejauh ini kualitasnya masih baik, stok kami terakhir pada penyerapan tahun 2020 dan ini belum keluar. Untuk memastikan kualitas bertahan baik kami rutin merawat, pencegahan terhadap hama, sanitasi seperti apa. Bisa diolah kembali, dimasukkan ke mesin lagi, hasilnya bagus lagi," katanya.

Baca juga: Penyerapan beras Bulog Kedu baru capai 3.500 ton

Sementara itu, ujar dia, upaya yang dilakukan Bulog dari sisi hilir adalah melakukan penjualan di toko-toko beras yang ada di pasar.

"Di toko-toko kami titipkan, termasuk di Toko Pangan Kita. Kalau OP kualitas medium, sedangkan untuk penyaluran beras kualitas premium di toko-toko," katanya.

Menurut dia, saat ini yang bertepatan dengan masa panen di sejumlah daerah, permintaan beras melalui toko mitra kerja Bulog mengalami penurunan. Pihaknya mencatat dalam satu bulan penyaluran beras melalui toko-toko tersebut hanya di kisaran 500 ton.

"Karena harga beras di pasaran masih terjangkau oleh masyarakat. Sedangkan di MT (masa tanam) III di kisaran bulan September-Januari biasanya ada kenaikan permintaan, kami bisa menyalurkan sekitar 1.000-2.000 ton/bulan," katanya.

Baca juga: Bulog Pekalongan targetkan penyerapan 96.000 ton beras
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024