Magelang (ANTARA) - Penyerapan beras Perum Bulog Sub Divisi Regional Kedu, Jawa Tengah, hingga Mei 2019 mencapai sekitar 3.500 ton yang tersebar di sejumlah gudang di wilayah Kedu meliputi Kabupaten Magelang, Purworejo, Kebumen, Temanggung, Wonosobo, dan Kota Magelang.
Kepala Bulog Subdivre Kedu Nani Yulianti di Temanggung, Senin, mengatakan Bulog Kedu terus melakukan penyerapan beras petani dan sampai sekarang mencapai sekitar 3.500 ton dari target 29.000 ton pada 2019.
Menurut dia, penyerapan beras jenis medium, sebenarnya sekarang ini relatif sepi karena habis panen pada Maret-April 2019.
"Namun, sekarang kami masih bisa melakukan penyerapan karena di wilayah Kebumen warga cenderung menyimpan gabah waktu panen dan sekarang mungkin karena mau Lebaran dan anak masuk sekolah, mereka melakukan penjualan dan kami melakukan penyerapan," katanya.
Ia menyebutkan harga pengadaan Rp8.030 per kilogram, sedangkan berdasarkan Inpresnya Rp7.300 per kilogram kemudian ada fleksibilitas harga 10 persen.
Ia menyampaikan target penyerapan tahun ini turun dari tahun lalu karena dulu ada bansos rastra.
"Jadi pertimbangannya tidak ada bansos rastra beralih ke bantuan pangan nontunai (BPNT) jadi ada penurunan target penyerapan," katanya.
Menurut dia penyerapan beras pada masa panen kemarin relatif sedikit karena di Kebumen dan Purworejo ada bencana banjir dan angin kencang sehingga banyak padi yang roboh dan terendam air. Artinya ada gagal panen, hasilnya tidak maksimal seperti tahun lalu.
Ia mengatakan penyerapan beras saat ini untuk cadangan beras pemerintah, nanti kalau ada kenaikan harga untuk melakukan operasi pasar (OP).
"Ketersediaan pasokan dan stabilitas harga (KPSA) sekarang sepanjang tahun, artinya kita diberi kewenangan kalau memang harga di pasaran naik kami jual dengan harga Rp8.100/kilogram ambil di gudang dan penyaluran beras kalau ada bencana alam," katanya.
Kepala Bulog Subdivre Kedu Nani Yulianti di Temanggung, Senin, mengatakan Bulog Kedu terus melakukan penyerapan beras petani dan sampai sekarang mencapai sekitar 3.500 ton dari target 29.000 ton pada 2019.
Menurut dia, penyerapan beras jenis medium, sebenarnya sekarang ini relatif sepi karena habis panen pada Maret-April 2019.
"Namun, sekarang kami masih bisa melakukan penyerapan karena di wilayah Kebumen warga cenderung menyimpan gabah waktu panen dan sekarang mungkin karena mau Lebaran dan anak masuk sekolah, mereka melakukan penjualan dan kami melakukan penyerapan," katanya.
Ia menyebutkan harga pengadaan Rp8.030 per kilogram, sedangkan berdasarkan Inpresnya Rp7.300 per kilogram kemudian ada fleksibilitas harga 10 persen.
Ia menyampaikan target penyerapan tahun ini turun dari tahun lalu karena dulu ada bansos rastra.
"Jadi pertimbangannya tidak ada bansos rastra beralih ke bantuan pangan nontunai (BPNT) jadi ada penurunan target penyerapan," katanya.
Menurut dia penyerapan beras pada masa panen kemarin relatif sedikit karena di Kebumen dan Purworejo ada bencana banjir dan angin kencang sehingga banyak padi yang roboh dan terendam air. Artinya ada gagal panen, hasilnya tidak maksimal seperti tahun lalu.
Ia mengatakan penyerapan beras saat ini untuk cadangan beras pemerintah, nanti kalau ada kenaikan harga untuk melakukan operasi pasar (OP).
"Ketersediaan pasokan dan stabilitas harga (KPSA) sekarang sepanjang tahun, artinya kita diberi kewenangan kalau memang harga di pasaran naik kami jual dengan harga Rp8.100/kilogram ambil di gudang dan penyaluran beras kalau ada bencana alam," katanya.